Senin, 10 Desember 2012

PENGUKURAN PERKEMBANGAN BAHASA PESERTA DIDIK


MAKALAH

PENGUKURAN PERKEMBANGAN BAHASA PESERTA DIDIK
Untuk Memenuhi Tugas Perkenaan Belajar

Pembina : Bpk. Nur Widodo


  



Oleh :


Yeni Widayati                         (201210070311142)
Suci Rahmadiningtyas           (201210070311168)






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012


KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan karunia serta hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pengukuran Perkembangan Bahasa Peserta Didik” untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkenalan Belajar Peserta Didik yang dibina oleh Bapak Nur Widodo. Sholawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan kita, Nabiyullah SAW yang telah membawa kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang.
            Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak sekali mendapat rintangan dan hambatan. Atas semua bimbingan dan bantuan, dukungan dan perhatian yang telah diberikan, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Nur Widodo yang telah membimbing dan banyak membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Teman-teman kelompok yang sudah banyak membantu dan mendukung dalam proses pembuatan makalah ini.
Demikianlah penulisan makalah ini kami susun, penulis menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan pada penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi peningkatan wawasan kami dalam memberikan penulisan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga materi pada makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amiin




Malang, 08 Desember 2012
                       Penulis,
          




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I        PENDAHULUAN
                 A. Latar Belakang.....................................................................................................1
                 B. Rumusan Masalah................................................................................................2
                 C.  Tujuan…………………………………………………………..……………...2
BAB II       PEMBAHASAN
A.  Pengertian Evaluasi, Pengukuran, Tes dan Penilaian (Assessment)…………...3             
 B. Periode Pengukuran…………………………………………………………....5
                 C. Konsep Pengukuran Potensi Bahasa…………………………….…..................6
                 D.  Alat-alat Pengukuran Perkembangan Bahasa ………………………………...7
                 E.  Tujuan Pengukuran Perkembangan Bahasa…………………………………...8
BAB III     PENUTUP          
                 A.  Kesimpulan........................................................................................................10
                 B. Kritik dan Saran………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11










BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Pengertian bahasa atau language lebih luas, mengacu pada keseluruhan sistem mengekspresikan dan menerima informasi secara bermakna. Kendati masalah dalam perkembangan keduanya berbeda, mereka bisa saling tumpang tindih. Misalnya, anak dengan perkembangan bahasa bisa mengucapkan kata dengan baik tapi tidak bisa menggabungkan kata untuk membuat kalimat. Atau sebaliknya anak dapat menggunakan kata untuk mengekspresikan pemikirannya tapi artikulasinya kurang jelas.
Kridalaksana mendefinisikan pemerolehan bahasa (language acquisition) sebagai proses pemahaman dan penghasilan bahasa pada manusia melalui beberapa tahap, mulai dari meraban sampai kefasihan penuh; sedangkan pembelajaran bahasa (language learning) diartikan sebagai proses dikuasainya bahasa sendiri atau bahasa lain oleh seorang manusia. Krashen (dalam Johnson & Johnson, 1999: 4). Setiap manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa tangis. Melaltih bahasa tersebut scorang bayi mengkomunikasikan segala kebutuhan dan keinginannya. Scjalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani tcrutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya
 Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak.
Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebtit, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan scbagainya. Orang tua sangat bertanggung jawab alas kesukscsan belajar anak dan seyogianya selalu berusaha meningkatkan potensi anak agar dapat berkembang secara maksimal. Pada gilirannya anak akan dapat berkembang dan tumbuh menjadi pribadi yang bahagia karena dengan muclali berkomunikasi dengan lingkungan, bersedia mcmbcri dan mencrima segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Oleh karera itu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata.


B.       Rumusan Masalah
  • Apa  pengukuran bahasa itu?
  • Apa sajakah macam-macam periode pengukuran untuk perkembangan bahasa peserta didik?
  • Apakah alat-alat yang digunakan dalam pengukuran perkembangan bahasa peserta didik?
  • Apa saja tujuan pengukuran perkembangan bahasa?


C.      Tujuan
o  Untuk mengetahui konsep pengukuran bahasa
o  Untuk mengetahui alat-alat pengukuran bahasa yang dapat mengembangkan kemampuan kita untuk terampil dalam berbahasa.
o  Untuk mengetahui manfaat dari pengukuran perkembangan bahasa yang ditujukan untuk peserta didik













BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Evaluasi, Pengukuran, Tes dan Penilaian (Assessment)
Banyak orang mencampuradukkan pengertian antara evaluasi, pengukuran (measurement), tes, dan penilaian (assessment), padahal keempatnya memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Stufflebeam (Abin Syamsuddin Makmun, 1996) memengemukakan bahwa : educational evaluation is the process of delineating, obtaining,and providing useful, information for judging decision alternatif . Dari pandangan Stufflebeam, kita dapat melihat bahwa esensi dari evaluasi yakni memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan. Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.
Tujuan Penilaian:
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.
  1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).
  2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu.
  3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi.
  4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
  5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.
  6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.
Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian.
Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Untuk menilai sejauhmana siswa telah menguasai beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance), penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.


B.       Periode Pengukuran
Ÿ      Pengukuran melalui periode usia anak
Pada umumnya pengukuran bahasa seorang peserta didik dapat kita lihat melalui periode usianya. Kemampuan bahasanya dilihat juga dari segi umurnya. Adapun tabel pengukuran perkembangan bahasa sesuai dengan periode usia anak sebagai berikut : 
Tabel pengukuran bahasa
Usia anak
Pengukuran Perkembangan Bahasa (Seharusnya anak sudah bisa..)
6
bulan
Berespon ketika dipanggil namanya.
Berespon pada suara orang lain dengan menolehkan kepala atau melihat ke arah suara.
Berespon relevan dengan nada marah atau ramah.
1 tahun
Menggunakan satu atau lebih kata bermakna jika ingin sesuatu, bisa jadi hanya potongan kata misalnya ‘mam’ untuk makan.
Mengerti instruksi sederhana seperti ‘duduk’
Mengeluarkan kata pertama yang bermakna.
18
bulan
Kosa kata mencapai 5-20 kata, kebanyakan kata benda.
Suka mengulang kata atau kalimat.
Dapat mengikuti instruksi seperti “Tolong tutup pintunya!”
2 tahun
Bisa menyebutkan sejumlah nama benda di sekitarnya.
Menggabungkan dua kata menjadi kalimat pendek “Mama bobo”
Kosa kata mencapai 150—300 kata
Bisa berespon pada perintah seperti “Tunjukkan mana telingamu.”
3 tahun
Bisa bicara tentang masa yang lalu.
Tahu nama-nama bagian tubuhnya.
Menggunakan 3 kata dalam satu kalimat.
Kosa kata mencapai 900-1000 kata.
Bisa menyebutkan nama, usia dan jenis kelamin
Bisa menjawab pertanyaan sederhana tentang lingkungannya.
4 tahun
Tahu nama-nama binatang.
Menyebutkan nama benda yang dilihat di buku atau majalah.
Mengenal warna.
Bisa mengulang 4 digit angka.
Bisa mengulang kata dengan 4 suku kata.
Suka mengulang kata, frase, suku kata dan bunyi.
5 tahun
Bisa menggunakan kata deskriptif seperti kata sifat.
Mengerti lawan kata: kecil-besar, kasar-lembut.
Dapat berhitung sampai 10.
Bicara sangat jelas kecuali jika ada masalah pengucapan.
Dapat mengikuti 3 instruksi sekaligus.
Mengerti konsep waktu: pagi, siang, malam, besok, hari ini dan kemarin.
Bisa mengulang kalimat sepanjang 9 kata.

Tabel diatas merupakan table tahap pengukuran perkembangan bahasa anak/peserta didik untuk mengukur kemampuan peserta didik sesuai dengan umurnya. Untuk itu seorang pendidik hendaklah paham dengan kemampuan peserta didiknya dalam berbahasa dengan koridor-koridor tertentu dimana kemampuan bahasa seorang peserta didik itu disesuaikan dengan umurnya dan masa perkembangannya. Jika kemampuan bahasa peserta didik tidak sesuai dengan segi umurnya dan seharusnya telah mampu mengembangkan perbendaharaan bahasanya, maka terjadi permasalahan berbahasa pada peserta didik tersebut.


C.   Konsep Pengukuran Potensi Bahasa
Pengukuran terhadap potensi bahasa pada umumnya dilakukan terhadap beberapa aspek kebahasaan, yaitu kemampuan mendengarkan (listening, menyimak), kemampuan menulis (writing), kemampuan berbicara (speaking) dan kemampuan membaca (reading). Aspek lain yang menyertai dalam penilaian terhadap kemampuan berbahasa peserta didik adalah kemampuan dalam penguasaan perbendaharaan (kosa) kata (vocabulary) dan kemampuan dalam penyusunan tata kalimat yang benar (structur, grammatical). Apabila dalam ke enam aspek tersebut peserta didik menunjukkan hasil yang baik, dapat dikatakan bahwa yang bersangkutan memiliki potensi perkembangan bahasa yang baik.
1. Listening (mendengarkan) : kemampuan respon peserta didik dengan menitik beratkan kemampuan pendengaran siswa.
2. Writing (menulis) : kemampuan siswa dalam hal kreasi,imajinasi serta retorika yang
ditegaskan dalam bentuk tulisan berupa kalimat,paragraph,esai serta karangan.
3. Speaking (Berbicara) : Kemapuan peserta didik dalam memberikan respon berupa ungkapanungkapan secara lisan.
4. Reading (Membaca) : Kemampuan membaca siswa dengan memperhatikan aturan-aturan dalam konteks membaca seperti jeda pada kalimat, pengucapan yang benar dengan memperhatikan tanda baca.
Ke empat kompetensi bahasa tersebut di datas, keberhasilanya di ukur menggunakan metode total learning.


D.   Alat-alat Pengukuran Perkembangan Bahasa
a. Bahasa Tubuh
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa salah satu jenis bahasa adalah bahasa tubuh. Bahasa tubnh adalah cara seseorang berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-bagian dari tubuh, yaitu melalui gcrak isyarat, ekspresi wajah. sikap tubuh, langkah serta gaya tersebut pada umumnya disebut bahasa tubuh. Bahasa tubuh sering kali dilakukan tanpa disadari. Sebagaimana fungsi bahasa Iain, bahasa tubuh juga merupakan ungkapan komunikari anak yang paling nyata, knrena merupakan ekspresi perasaan serta keinginan mereka terhadap orang lain, misalnya terhadap orang tua (ayah dan ibu) saudara dan orang lain yang d.ipat mememihi atau mengcrti akan pikiran anak. Melalui bahasa tubuh anak, orang tua dapat mempelajari apakah anaknya menangis karena lapar, sakit, bosan, menginginkan sesuatu dan lain-lain.
b. Bicara
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih bayi string kali menyadari bahwa dengan mempergunakan bahasa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang mengerti apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil stlalu berusaha agar orang lain mengcrti maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk-bcntuk komunikasi yang lain yang .dipakai anak sebelum pandai berbicara.


E.       TUJUAN PENGUKURAN PERKEMBANGAN BAHASA
1) Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan
Dengan berbicara anak mudah untuk mcnjclaskan kebtit’ihan dan keinginannya tanpa harus menunggu orang lain mengerti tangisan, gerak tubuh atau ekspresi wajahnya. Dengan demikian kemampuan berbicara dapat mengurangi frustasi anak yang disebabkan oleh orang tua atau lingkungannya tidak mengerti apa saja yang dimaksudkan oleh anak.
2) Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain
Pada umumnya setiap anak merasa senang menjadi pusat perhatian orang lain. Dengan melalui keterampilan berbicara anak berpendapat bahwa perhatian Orang lain terhadapnya mudah diperoleh melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada orang tua misalnya apabila anak dilarang mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Di samping itu berbicara juga dapat untuk menyatakan berbagai ide, sekalipun sering kali tidak masuk akal-bagi orang tua, dan bahkan dengan mempergunakan keterampilan berbicara anak dapat mendominasi situasi. Sehingga terdapat komunikasi yang baik antara anak dengan teman bicaranya.
3) Sebagai alat untuk membina hubungan sosial
Kemampuan anak berkomunikasi dengan orang lain merupakan syarat penting untuk dapat menjadi bagian dari kelompok di lingkungannya. Dengan keterampilan berkomunikasi anak-anak Icbih mudah diterima oleh kelompok sebayanya dan dapat mempcroleh kescmpatan Icbih banyak untuk mendapat peran sebagai pcmimpin dari suatu kelompok, jika dibandingkan dengan anak yang kurang terampil atau tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.
4) Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri
Dari pernyataan orang lain anak dapat mengetahui bagaimana perasaan dan pendapat orang tersebut terhadap sesuatu yang telah dikatakannya. Di samping anak juga mendapat kesan bagaimana lingkungan menilai dirinya. Dengan kata lain anak dapat mengevaluasi diri mclalui orang lain.
5) Untuk dapat mcmpengaruhi pikiran dan perasaan orang lain
Anak yang suka,berkomentar, menyakiti atau mengucapkan sesuatu yang tidak menyenangkan tentang orang lain dapat menyebabkan anak tidak populer atau tidak disenangi lingkungannya. Sebaliknya bagi anak yang suka mcngucapkan kata-kata yang menyenangkan dapat merupakan medal utama .bagi anak agar diterima dan mendapat simpat’ dari lingkungannya.





























BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
·         Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan scseorang disimbolisasikan agar dapat mcnyampaikan arti kepada orang lain.
·         Pengukuran bahasa dapat dilihat melalui periode usia anak atupun dari segi umurnya.
·         Pengukuran melalui periode anak adalah pengukuran sesuai dengan tahap perkembangan usia anak, sesuai dengan pedoman baku penguasaan bahasa yang harus dipahami oleh anak pada usia tersebut.
·         Pengukuran terhadap potensi bahasa pada umumnya dilakukan terhadap beberapa aspek kebahasaan, yaitu kemampuan mendengarkan (listening, menyimak), kemampuan menulis (writing), kemampuan berbicara (speaking) dan kemampuan membaca (reading).
·         Alat-alat pengukuran perkembangan bahasa meliputi bahasa tubuh adalah cara seseorang berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-bagian dari tubuh, yaitu melalui gcrak isyarat, ekspresi wajah. sikap tubuh, langkah serta gaya tersebut pada umumnya disebut bahasa tubuh, dan bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk-bcntuk komunikasi yang lain yang .dipakai anak sebelum pandai berbicara.
·         Tujuan pengukuran perkembangan bahasa antara lain sebagai alat pemuas kebutuhan, sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain, sebagai alat untuk membina hubungan sosial, sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri, untuk mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku orang lain.


B.       Kritik dan Saran
Penulis menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan pada penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi peningkatan wawasan kami dalam penyusunan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Santrock, John W. (1995) Life Span Development (Edisi Kelima), University of Texas, Dallas
Papalia, Diane., Olds, Sally W., Feldman, Ruth D. 2008. Human Development. 11th Ed. USA:McGraw-Hill.
Dini  Soesilo Windra., Psikologi Perkembangan (Masa Remaja).
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar