ASPEK PERKEMBANGAN
KOGNITIF PESERTA DIDIK
Oleh :
Atier
Al Wifaq 201210070311137
Nurul
Hidayati 201210070311149
Nayla
Berliana Nugrahandhini 201210070311171
MATERI
A. Pengertian Perkembangan Kognitif
Serupa dengan aspek-aspek
perkembangan yang lainnya, kemampuan kognitif anak mengalami perkembangan tahap
demi tahap. Secara sederhana, pada buku karangan (Desmita, 2009) dijelaskan
kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih
kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah.
Menurut Mayers (1996), “cognition refers to
all the mental activities associated with thinking, and remembering”
Pengertian yang hampir serupa dengan pengertian yang diberikan oleh Margaret W.
Matlin (1994), yaitu: “cognition, or mental activity, involves the
acquisition, storage, retrieval, and use of knowledge.”
Beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat
perkembangan kognitif anak menurut piaget, antara lain :
1.
Anak adalah pembelajar yang aktif.
Dalam memehami dunia
mereka sacara aktif, anak menggunakan “schema”(skema) seperti yang disebutkan
oleh Piaget, yaitu konsep-konsep atau kerangka yang ada dalam pikiran anak yang
digunakan untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi.
2.
Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari
pengalamannya.
Anak-anak itu tidak hanya
mengumpulkan semua yang mereka pelajari dari fakta-fakta yang terpisah menjadi
suatu kesatuan. Sebaliknya anak memberikan
gambaran khusus untuk membangun suatu pandangan menyeluruh tentang dunia
dan kehidupan sehari-hari.
3.
Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses
asimilasi dan akomodasi.
Ketika anak menggunakan
dan beradaptasi terhadap skema yang mereka buat, ada dua proses yang
bertanggung jawab yaitu assimilation dan akomodasi. Asimilasi terjadi apabila seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam
pengetahuan yang sudah ada, yaitu anak mengasimilasikan lingkungan kedalam
suatu skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi
baru, yaitu anak menyesuaikan skema yang dimilikinya dengan lingkungannya.
4.
Proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah
bentuk-bentuk pemikiran yang lebih komplek.
Menurut Piaget, ketika anak melalui proses penyesuaian
asimilasi dan akomodasi system kognisi anak berkembang dari satu tahap ke tahap
yang selanjutnya, sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium, yaitu
keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya dilingkungan.
B. Proses Perkembangan Kognitif
Ada dua alternative proses
perkembangan kognitif yaitu pada teori dan tahap-tahap perkembangan yang
dikemukakan oleh Piaget dan proses perkembangan kognitif oleh para pakar
psikologi pemprosesan informasi.
1.
Teori Perkembangan Kognitif Piaget.
Menurut teori Piaget,
setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru di lahirkan sampai
mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif, yaitu:
a.
Tahap Sensori-Motorik (usia 0 sampai 2 tahun)
Dalam postingnya, (Arya, 2010) ”Piaget berpendapat bahwa dalam perkembangan
kognitif selama stadium sensori motorik ini, inteligensi anak baru nampak dalam
bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi simulasi sensorik. Dalam stadium ini
yang penting adalah tindakan konkrit dan bukan tindakan imaginer atau hanya
dibayangan saja.” Pada proses ini Piaget menamakan proses desentrasi, artinya
anak dapat memandang dirinya sendiri dan lingkungan sebagai dua entitas yang
berbeda.
b.
Tahap Pra-Operasional (usia 2 sampai 7 tahun)
Pada tahap ini anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dari
berbagai gambar. Kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan
pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik
(Desmita, 2009). Begitu juga dari sumber posting
(Joesafira,2010) pada tahapan pra-operasional menurut piaget ada beberapa cirri
antara lain :
1.
Berpikir pra-operasional masih sangat egosentris. Anak
belum mampu (secara perseptual, emosional-motivational, dan konsepsual) untuk
mengambil perspektif orang lain.
2.
Cara berpikir pra-operasional sangat memusat
(centralized). Bila anak dikonfrontasi dengan situasi yang multi-dimensional,
maka ia akan memusatkan perhatiannya hanya pada satu dimensi saja dan
mengabaikan dimensi-dimensi yang lain dan akhirnya juga mengabaikan hubungannya
antara dimensi-dimensi ini.
3.
Berpikir pra-operasional adalah tidak dapat dibalik
(irreversable). Anak belum mampu untuk meniadakan suatu tindakan dengan
memikirkan tindakan tersebut dalam arah yang sebaliknya.
4.
Berpikir pra-operasional adalah terarah statis.
5.
Berpikir pra-operasional adalah transductive
(pemikiran yang meloncat-loncat). Tidak dapat melakukan pekerjaan secara
berurutan.
6.
Berpikir pra-operasional adalah imaginatif, yaitu
menempatkan suatu objek tidak berdasarkan realitas tetapi hanya yang ada dalam
pikirannya saja.
2.
Tahap Konkret-operasional (usia 7 sampai 11
tahun)
Ditahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa
yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang
berbeda (Desmita, 2009).
3.
Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun sampai
dewasa)
Ditahap ini remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan
lebih idealistik. Dalam blog (Joesafira, 2010) tahap operasional
formal mencakup dua hal, yaitu :
1)
Sifat deduktif-hipotesis
2)
Berpikir operasional formal juga berfikir
kombinatoris.
4.
Teori Pemprosesan Informasi.
Pada teori Piaget perkembangan kognitif digambarkan dengan berbagai tahap
tetapi, para pakar psikologi pemprosesan informasi lebih menekankan pentingnya
proses-proses kognitif atau menganalisis perkembangan keterampilan kognitif,
seperti perhatian, memori, metakofnisi dan strategi kognitif.
Setidaknya ada tiga dasar asumsi umum teori pemprosesan informasi (Zigler
& Stevenson, 1993) dalam buku Desmita(2009:116) yaitu :
a. Pikiran dipandang sebagai suatu system penyimpanan dan pengembalian
informasi.
b. Individu-individu memproses
informasi dari lingkungan.
c. Terdapat keterbatasan pada
kapasitas untuk memproses informasi dari seorang individu.
C. Karakteristik Perkembangan Kognitif
1.Usia Sekolah (Sekolah Dasar)
Berdasarkan pada teori kognitif piaget, pemikiran anak-anak usia sekolah
dasar masuk dalam tahap pemikiran kongkret-operasional, yaitu masa dimana
aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata atau pada berbagai
kejadian yang pernah dialaminya.
Pada masa ini anak telah
mengembangkan tiga macam proses yang disebut dengan operasi-operasi: negasi,
resiprokasi dan identitas.
a.Negasi
(negation)
b.Hubungan
timbal balik (resiprokasi)
c.Identitas
2.Remaja (SMP
dan SMA)
Pada masa
remaja, kemampuan anak sudah semakin berkembang hingga memasuki tahap pemikiran
operasional formal. Yaitu suatu tahap perkembangan kognitif yang dimulai pada
usia kira-kira 11 dan 12 tahun dan terus berlanjut sampai usia remaja
sampai masa dewasa (Lerner & Hustlsch, 1983) dalam (Desmita, 2009). Pada masa remaja, anak sudah mampu berfikir secara abstrak, menalar secara
logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang sudah tersedia.
D.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Dalam posting (Wiriana, 2008) pun dijelaskan tentang faktor yang
mempengaruhi perkembangan kognitif adalah:
1.Gaya pengasuhan.
Baumrind menekankan tiga tipe gaya pengasuhan yang dapat
mempengaruhi perkembangan kognitif, pada anak (Wiriana,
2008), yaitu :
a.Gaya pengasuhan Otoriter (authoritarian
parenting)
b.Gaya pengasuhan Otoritatif (authoritative
parenting)
c. Gaya pengasuhan Permisi (permissive
parenting)
Gaya pengasuhan permisi dibagi menjadi dua yaitu :
a. Pengasuhan permissive
indulgent
b. Pengasuhan permissive indifferent
2.
Pengaruh lingkungan.
Pengaruh lingkungan juga memberikan andil yang
cukup besar terhadap perkembangan kognitif anak. Lingkungan
dalam konteks ini adalah lingkungan di luar rumah atau keluarga. Lingkungan
pertama yang berpengaruh adalah sekolah, pengaruh teman sebaya (peers), status
sosial ekonomi, peran gender dalam keluarga, dan media masa.
Beberapa tips
untuk mengembangkan kemampuan kognitif pada anak (Wiriana, 2008), antara lain :
1. Asupan gizi
yang memadai dan disesuaikan dengan kebutuhan anak.
2. Melakukan beberapa latihan fisik dan relaksasi seperti, brain gym.
3. Keluarga sebagai fondasi bagi perkembangan anak ke depan hendaknya
mampu menciptakan suasana yang harmonis, hangat dan
penuh kasih sayang.
C.
Tanya-Jawab:
1. Fennalia
(201210070311172)
Bagaimana dengan orang yang mempunyai
perkemabangan kognitif yang lambat, maka orang tersebut dikelompokkan dalam
tahap apa ?
Kemudian bagaimana dengan orang yang telah
lanjut usia ?
2. Dani
(201210070311150)
Proses apa yang terjadi pada tahap
pra-operasional (2-7 th) ?
3. Dwi Ridho (201210070311153)
Masalah kognitif seringkali menjadi
masalah dalam pendidikan formal, bagaimana pandangan tentang hal tersebut dan
bagaimana pila pemecahannya ?
jawaban:
1. Menurut jawaban dari
kelompok ini mereka masih termasuk dalam anak-anak. Jadi kita tidak bisa
menuntut mereka untuk berbuat lebih.
Untuk orang yang lanjut
usia, maka perkembangannya menurun. Karena orang yang sudah tua maka memori dan
semua keadaannya menurun.
2. Pada tahap ini anak
mulai mempelajari dunia barunya dari gambar-gambar yang mereka lihat. Selain
dari gambar, anak mulai mempelajari dunianya dari simbol-yang mereka tangkap
dari penglihatannya.
Jawaban ini kemudian disempurnakan oleh
Bapak Nur Widodo:
Tahap pra-operasional adalah tahapan
motorik dan sensorik. Pada tahap ini anak masih belum bisa membuat konsep.
Kemudian dia melihat dunianya dengan kemampuan motorik dan sensorik, yaitu
dimulai dengan mereka mengenal bentuk-bentuk benda. Mereka juga mengembangkan
pikirannya dari warna-warna yang mereka lihat.
3. Jawaban menurut kelompok
ini adalah bahwa masalah akademik itu tergantung dari individu masing-masing.
Pada diri anak sendiri harus ada kemauan untuk maju dan berkembang. Dan kita
sebagai calon pendidik nantinya harus bisa mengawasi dan memonitor perkembangan
dari para peserta didik kita kelak.
Jawaban ini kemudian disemournakan kembali
oleh Bapak Nur Widodo. Menurut beliau, kognitif itu penting. Orang yang
mempunyai kemampuan kognitif yang bagus, maka kelak orang itu akan sukses.
Dalam dunia pendidikan sendiri sebagian besar lembaga pendidikan dominan lebih
menekankan pengembangan kognitif daripada yang lain. Maka dari itu kognitif
dikatakan penting.
D.
Kesimpulan:
·
perkembangan kognitif adalah salah satu aspek
perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu semua
proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya
·
Dalam pembahasan proses perkembangan kognitif, ada
dua alternative proses perkembangan kognitif yaitu pada teori dan tahap-tahap
perkembangan yang dikemukakan oleh Piaget dan proses perkembangan kognitif oleh
para pakar psikologi pemprosesan informasi.
Nama
Anggota Kelompok :
1.
Rahmatul Aini (201210070311156)
2.
Nuriza Rozaq Ma’rufah (201210070311152)
3.
Evie Fitriana (201210070311148)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar