PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perkembangan belajar peserta didik
yang
Dibina oleh Nur Widodo
Dibuat Oleh :
Kelompok 1:
Ø Fithri
Wening Sasmita (201210070311163)
Ø Mochammad
Luqman Hakim (201210070311134)
Ø Fennalia
Putri S (201210070311172)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
OKTOBER 2012
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Perkembangan Belajar Peserta
Didik”..
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan
itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita sekalian.
Malang, 26 Oktober 2012
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Dan Pertumbuhan Peserta
Didik
B. Fungsi Dan Tugas Guru Yang Berkaitan Dengan Peserta Didik
C. Tujuan Mempelajari Peserta Didik
D. Prinsip-Prinsip Pertumbuhan Dan
Perkembangan Peserta Didik
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK
A. Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu proses yang terjadi selama manusia hidup. Studi mengenai perkembangan seseorang tidak lagi seperti dahulu yang berhenti pada waktu seseorang mencapai kedewasaannya, melainkan berlangsung terus menerus dan mulai konsepsi hingga orang itu mati. Pembentukan pada masa dini ini akan bersifat tetap dan mempengaruhi sifat penyesuaian fisik, psikologis dan sosial pada masa-masa yang kemudian. Hal ini pula menyebabkan mengapa perlakuan terhadap anak pada masa dini ini harus sedemikian rupa sehingga dapat mengarah kepada penyesuaian sosial dan penyesuaian pribadi yang baik pada masa yang akan datang.
Dapat dibuktikan bahwa perkembangan
kognisi dan kecerdasan anak ditentukan pula pada masa yang sangat awal ini,
bahkan pada masa pranatalnya. Jika pengertian ini nantinya dapat dipadukan
dengan program-program pemeliharaan anak-anak Balita, tentu akan merupakan
paduan usaha yang sangat baik. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
pendidikan memiliki nuansa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain,
sehingga banyak bermunculan pemikiran – pemikiran yang dianggap sebagai
penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Karenanya
banyak teori yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya
berbagai aliran dan referensi mengenai pendidikan. Oleh karena itu kami membuat makalah
yang berjudul “Perkembangan Belajar Peserta Didik”.
B. Rumusan masalah
1.
Apa pengertian perkembangan dan pertumbuhan peserta didik ?
2.
Bagaimana fungsi dan tugas
guru yang berkaitan dengan peserta didik ?
3.
Apa tujuan mempelajari peserta didik ?
4.
Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan
peserta didik ?
5. Bagaimana prinsip-prinsip
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
apakah arti perkembangan dan pertumbuhan
peserta didik .
2. Untuk mengetahui fungsi dan
tugas guru yang berkaitan dengan peserta
didik.
3. Untuk mengetahui apakah tujuan
mempelajari peserta didik.
4.
Untuk mengetahui
apakah faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan peserta didik .
5.
Untuk mengetahui bagaimana prinsip-prinsip pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan
Dan Pertumbuhan Peserta Didik
· Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada
segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu
yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep
pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan
kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang terkandung dalam
istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan
latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola
sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha
individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba
masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan
perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional
atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan
perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah
menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang
bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat
evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek fisik
dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena dapat
dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan
tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang
relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas
tertentu.
· Perkembangan diartikan sebagai
perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Perkembangan
juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturation),
dan belajar (learning) serta latihan (training)..
Perkembangan
individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau
berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati
dan diukur dengan mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh
perkembangan proses berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain.
B.
Fungsi
Dan Tugas Guru Yang Berkaitan Dengan
Peserta Didik
Menurut
Undang Undang No. 20 Tahun 2003 dan Undang Undang No. 14 Tahun 2005 peran guru
adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan
pengevaluasi dari peserta didik.
Peranan
guru dalam kegiatan belajar mengajar dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Fasilitator
1. Fasilitator
Sebagai
fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan
kemudahan kegiatan belajar mengajar.
2.
Motivator
Sebagai
motivator guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif
belajar
3.
Informator
Sebagai
informator guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang
diprogramkan dalam kurikulum.
4.
Pembimbing
Peran
guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran yang telah disebutkan di atas
adalah sebagai pembimbing
5.
Korektor
Sebagai
korektor guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan buruk
6.
Inspirator
Sebagai
inspirator guru harus dapat membedakan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik
7.
Organisator
Sebagai
organisator adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan oleh guru dalam
bidang ini memiliki kegiatan pengelolaan kegiataan akademik dan lain
sebagainya.
8.
Inisator
Sebagai
inisiator guru harus dapat menjadi pencetur ide-ide kemajuan dan pendidikan
dalam pengajaran
9.
Demonstrator
Dalam interaksi edukatif, tidak
semua bahan pelajaran anak didik pahami
10. Pengelolaan kelas
Guru
hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik karena kelas adalah tempat
terhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelaaran dari
guru.
11. Mediator
Guru
hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya baik media non material maupun
material.
12. Supervisor
Guru
hendaknya dapat membantu memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses
pengajaran.
13. Evaluator
Guru dituntut untuk menjadi
evaluator yang baik dan jujur dengan memerikan penilaian yang menyentuh aspek
intrinsik dan ekstrinsik.
Fungsi dan tugas guru antara lain :
a. Mengontrol perilaku peserta didiknya
,khususnya di lingkup formal /sekolah
b. Secara eksklusif mempunyai pemahaman
tentang pengajaran kepada peserta didik
c. Guru sendiri harus
mengambil tanggung jawab lebih
untuk mengendalikan praktek
mengajar
d. Memperluas
pengetahuan pemahaman peserta didiknya
e. Harus
lebih menekankan inovasi dalam pelayanan pendidikan
Sumber:
the organization and control of American school 4th
C.
Tujuan
Mempelajari Peserta Didik
1. Agar mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik
2. Dapat merespon perilaku peserta didik secara tepat.
3. Membantu mengenali adanya penyimpangan yang terjadi pada diri peserta didik.
4. Untuk memahami diri sendiri sehingga dapat berperilaku secara tepat.
1. Agar mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik
2. Dapat merespon perilaku peserta didik secara tepat.
3. Membantu mengenali adanya penyimpangan yang terjadi pada diri peserta didik.
4. Untuk memahami diri sendiri sehingga dapat berperilaku secara tepat.
Alasan perlunya mempelajari perkembangan peserta didik:
1. Masa perkembangan yang cepat : masa anak
akan terjadi perkembangan yang cepat
2. Pengaruh yang lama : pengaruh yang
pengalaman yang di berikan anak akan terlihat dalam jangka panjang
3. Proses yang kompleks: memerlukan proses yang
lama dalam bentuk pemahaman yang tepat
4. Nilai yang di harapkan: nilai yang di pahami
dalam terintegrasi dirinya sendiri
5. Masalah yang menarik: anak merupakan mahluk
yang menarik
D. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
1. Faktor Internal
Yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang
meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan
dirinya sendiri.
a) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor
fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani.
Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar
seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif
terhadap kegiatan belajar individu. Sebalikrtya, kondisi fisik yang lemah atau
sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
b) Faktor Psikologis
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan
Intelegensi setiap orang itu berbeda. Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak
hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang
berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh
karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan
pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dan
kecerdasan dalam perkembangan sosial anak.
2. Faktor
Eksternal
Yaitu hal
– hal yang datang atau ada diluar diri siswa/peserta didik yang meliputi
lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut
dengan lingkungan.
1)
Lingkungan sosial
1. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi
lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa.
Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan
teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum
dimilikinya.
2. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini
sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua,
demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi
dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga,
orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan
aktivitas belajar dengan baik.
3. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru,
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang
siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi
siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan
guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau
peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak
memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
2)
Lingkungan nonsosial.
a.
Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu
lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan
faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila
kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
b.
Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah,
alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahragd dan lain sebagainya.
Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah,
buku panduan, silabi, dan lain sebagainya.
E. Prinsip-Prinsip Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik
Prinsip-prinsip perkembangan perserta didik, terdiri dari
beberapa komponen yakni: kaitan perkembangan dengan perubahan, bandingan
perubahan awal dengan perubahan selanjutnya, hubungan perkembangan dengan
proses kematangan dan belajar, karakteristik dan urutan pola perkembangan,
perbedaan individu dalam perkembangan, karakteristik setiap periode
perkembangan, harapan sosial pada setiap periode perkembangan dan bahaya-bahaya
potensial yang dikandungnya, dan variasi kebahagian pada berbagai periode
perkembangan.
PRINSIP 1 : Perkembangan Melibatkan Perubahan.
Berkembang berarti mengalami perubahan, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan secara kuantitatif disebut juga
pertumbuhan. Pada pertumbuhan ada peningkatan ukuran maupun struktur atau
proporsi tubuh. Perubahan secara kualitatif ditandai dengan adanya perubahan
fungsi yang bersifat progresif / maju dan terarah . perubahan dalam
perkembangan terjadi karena adanya dorongan dalam diri individu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk merealisasikan /
mengaktualisasikan dirinya. Selain itu terjadi perubahan dalam bentuk
penambahan ukuran dan proporsi, terjadi juga gejala hilangnya ciri-ciri lama
dan munculnya ciri-ciri baru.
Contoh : misalnya jika anda mengalami rambut rontok, maka
akan tumbuh rambut baru, kemampuan bahasa anak berubah dari sekedar menangis
hingga mampu berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain.
PRINSIP 2 : Perkembangan Awal Lebih Kritis daripada Perkembangan Selanjutnya.
Saat anak berusia 0 – 5 tahun merupakan saat yang kritis
bagi perkembangan selanjutnya. Perkembangan awal kehidupan merupakan landasan
bagi pembentukan dasar – dasar kepribadian seseorang. Prilaku yang terbentuk
cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap prilaku anak sepanjang hidupnya. Pada
saat ini juga terbentuk kepercayaan dasar yang sangat penting dan berpengaruh
terhadap perkembangan kepribadian anak selanjutnya. Sikap dan perilaku anak
yang terbentuk pada tahun-tahun awal kehidupan cenderung bertahan atau menetap
dan mewarnai kepribadian dan sikap prilaku anak dalam berinteraksi dengan diri
dan lingkungan selanjutnya. Sikap dan perilaku yang terbentuk agak sulit
diubah, meskipun tidak berarti tidak dapat berubah sama sekali. Akan tetapi,
pengubahan sikap dan perilaku tersebut memerlukan motivasi dan usaha keras dari
orang yang bersangkutan untuk mau berubah dan memperbaiki perilaku kebiasaan
yang kurang baik.
PRINSIP 3 : Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar.
Menurut teori Konvergensi yang dikemukakan oleh Stern,
perkembangan seseorang merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Menurut
teori Naturalisme perkembangan seseorang terutama ditentukan oleh faktor alam,
bakat pembawaan, keturunan, termasuk didalamnya kematangan seseorang. Sementara
itu, teori Empirisme berpendapat bahwa perkembangan seseorang terutama
ditentukan oleh faktor lingkungan tempat anak itu berada dan tumbuh – kembang,
termasuk didalamnya lingkungan keluarga, sekolah, dan belajar anak.
Kenyataannya, faktor pembawaan maupun lingkungan saling mempengaruhi dalam
perkembangan seseorang. Kedua faktor tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan dalam perkembangan seseorang.
Contoh : perkembangan bakat atau kemampuan seorang anak yang berbakat di bidang tari tidak akan optimal apabila tidak mendapat kesempatan belajar tari. Jadi, potensi anak yang sudah ada atau dibawa sejak lahir akan berkembang optimal apabila lingkungan mendukungnya. Dukungan itu diantaranya dengan penyediaan sarana prasarana serta kesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi dirinya.
PRINSIP 4 : Perkembangan Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat diramalkan.
Perubahan akibat perkembangan yang terjadi pada seseorang
mengikuti pola urut tertentu yang sama. Perkembangan fisik dan psikis bayi,
misalnya mengikuti arah anggota tubuh. Serta menyebar keseluruh tubuh. Demikian
juga pada perkembangan pola anak belajar berjalan. Sebelumnya, anak mampu duduk
lebih dahulu, berdiri, baru dapat berjalan. Urutan pola ini tetap pada setiap
anak, hanya berbeda dalam kecepatan yang dibutuhkan setiap anak.
PRINSIP 5 : Pola Perkembangan Memiliki Karakteristik Tertentu.
Pola perkembangan, selain mengikuti pola tertentu yang dapat
diramalkan, juga terdapat pola-pola perkembangan karakteristik tertentu.
Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju yang lebih khusus.
Perkembangan pun berlangsung secara berkesinambungan. Hal ini berarti,
perkembangan aspek sebelumnya akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
Demikian pula ada korelasi dalam perkembangan, artinya pada waktu perkembangan
fisik berlangsung dengan cepat maka terjadi pula perkembangan aspek- aspek
lainnya. Kondisi yang mempengaruhi pola perkembangan ada yang bersifat permanen/
tetap seperti sebelum dan saat kelahiran. Tetapi ada pula yang bersifat
temporer seperti kondisi lingkungan.
PRINSIP 6 :Terdapat Perbedaan Individu dalam Perkembangan.
Dalam perkembangan seseorang selain terdapat pla-pola umum
yang sama terdapat pula perbedaan pada hal-hal yang khusus. Adanya perbedaan
individu dalam perkembangan disebabkan setiap anak adalah individu yang unik,
yang satu sama lain berbeda, kendati anak kembar. Perbedaan individu ini
disebabkan oleh factor internal seperti sex atau jenis kelamin, factor
keturunan, juga factor eksternal seperti factor gizi, pengaruh social budaya, dll. Perbedaan perkembangan
juga terjadi dalam kecepatan dan cara berkembang.
Dengan mengetahui adanya perbedaan individu, maka kita tidak
dapat berharap semua anak pada usia tertentu akan memiliki kemapuan
perkembangan yang sama. Oleh karena itu, kita tidak dapat memperlakukan semua
anak dengan cara yang sama. Pendidikan anak harus bersifat perseorangan,
maksudnya pendidikan dirancang dan dilaksanakan dengan memperhatikan perbedaan,
kondisi, bakat dan kemampuan serta kelemahan setia individu anak. Dengan
demikian diharapakan setiap anak, dapat berkembang optimal sesuai dengan
potensi dirinya.
PRINSIP 7 : Setiap Periode Perkembangan Memiliki Karakteristik Khusus.
Setiap anak atau peserta didik merupakan indivudu yang
berbeda yang harus diperlakuakan berbeda secara individual. Pada perkembangan
secara keseluruhan dan juga pada periode atau tahapan perkembangan dalam
kehidupan seseorang, terdapat pola-pola umum. Dengan memperhatikan
karakteristik khusus, pada setiap periode atau tahapan perkembangan, maka
diharapkan kita mendapat gambaran mengenai apa yang akan terjadi sehingga dapat
menyikapinya dengan tepat dan membantu perkembangan anak secara optimal.
Para ahli mengemukakan berbagai macam pembagian periode atau
tahap perkembangan yang berbeda-beda. Salah satu pembagian periode perkembangan
yang dikemukakan oleh Hurlock adalah periode pralahir, periode bayi, periode
anak (awal dan akhir), periode remaja (awal dan akhir), serta periode dewasa
(dewasa dini, usia madia dan usia lanjut).
Peralihan periode perkembangan sebelumnya ke periode
berikutny ditandai oleh gejala keseimbangan dan ketidak seimbangan yang terjadi
pada setiap individu. Apabila individu telah mampu mengadakan penyesuaian
dirinya dengan perkembangan yang terjadi maka terciptalah suatu keseimbangan
(equilibrium). Selajutnya, individuberupaya melepaskan diri dari ketergantungan
dengan lingkungan atau keadaan sebelumnya untuk mencari sesuatu yang lebih baru
sehingga terjadi keadaan ketidak seimbangan (disequilibrium). Hal ini terjadi
secara berkelanjutan dalam perkembangan kehidupan sesesorang.
PRINSIP 8 : Terhadap Harapan Sosial pada Setiap Periode Perkembangan.
Pada setiap periode perkembangan juga terdapat harapan
sosial, yang oleh Havighurst disebut tugas perkembangan (development task).
Mengingat pentingnya peran tugas perkembangan pada setiap periode perkembangan,
maka akan dibahas secara tersendiri khususnya tugas perkembangan pada periode anak
usia SD/MI (6-12 tahun). Peserta didik yang mengalami keberhasilan dalam
menyelesaikan tugas perkembangannya akan mengalami rasa bahagia. Sebaliknya,
peserta didik yang mengalami kegagalan atau kekurang berhasilan dalam
menyelesaikan tugas perkembangannya, akan merasa kurang bahagia sehingga dapat
menghambat perkembangan selanjutnya.
PRINSIP 9 : Setiap Perkembangan Mengandung Bahaya Potensial/ Resiko.
Bahaya potensial atau resiko yang terjadi karena peralihan
antarperiode perkembangan yakni, dari periode perkembangan sebelumnya ke
periode perkembangan selanjutnya, terjadi kedaan ketidak seimbangan dan adanya
tututan social terhadap perserta didik yang sedang berkembang. Bahay potensial
tersebut dapat berasal dari individu, baik secara fisik atau psikis, juga
terdapat distimulasi dari luar sehubungan dengan masalah-masalah penyesuaian
akibat keadaan ketidak seimbangan tututan sosial untuk menyelesaikan tugas
perkembangan itu tersebut. Dengan menyadari adanya bahaya potensial atau resiko
pada setiap periode perkembangan, kita perlu bersikap bijaksana dalam
menghadapi gejolak prilaku peserta didik. Hal ini akan dapat mencegah atau
meminimal dampak negatif akibat perkembangan setiap periode pada diri mereka.
PRINSIP 10 : Kebahagian bervariasi pada Berbagai Periode Perkembangan.
Kebahagiaan dalam perkembangan sangat bervariasi karena
sifatnya subjektif. Rasa kebahagiaan itu dipersepsi dan dirasakan setiap orang
dengan cara yang sangat bervariasi. Akan tetapi, banyak orang berpendapat
bahwa, masa anak merupakan periode yang membahagiakan dibandingkan dengan
periode-periode lainnya.
Kebahagiaan pada masa kecil memegang peranan penting dalam
perkembanagn seseorang karena menjadi modal dasar bagi kesuksesan perkembangan
dan kehidupan selanjutnya. Anak yang bahagia tercermin pada sosok dan
prilakunya. Biasanya mereka sehat dan energy. Oleh karena itu, pada masa
perkembangan, guru maupun orang tua perlu membekali anak dengan motivasiyang
kuat, menyalurkan energy anak pada kegiatan-kegiatan bermanfaat, melatih mereka
menghadapi dan menerima keadaan ketidakseimbangan dan situasi sulit dengan
lebih tenang dan tidak panik, serta mendorong mereka untuk membina hubungan
sosial secar sehat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah
secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada
suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau
individu.
Perkembangan diartikan sebagai
perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik.
Tujuan mempelajari peserta didik antara lain : agar mempunyai ekspektasi yang nyata
tentang peserta didik, dapat merespon perilaku peserta didik secara tepat, membantu
mengenali adanya penyimpangan yang terjadi pada diri peserta didik, untuk memahami diri sendiri sehingga dapat
berperilaku secara tepat.
Faktor Internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang
meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan
dirinya sendiri.
Faktor Eksternal yaitu hal – hal yang datang atau ada diluar diri
siswa/peserta didik yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan
pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan.
Prinsip-prinsip pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik antara
lain : perkembangan melibatkan perubahan, perkembangan awal lebih kritis daripada
perkembangan selanjutnya, perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan
belajar, perkembangan mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan. pola
perkembangan memiliki karakteristik tertentu, terdapat perbedaan individu dalam
perkembangan, setiap periode perkembangan memiliki karakteristik khusus, terhadap
harapan sosial pada setiap periode perkembangan, setiap perkembangan mengandung
bahaya potensial/ resiko, kebahagian bervariasi pada berbagai periode
perkembangan.
B. Saran
Sebagai calon guru atau pendidik dan pembimbing,
hendaknya kita bisa mengetahui apa
arti perkembangan dan pertumbuhan peserta didik, bagaimana cara kita
mempelajari peserta didik, faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan pada peserta didik, serta apa saja prinsip-prinsip
yang harus ditekankan untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan peserta
didik lebih dalam lagi dan dikembangkan agar kita dapat mengatasi masalah-masalah
yang mungkin akan timbul pada saat proses belajar mengajar/pembelajaran baik di
dalam ruang lingkup pendidikan formal maupun nonformal.
DAFTAR PUSTAKA
Marsudi, Saring, dkk. 2008. Perkembangan
Peserta Didik. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hidayah, Dhini Ferry. 2010.
“Perkembangan Peserta Didik”. Makalah. Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.
Sofa. 2008. “Hakikat Pertumbuhan dan
Perkembangan Peserta Didik” (online), (http://massofa.wordpress.com/2008/04/25/hakikat-pertumbuhan-dan-perkembangan-peserta-didik,).
Ralqis. 2009. “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan” (online), (http://www.duniaremaja.org/t154-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar