MAKALAH
PENGUKURAN PERKEMBANGAN BAHASA PESERTA DIDIK
Untuk Memenuhi Tugas Perkenaan
Belajar
Pembina : Bpk. Nur Widodo
Oleh :
Yeni Widayati (201210070311142)
Suci Rahmadiningtyas (201210070311168)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kehadirat ALLAH
SWT atas limpahan karunia serta hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pengukuran Perkembangan
Bahasa Peserta Didik” untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkenalan Belajar
Peserta Didik yang dibina oleh Bapak Nur Widodo. Sholawat serta salam tidak
lupa kami haturkan kepada junjungan kita, Nabiyullah SAW yang telah membawa
kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang.
Dalam penyusunan makalah
ini penulis banyak sekali mendapat rintangan dan hambatan. Atas semua bimbingan
dan bantuan, dukungan dan perhatian yang telah diberikan, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Nur Widodo yang telah
membimbing dan banyak membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Teman-teman
kelompok yang sudah banyak membantu dan mendukung dalam proses pembuatan makalah
ini.
Demikianlah penulisan
makalah ini kami susun, penulis menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan
pada penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun demi peningkatan wawasan kami dalam memberikan
penulisan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga materi pada makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Amiin
Malang, 08
Desember 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C.
Tujuan…………………………………………………………..……………...2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi, Pengukuran,
Tes dan Penilaian (Assessment)…………...3
B. Periode Pengukuran…………………………………………………………....5
C. Konsep Pengukuran Potensi Bahasa…………………………….…..................6
D. Alat-alat Pengukuran Perkembangan
Bahasa ………………………………...7
E.
Tujuan
Pengukuran Perkembangan Bahasa…………………………………...8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................10
B. Kritik
dan Saran………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengertian
bahasa atau language lebih luas, mengacu pada keseluruhan sistem
mengekspresikan dan menerima informasi secara bermakna. Kendati masalah dalam
perkembangan keduanya berbeda, mereka bisa saling tumpang tindih. Misalnya,
anak dengan perkembangan bahasa bisa mengucapkan kata dengan baik tapi tidak
bisa menggabungkan kata untuk membuat kalimat. Atau sebaliknya anak dapat
menggunakan kata untuk mengekspresikan pemikirannya tapi artikulasinya kurang
jelas.
Kridalaksana mendefinisikan
pemerolehan bahasa (language acquisition) sebagai proses pemahaman dan
penghasilan bahasa pada manusia melalui beberapa tahap, mulai dari meraban
sampai kefasihan penuh; sedangkan pembelajaran bahasa (language learning)
diartikan sebagai proses dikuasainya bahasa sendiri atau bahasa lain oleh
seorang manusia. Krashen (dalam Johnson & Johnson, 1999: 4). Setiap manusia
mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa tangis. Melaltih
bahasa tersebut scorang bayi mengkomunikasikan segala kebutuhan dan
keinginannya. Scjalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani
tcrutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin
meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan
berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya
Terdapat perbedaan yang signifikan antara
pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik
yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak
tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan
yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling
penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu
meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak.
Orang tua
sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebtit, sebab pada masa ini,
sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi
contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan scbagainya.
Orang tua sangat bertanggung jawab alas kesukscsan belajar anak dan seyogianya
selalu berusaha meningkatkan potensi anak agar dapat berkembang secara
maksimal. Pada gilirannya anak akan dapat berkembang dan tumbuh menjadi pribadi
yang bahagia karena dengan muclali berkomunikasi dengan lingkungan, bersedia
mcmbcri dan mencrima segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Bahasa adalah
segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan seseorang
disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Oleh karera
itu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu
bertutur kata.
B. Rumusan
Masalah
- Apa pengukuran bahasa itu?
- Apa sajakah macam-macam periode
pengukuran untuk perkembangan bahasa peserta didik?
- Apakah alat-alat yang digunakan
dalam pengukuran perkembangan bahasa peserta didik?
- Apa saja tujuan pengukuran
perkembangan bahasa?
C. Tujuan
o Untuk mengetahui
konsep pengukuran bahasa
o Untuk
mengetahui alat-alat pengukuran bahasa yang dapat mengembangkan kemampuan kita
untuk terampil dalam berbahasa.
o Untuk
mengetahui manfaat dari pengukuran perkembangan bahasa yang ditujukan untuk
peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi,
Pengukuran, Tes dan Penilaian (Assessment)
Banyak orang mencampuradukkan pengertian antara evaluasi,
pengukuran (measurement), tes, dan penilaian (assessment), padahal keempatnya
memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk
melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum,
berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi
pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement).
Stufflebeam (Abin Syamsuddin Makmun, 1996) memengemukakan bahwa : educational
evaluation is the process of delineating, obtaining,and providing useful,
information for judging decision alternatif . Dari pandangan Stufflebeam,
kita dapat melihat bahwa esensi dari evaluasi yakni memberikan informasi bagi
kepentingan pengambilan keputusan. Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan
evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar
tertentu, atau etos kerja guru.
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau
usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta
didik telah mencapai karakteristik tertentu.
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh
mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa
hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa
nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif
(berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan
nilai kuantitatif tersebut. Tes
adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik pada
waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat
tertentu yang jelas.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian
dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik,
mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar
mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh
informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan
belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan
informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta
didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu
sendiri.
Tujuan
Penilaian:
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam
pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.
- Sebagai
grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan
hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain.
Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan
dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk
grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga
lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).
- Sebagai
alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik
yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang
boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi
penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah
tertentu.
- Untuk
menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai
kompetensi.
- Sebagai
bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta
didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat
keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,
pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
- Sebagai
alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang
dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini
akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau
pengayaan.
- Sebagai
alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat
memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan
berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini
adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.
Dari keenam tujuan
penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi,
bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian.
Sesuai dengan
tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung atau tak langsung
mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Untuk
menilai sejauhmana siswa telah menguasai beragam kompetensi, tentu saja
berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan
dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance), penugasan (proyek), hasil
karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis
(paper and pencil test). Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan
informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat
ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil
akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi
yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.
B. Periode
Pengukuran
Pengukuran
melalui periode usia anak
Pada umumnya pengukuran bahasa seorang peserta didik dapat
kita lihat melalui periode usianya. Kemampuan bahasanya dilihat juga dari segi
umurnya. Adapun tabel pengukuran perkembangan bahasa sesuai dengan periode usia
anak sebagai berikut :
Tabel
pengukuran bahasa
Usia
anak
|
Pengukuran
Perkembangan Bahasa (Seharusnya anak sudah bisa..)
|
6
bulan |
Berespon
ketika dipanggil namanya.
Berespon
pada suara orang lain dengan menolehkan kepala atau melihat ke arah suara.
Berespon
relevan dengan nada marah atau ramah.
|
1 tahun
|
Menggunakan
satu atau lebih kata bermakna jika ingin sesuatu, bisa jadi hanya potongan
kata misalnya ‘mam’ untuk makan.
Mengerti
instruksi sederhana seperti ‘duduk’
Mengeluarkan kata pertama yang bermakna. |
18
bulan |
Kosa
kata mencapai 5-20 kata, kebanyakan kata benda.
Suka
mengulang kata atau kalimat.
Dapat mengikuti instruksi seperti “Tolong tutup pintunya!” |
2 tahun
|
Bisa
menyebutkan sejumlah nama benda di sekitarnya.
Menggabungkan
dua kata menjadi kalimat pendek “Mama bobo”
Kosa
kata mencapai 150—300 kata
Bisa
berespon pada perintah seperti “Tunjukkan mana telingamu.”
|
3 tahun
|
Bisa bicara
tentang masa yang lalu.
Tahu
nama-nama bagian tubuhnya.
Menggunakan
3 kata dalam satu kalimat.
Kosa kata mencapai 900-1000 kata.
Bisa
menyebutkan nama, usia dan jenis kelamin
Bisa
menjawab pertanyaan sederhana tentang lingkungannya.
|
4 tahun
|
Tahu nama-nama
binatang.
Menyebutkan
nama benda yang dilihat di buku atau majalah.
Mengenal warna.
Bisa
mengulang 4 digit angka.
Bisa
mengulang kata dengan 4 suku kata.
Suka mengulang kata, frase, suku kata dan bunyi. |
5 tahun
|
Bisa
menggunakan kata deskriptif seperti kata sifat.
Mengerti lawan kata: kecil-besar, kasar-lembut.
Dapat
berhitung sampai 10.
Bicara
sangat jelas kecuali jika ada masalah pengucapan.
Dapat mengikuti 3 instruksi sekaligus.
Mengerti
konsep waktu: pagi, siang, malam, besok, hari ini dan kemarin.
Bisa
mengulang kalimat sepanjang 9 kata.
|
Tabel diatas merupakan table tahap pengukuran perkembangan
bahasa anak/peserta didik untuk mengukur kemampuan peserta didik sesuai dengan
umurnya. Untuk itu seorang pendidik hendaklah paham dengan kemampuan peserta
didiknya dalam berbahasa dengan koridor-koridor tertentu dimana kemampuan
bahasa seorang peserta didik itu disesuaikan dengan umurnya dan masa
perkembangannya. Jika kemampuan bahasa peserta didik tidak sesuai dengan segi
umurnya dan seharusnya telah mampu mengembangkan perbendaharaan bahasanya, maka
terjadi permasalahan berbahasa pada peserta didik tersebut.
C. Konsep Pengukuran Potensi Bahasa
Pengukuran
terhadap potensi bahasa pada umumnya dilakukan terhadap beberapa aspek kebahasaan,
yaitu kemampuan mendengarkan (listening, menyimak), kemampuan menulis
(writing), kemampuan berbicara (speaking) dan kemampuan membaca (reading).
Aspek lain yang menyertai dalam penilaian terhadap kemampuan berbahasa peserta
didik adalah kemampuan dalam penguasaan perbendaharaan (kosa) kata (vocabulary)
dan kemampuan dalam penyusunan tata kalimat yang benar (structur, grammatical).
Apabila dalam ke enam aspek tersebut peserta didik menunjukkan hasil yang baik,
dapat dikatakan bahwa yang bersangkutan memiliki potensi perkembangan bahasa
yang baik.
1. Listening (mendengarkan) : kemampuan
respon peserta didik dengan menitik beratkan kemampuan pendengaran siswa.
2. Writing (menulis) : kemampuan siswa
dalam hal kreasi,imajinasi serta retorika yang
ditegaskan
dalam bentuk tulisan berupa kalimat,paragraph,esai serta karangan.
3. Speaking (Berbicara) : Kemapuan
peserta didik dalam memberikan respon berupa ungkapanungkapan secara lisan.
4. Reading (Membaca) : Kemampuan membaca
siswa dengan memperhatikan aturan-aturan dalam konteks membaca seperti jeda
pada kalimat, pengucapan yang benar dengan memperhatikan tanda baca.
Ke empat
kompetensi bahasa tersebut di datas, keberhasilanya di ukur menggunakan metode total
learning.
D. Alat-alat Pengukuran Perkembangan Bahasa
a. Bahasa Tubuh
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa salah satu jenis
bahasa adalah bahasa tubuh. Bahasa tubnh adalah cara seseorang berkomunikasi
dengan mempergunakan bagian-bagian dari tubuh, yaitu melalui gcrak isyarat,
ekspresi wajah. sikap tubuh, langkah serta gaya tersebut pada umumnya disebut
bahasa tubuh. Bahasa tubuh sering kali dilakukan tanpa disadari. Sebagaimana
fungsi bahasa Iain, bahasa tubuh juga merupakan ungkapan komunikari anak yang
paling nyata, knrena merupakan ekspresi perasaan serta keinginan mereka
terhadap orang lain, misalnya terhadap orang tua (ayah dan ibu) saudara dan
orang lain yang d.ipat mememihi atau mengcrti akan pikiran anak. Melalui bahasa
tubuh anak, orang tua dapat mempelajari apakah anaknya menangis karena lapar, sakit,
bosan, menginginkan sesuatu dan lain-lain.
b.
Bicara
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling
efektif. Semenjak anak masih bayi string kali menyadari bahwa dengan
mempergunakan bahasa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut
kurang mengerti apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun
anak kecil stlalu berusaha agar orang lain mengcrti maksudnya. Hal ini yang
mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara
merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk-bcntuk
komunikasi yang lain yang .dipakai anak sebelum pandai berbicara.
E.
TUJUAN
PENGUKURAN PERKEMBANGAN BAHASA
1) Sebagai pemuas kebutuhan dan
keinginan
Dengan berbicara anak mudah untuk mcnjclaskan kebtit’ihan
dan keinginannya tanpa harus menunggu orang lain mengerti tangisan, gerak tubuh
atau ekspresi wajahnya. Dengan demikian kemampuan berbicara dapat mengurangi
frustasi anak yang disebabkan oleh orang tua atau lingkungannya tidak mengerti
apa saja yang dimaksudkan oleh anak.
2) Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain
2) Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain
Pada umumnya setiap anak merasa senang menjadi pusat
perhatian orang lain. Dengan melalui keterampilan berbicara anak berpendapat
bahwa perhatian Orang lain terhadapnya mudah diperoleh melalui berbagai
pertanyaan yang diajukan kepada orang tua misalnya apabila anak dilarang
mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Di samping itu berbicara juga dapat
untuk menyatakan berbagai ide, sekalipun sering kali tidak masuk akal-bagi
orang tua, dan bahkan dengan mempergunakan keterampilan berbicara anak dapat
mendominasi situasi. Sehingga terdapat komunikasi yang baik antara anak dengan
teman bicaranya.
3) Sebagai alat untuk membina hubungan sosial
3) Sebagai alat untuk membina hubungan sosial
Kemampuan anak berkomunikasi dengan orang lain merupakan
syarat penting untuk dapat menjadi bagian dari kelompok di lingkungannya.
Dengan keterampilan berkomunikasi anak-anak Icbih mudah diterima oleh kelompok
sebayanya dan dapat mempcroleh kescmpatan Icbih banyak untuk mendapat peran
sebagai pcmimpin dari suatu kelompok, jika dibandingkan dengan anak yang kurang
terampil atau tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.
4)
Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri
Dari pernyataan orang lain anak dapat mengetahui bagaimana
perasaan dan pendapat orang tersebut terhadap sesuatu yang telah dikatakannya.
Di samping anak juga mendapat kesan bagaimana lingkungan menilai dirinya.
Dengan kata lain anak dapat mengevaluasi diri mclalui orang lain.
5)
Untuk dapat mcmpengaruhi pikiran dan perasaan orang lain
Anak yang suka,berkomentar, menyakiti atau mengucapkan
sesuatu yang tidak menyenangkan tentang orang lain dapat menyebabkan anak tidak
populer atau tidak disenangi lingkungannya. Sebaliknya bagi anak yang suka
mcngucapkan kata-kata yang menyenangkan dapat merupakan medal utama .bagi anak
agar diterima dan mendapat simpat’ dari lingkungannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Bahasa adalah segala bentuk
komunikasi di mana pikiran dan perasaan scseorang disimbolisasikan agar dapat
mcnyampaikan arti kepada orang lain.
·
Pengukuran bahasa dapat dilihat melalui
periode usia anak atupun dari segi umurnya.
·
Pengukuran melalui periode anak
adalah pengukuran sesuai dengan tahap perkembangan usia anak, sesuai dengan
pedoman baku penguasaan bahasa yang harus dipahami oleh anak pada usia
tersebut.
·
Pengukuran
terhadap potensi bahasa pada umumnya dilakukan terhadap beberapa aspek kebahasaan,
yaitu kemampuan mendengarkan (listening, menyimak), kemampuan menulis
(writing), kemampuan berbicara (speaking) dan kemampuan membaca (reading).
·
Alat-alat pengukuran perkembangan
bahasa meliputi bahasa tubuh adalah cara seseorang berkomunikasi dengan
mempergunakan bagian-bagian dari tubuh, yaitu melalui gcrak isyarat, ekspresi
wajah. sikap tubuh, langkah serta gaya tersebut pada umumnya disebut bahasa
tubuh, dan bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Hal
ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa
berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan
bentuk-bcntuk komunikasi yang lain yang .dipakai anak sebelum pandai berbicara.
·
Tujuan pengukuran perkembangan
bahasa antara lain sebagai alat pemuas kebutuhan, sebagai alat untuk menarik
perhatian orang lain, sebagai alat untuk membina hubungan sosial, sebagai alat
untuk mengevaluasi diri sendiri, untuk mempengaruhi pikiran, perasaan, dan
perilaku orang lain.
B.
Kritik dan Saran
Penulis
menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan pada penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi
peningkatan wawasan kami dalam penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Santrock,
John W. (1995) Life Span Development (Edisi Kelima), University of Texas,
Dallas
Papalia,
Diane., Olds, Sally W., Feldman, Ruth D. 2008. Human Development. 11th Ed.
USA:McGraw-Hill.
Dini Soesilo Windra., Psikologi Perkembangan (Masa
Remaja).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar