Minggu, 09 Desember 2012

PENGUKURAN PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK (Kelompok 12)


MAKALAH
PENGUKURAN PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK
(UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PERKEMBANGAN
BELAJAR PESERTA DIDIK)
Dibina oleh      : Bapak Drs. Nur Widodo,Mkes





 



  

Oleh    :
Dwi Kurniawati                                  (201210070311139)
                                    Baiq Eka Ramdhani                             (201210070311155)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH MALANG
2012




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. makalah yang berjudul : "Pengukuran Perkembangan Moral Peserta Didik".

Atas semua bimbingan dan bantuan, dukungan dan perhatian yang telah diberikan, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Nur Widodo,Mkes yang telah membimbing dan banyak membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
2. Teman-teman dari kelompok lain yang sudah banyak membantu dan mendukung.
3. Narasumber yang telah menyempatkan waktunya dan pemberian kritikan yang sangat membantu kami

Makalah  ini merupakan gagasan atau penjelasan mengenai pengukuran apa saja dalam perkembangan moral pesera didik. Kami  menyadari ada kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat  kami  harapkan demi kepentingan kualitas di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat diterima dan berguna.

Malang, 28 oktober  2012








BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Pengetahuan moral merupakan pangkal pokok dari sisi kemanusiaan kita. Untuk menciptakan moral yang baik bagi anak adalah menciptakan komunikasi yang harmonis antara orangtua dan anak, karena itu akan menjadi modal penting dalam membentuk moral.
Kebanyakan ketika anak beranjak remaja atau dewasa, tidak mengingat ajaran-ajaran moral diakibatkan tidak adanya ruang komunikasi dialogis antara dirinya dengan orangtua sebagai “Guru Pertama” yang mestinya terus memberikan pengajaran moral. Jadi, titik terpenting dalam membentuk moral sang anak adalah lingkungan sekitar rumah, setelah itu lingkungan sekolah dan terakhir adalah lingkungan masyarakat sekitar. 
Namun, ketika dilingkungan rumahnya sudah tidak nyaman, biasanya anak-anak akan memberontak di luar rumah (kalau tidak di sekolah, pasti di lingkungan masyarakat). Oleh karena itu, agar tidak terjadi hal seperti itu sudah sewajibnya orang tua membina interaksi komunikasi yang baik dengan sang buah hati supaya di masa mendatang ketika mereka memiliki masalah akan meminta jalan keluar kepada orang tuanya.
B.  Rumusan Masalah
Berhubungan dengan latar belakang yang kami ambil, maka rumusan masalah yang kami ambil untuk makalah ini adalah :
1.    Apa definisi perkembangan moral peserta didik ?
2.    Bagaimana cara pengukuran perkembangan moral peserta didik ?
3.   Apa saja yang mempengaruhi perkembangan dan perubahan moral peserta                 didik ?
4.  Bagaimana Implikasinya bagi pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi perkembangan moral peserta didik.
2. Mengetahui bagaimana cara mempelajari teknik dan alat pengukuran perkembangan moral peserta didik.
3. Mengetahui apa saja yang mempengaruhi perkembangan dan perubahan moral peserta didik.
4. Mengetahui Bagaimana Implikasinya bagi pendidikan.
























BAB II
PEMBAHASAN

A.      DEFINISI PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK
            Perkembangan moral peserta didik adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangai yang dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut maupun tidak patut peserta didik.
Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang baik dan perbuatan yang salah. Standar moral ialah standar yang berkaitan dengan persoalan yang dianggap mempunyai konsekuensi serius, didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas kekuasaan, melebihi kepentingan sendiri, tidak memihak dan pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah, malu, menyesal, dan lain-lain.
B.   CARA MENGETAHUI PENGUKURAN PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK
Untuk mengetahui perkembangan moral peserta didik, dapat melalui teknik tertentu dari seorang guru dan tidak lepas dari acuan penelitian yang telah dilakukan oleh Lawrence Kholberg (1958-1986). Adapun teknik yang bisa dapat mengetahui perkembangan moral peserta didik adalah :
1.            Teknik Pengamatan Atau Penelitian Terhadap Peserta Didik
Selain seorang pendidik atau guru mengetahui perkembangan belajar peserta didiknya seorang pendidik juga harus mengetahui perkembangan moral peserta didiknya. Untuk mengetahui perkembangan moral peserta didiknya, maka seorang pendidik dapat melakukan penelitian atau pengamatan terhadap moral peserta didik pada perilaku sehari-hari peserta didik disekolah, dilingkungan rumah, dan lingkungan pergaulannya. Namun seorang pengamat atau peneliti harus masuk dalam kegiatan sehari-harinya.


2.      Tenik Pendekatan Terhadap Peserta Didik
          Dalam pengukuran perkembangan moral peserta didiknya, seorang guru juga bisa melakukan pendekatan secara bertahap dengan peserta didiknya. Dalam tahap pendekatannya, seorang guru bisa mengajak peserta didiknya mengobrol selayaknya teman bukan guru dengan peserta didiknya. Mulai dari mengobrol selayaknya teman, mendengar dan menerima serta memberikan saran saat seorang peserta didiknya mendapatkan keluh kesah dalam menerima pembelajaran dari guru-gurunya atau masalah pada keluarga dan lingkungan pergaulannya. Dalam pendekatan ini, kita juga dapat mengajari tentang pendidikan moral kepada peserta didik. Mulai dari apa itu moral, dan bagaimana moral dapat berada pada setiap seseorang, serta moral seseorang itu dapat berbeda-beda.

3.       Teknik Penekanan Bahwa Perkembangan Moral Melibatkan Pertimbangan Dan Muncul Dari Tahapan-Tahapan (Wawancara Yang dilakukan oleh Kholberg pada anak-anak, para remaja, dan orang dewasa terutama lali-laki)
Dalam teknik pengukuran perkembangan peserta didik Kholberg menemukan teorinya setelah mewawancarai anak-anak, para remaja, dan orang-orang dewasa (terutama khususnya laki-laki) tentang pandangan mereka mengenai serangkaian dilema moral.

Berikut adalah contoh jenis dilema yang ia hadirkan dalam wawancaranya :
"Seorang wanita sudah sekarat dan menderita kanker. Hanya ada satu obat yang menurut dokter bisa menyelamatkan nyawanya. Obat itu baru-baru ini ditemukan oleh seorang apoteker yang tinggal di kota yang sama dengan wanita itu. Obat itu sngat mahal, tetapi apoteker itu memberikan harga 10 kali lipat dari biaya pembuatannya. Suami wanita yang sakit itu, Heinz, berusaha meminjam uang untuk membeli obat tersebut dari setiap tempat yang terpikir olehnya, tetapi ia tidak bisa mengumpulkan cukup uang. Ia memberitahu sang apoteker bahwa istrinya sedang sekarat dan meminta sang apoteker untuk menjual obat tersebut dengan harga yang lebih murah atau mengizinkan dirinya untuk membayar belakang. Akan tetapi, sang apotekar berkata, "Tidak, aku menemukannya dan aku pantas mendapatkan uang darinya." Kemudian, Heinz menjadi putus asa, menyelinap ketoko sang apoteker dan mencuri obat itu untuk istrinya.

Beradasarkan dilema moral yang diberikan pada orang yang diwawancarainya, kholberg mendapatkan beragam alasan-alasan, pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh individu terhadap dilema yang baru saja diberikan kholberg dan 10 dilema lain yang serupa ternyata juga terjadi pada yang diwawancarainya.

4.                Teknik Argumen Yang Mencerminkan Perkembangan Penalaran Moral Peserta Didik
Dalam teknik ini, kita dapat meberikan contoh dilema moral pada peserta didik dan meminta peserta didik beragumen bagaimana tentang dilema yang terjadi didalam dilema tersebut. Apakah telah ada moral dalam contoh dilema moral yang telah kita berikan. Dan ternyata orang-orang akan menjustifikasi tindakan-tindakan mereka bila mereka berada dalam persoalan moral yang sama. Kohlberg kemudian mengkategorisasi dan mengklasifikasi respon yang dimunculkan ke dalam enam tahap yang berbeda. Keenam tahapan tersebut dibagi ke dalam tiga tingkatan: pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional. Teorinya didasarkan pada tahapan perkembangan konstruktif; setiap tahapan dan tingkatan memberi tanggapan yang lebih adekuat terhadap dilema-dilema moral dibanding tahap/tingkat sebelumnya. Tahap-tahapnya yang dikemukakan oleh kohlberg diantaranya :
l  Penalaran Prakonvensional merupakan level terendah perkembangan moral dalam teori kohlberg. Pada level ini, anak tidak menunjukkan internalisasi nilai-nilai moral. Penalaran moral dikendalikan oleh penghargaan eksternal dan hukuman.
l  Penalaran Konvensional merupakan level kedua atau menengah, dalam teori kohlberg. Pada level ini, internalisasi anak berada diteingkat menengah. Anak bertindak sesuai dengan standar-standar yang ditentukan oleh orang lain, seperti orang tua atau oleh hukaman masyarakat.
l  Penalaran Pascakonvensional merupakan tingkat tertinggi dalam teori kohlberg. Pada level ini, moralitas internalisasi sepenuhnya dan tidak berdasarkan pada standar-standar eksternal. Siswa atau peserta didik menalar pelajaran moral lainnya, mengekplorasi pilihan-pilihan, serta kemudian memutuskan kode moral yang terbaik untuk dirinya.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN MORAL PESERTA DIDIK
Perubahan moral pada intinya bersifat rasional. Keputusan moral bukanlah soal permasalahan atau nilai, melainkan mengandung suatu tafsiran kognitif terhadap keadaan dilema moral dan bersifat konstruksi kognitif yang bersifat aktif terhadap titik pandang maing-masing individu sambil mempertimbangkan segala macam tuntutan individu, hak,  kewajiban, dan keterlibatan setiap pribadi terhadap sesuatu yang baik dan adil. Kesemua itu merupakan tindakan kognitif. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan perubahan moral peserta didik diantaranya :
n Faktor Internal
Maksud dari faktor dari internal sendiri adalah, segala sesuatunya berasal dari dalam individu itu sendiri. Moral perindividu itu sendiri pada setiap tahap perkembangannya dia dapat atau sudah bisa menilai bagaimana moral yang ia miliki. Apakah sudah pantas pada dirinya sendiri dan baru dapat dinilai bermoral baik atau pantas apabila individu tersebut sudah dapat menilai dirinya terlabih dahulu.
n Faktor Eksternal
Maksudnya, semua faktor perkembangan dan perubahan berasal dari luar dirinya atau lingkungan sekitarnya, seperti pada lingkungan sekolah, rumah, dan dalam pergaulannya diluar sekolah dan diluar rumah. Moral individu yang telah dapat menilai moral dirinya sendiri sudah pantas, maka moral pada individu jika dipandang oleh lingkungan sekitar maka akan berpendapat baik. Pada lingkungan  pergaulannya diluar lingkungan rumah dan sekolah seseorang akan mengikuti pola moral pada lingkungan pergaulannya.


D.        IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN
Pengembangan moral melalui pendidikan mestinya bukan hanya mengajarkan nilai-nilai sebagai slogan saja. Hal ini tampak pada moral yang diyakini penganut dan moral budaya yang diterima warga masyarakat.
Proses pendidikan dan pembelajaran moral diteladankan orang tua dan dilakukan secara terpadu (integrated) pada tiap peluang dalam semua kegiatan sekolah. Disana pendidik mengajarkan keteraturan hidup, disiplin serta melatih dan membiasakan peserta didik bermoral dalam perilaku dan kegiatannya. Otoritas mendukung berbagai kegiatan pengembangan moral warga masyarakat sebagai bagian upaya membangun karekter manusia indonesia seutuhnya. Cara yang ideal adalah dengan memantapkan pancasila melalui keteladanan pendidik pada umumnya kepada warga bangsa sebagai peserta didik sepanjang hayat. Disini berproses pembangunan watak bangsa.



















BAB III
PENUTUP


A. KESIMPULAN
Bahwa pengukuran perkembangan moral peserta didik bisa dilakukan dengan teknik-teknik tertentu, yaitu diantarannya seperti mulai dari pengamatan atau penelitian sebagai objek penelitiannya adalah peserta didiknya, pendekatan secara bertahap (menjadi teman bagi peserta didiknya), pemberian dilema moral seperti yang dilakukan kohlberg pada orang-orang yang diwawancarainya, mempraktekkan pemberiaan ceritra-cerita dilema moral kepada peserta didik dan meminta mereka beragumen untuk mengetahui bagaimana penalaran mereka tentang dilema moral yang terjadi.
Faktor-faktor perkembangan dan perubahannya moral peserta didik berasal dari dalam individu sendiri dan dari luar individu itu sendiri.
Implikasinya terhadap pendidikan Pengembangan moral melalui pendidikan mestinya bukan hanya mengajarkan nilai-nilai sebagai slogan saja. Hal ini tampak pada moral yang diyakini penganut dan moral budaya yang diterima warga masyarakat.

B. SARAN
Sebagai calon guru atau pendidik dan pembimbing, hendaknya kita bisa mengetahui apa arti perkembangan dan pertumbuhan peserta didik khususnya dengan perkembangan moralnya, bagaimana cara kita mempelajari peserta didik, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan moral pada peserta didik.




DAFTAR PUSTAKA
Santrock, W, John. 2011. Masa Perkembangan Anak (Children), Buku 2, Edisi 11. Jakarta: Salemba Humanika.
Santrock, W, John. 2011. Psikologi Pendidikan (Educational Psychology), Buku 1, Edisi 3. Jakarta:Salemba Humanika.



















DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI 
BAB I        PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
B.    Rumusan Masalah
C.    Tujuan
BAB II       PEMBAHASAN
A.   Definisi Perkembangan Moral Peserta Didik
B.    Cara Mengetahui Pengukuran Perkembangan Moral Peserta Didik
C.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan dan Perubahan Moral Peserta Didik
D.   Implikasi Dalam Pendidikan
BAB III     PENUTUP
A.    Kesimpulan   
B.     Saran
DAFTAR ISI








   




















      











1 komentar: