MAKALAH
PENGUKURAN PERKEMBANGAN MORAL
PESERTA DIDIK
(UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA
KULIAH PERKEMBANGAN
BELAJAR PESERTA DIDIK)
Dibina oleh : Bapak Drs. Nur Widodo,Mkes
Oleh :
Dwi Kurniawati (201210070311139)
Baiq Eka Ramdhani (201210070311155)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH
MALANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktunya. makalah yang berjudul : "Pengukuran Perkembangan Moral
Peserta Didik".
Atas semua bimbingan dan
bantuan, dukungan dan perhatian yang telah diberikan, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Nur Widodo,Mkes
yang telah membimbing dan banyak membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
2. Teman-teman dari kelompok lain yang sudah banyak membantu dan
mendukung.
3. Narasumber yang telah menyempatkan waktunya dan pemberian kritikan
yang sangat membantu kami
Makalah ini merupakan gagasan atau penjelasan
mengenai pengukuran apa saja dalam perkembangan moral pesera didik. Kami menyadari ada kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kepentingan kualitas di masa yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat diterima dan berguna.
Malang, 28 oktober 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengetahuan
moral merupakan pangkal pokok dari sisi kemanusiaan kita. Untuk menciptakan
moral yang baik bagi anak adalah menciptakan komunikasi yang harmonis antara
orangtua dan anak, karena itu akan menjadi modal penting dalam membentuk moral.
Kebanyakan
ketika anak beranjak remaja atau dewasa, tidak mengingat ajaran-ajaran moral
diakibatkan tidak adanya ruang komunikasi dialogis antara dirinya dengan
orangtua sebagai “Guru Pertama” yang mestinya terus memberikan pengajaran
moral. Jadi, titik terpenting dalam membentuk moral sang anak adalah lingkungan
sekitar rumah, setelah itu lingkungan sekolah dan terakhir adalah lingkungan
masyarakat sekitar.
Namun,
ketika dilingkungan rumahnya sudah tidak nyaman, biasanya anak-anak akan
memberontak di luar rumah (kalau tidak di sekolah, pasti di lingkungan
masyarakat). Oleh karena itu, agar tidak terjadi hal seperti itu sudah
sewajibnya orang tua membina interaksi komunikasi yang baik dengan sang buah
hati supaya di masa mendatang ketika mereka memiliki masalah akan meminta jalan
keluar kepada orang tuanya.
B. Rumusan Masalah
Berhubungan
dengan latar belakang yang kami ambil, maka rumusan masalah yang kami ambil
untuk makalah ini adalah :
1.
Apa definisi
perkembangan moral peserta didik ?
2.
Bagaimana
cara pengukuran perkembangan moral peserta didik ?
3.
Apa saja
yang mempengaruhi perkembangan dan perubahan moral peserta didik ?
4. Bagaimana Implikasinya bagi pendidikan ?
C. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui definisi perkembangan moral peserta
didik.
2. Mengetahui
bagaimana cara mempelajari teknik dan alat pengukuran perkembangan moral
peserta didik.
3. Mengetahui
apa saja yang mempengaruhi perkembangan dan perubahan moral peserta didik.
4. Mengetahui
Bagaimana Implikasinya bagi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK
Perkembangan
moral peserta didik adalah penentuan baik
buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan
untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangai yang
dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut maupun
tidak patut peserta didik.
Moral
berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang baik dan
perbuatan yang salah. Standar
moral ialah standar yang berkaitan dengan persoalan yang dianggap mempunyai
konsekuensi serius, didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas
kekuasaan, melebihi kepentingan sendiri, tidak memihak dan pelanggarannya
diasosiasikan dengan perasaan bersalah, malu, menyesal, dan lain-lain.
B. CARA MENGETAHUI PENGUKURAN PERKEMBANGAN MORAL
PESERTA DIDIK
Untuk
mengetahui perkembangan moral peserta didik, dapat melalui teknik tertentu dari
seorang guru dan tidak lepas dari acuan penelitian yang telah dilakukan oleh
Lawrence Kholberg (1958-1986). Adapun teknik yang bisa dapat mengetahui
perkembangan moral peserta didik adalah :
1.
Teknik Pengamatan Atau Penelitian
Terhadap Peserta Didik
Selain seorang pendidik atau guru
mengetahui perkembangan belajar peserta didiknya seorang pendidik juga harus
mengetahui perkembangan moral peserta didiknya. Untuk mengetahui perkembangan
moral peserta didiknya, maka seorang pendidik dapat melakukan penelitian atau
pengamatan terhadap moral peserta didik pada perilaku sehari-hari peserta didik
disekolah, dilingkungan rumah, dan lingkungan pergaulannya. Namun seorang
pengamat atau peneliti harus masuk dalam kegiatan sehari-harinya.
2. Tenik Pendekatan Terhadap Peserta Didik
Dalam
pengukuran perkembangan moral peserta didiknya, seorang guru juga bisa
melakukan pendekatan secara bertahap dengan peserta didiknya. Dalam tahap
pendekatannya, seorang guru bisa mengajak peserta didiknya mengobrol selayaknya
teman bukan guru dengan peserta didiknya. Mulai dari mengobrol selayaknya
teman, mendengar dan menerima serta memberikan saran saat seorang peserta
didiknya mendapatkan keluh kesah dalam menerima pembelajaran dari guru-gurunya
atau masalah pada keluarga dan lingkungan pergaulannya. Dalam pendekatan ini,
kita juga dapat mengajari tentang pendidikan moral kepada peserta didik. Mulai
dari apa itu moral, dan bagaimana moral dapat berada pada setiap seseorang,
serta moral seseorang itu dapat berbeda-beda.
3. Teknik Penekanan Bahwa Perkembangan Moral Melibatkan
Pertimbangan Dan Muncul Dari Tahapan-Tahapan (Wawancara Yang dilakukan oleh
Kholberg pada anak-anak, para remaja, dan orang dewasa terutama lali-laki)
Dalam
teknik pengukuran perkembangan peserta didik Kholberg menemukan teorinya
setelah mewawancarai anak-anak, para remaja, dan orang-orang dewasa (terutama
khususnya laki-laki) tentang pandangan mereka mengenai serangkaian dilema
moral.
Berikut adalah contoh jenis dilema
yang ia hadirkan dalam wawancaranya :
"Seorang wanita sudah sekarat
dan menderita kanker. Hanya ada satu obat yang menurut dokter bisa
menyelamatkan nyawanya. Obat itu baru-baru ini ditemukan oleh seorang apoteker
yang tinggal di kota yang sama dengan wanita itu. Obat itu sngat mahal, tetapi
apoteker itu memberikan harga 10 kali lipat dari biaya pembuatannya. Suami
wanita yang sakit itu, Heinz, berusaha meminjam uang untuk membeli obat
tersebut dari setiap tempat yang terpikir olehnya, tetapi ia tidak bisa
mengumpulkan cukup uang. Ia memberitahu sang apoteker bahwa istrinya sedang
sekarat dan meminta sang apoteker untuk menjual obat tersebut dengan harga yang
lebih murah atau mengizinkan dirinya untuk membayar belakang. Akan tetapi, sang
apotekar berkata, "Tidak, aku menemukannya dan aku pantas mendapatkan uang
darinya." Kemudian, Heinz menjadi putus asa, menyelinap ketoko sang
apoteker dan mencuri obat itu untuk istrinya.
Beradasarkan dilema moral yang
diberikan pada orang yang diwawancarainya, kholberg mendapatkan beragam
alasan-alasan, pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh individu terhadap dilema
yang baru saja diberikan kholberg dan 10 dilema lain yang serupa ternyata juga
terjadi pada yang diwawancarainya.
4.
Teknik Argumen Yang Mencerminkan
Perkembangan Penalaran Moral Peserta Didik
Dalam
teknik ini, kita dapat meberikan contoh dilema moral pada peserta didik dan
meminta peserta didik beragumen bagaimana tentang dilema yang terjadi didalam
dilema tersebut. Apakah telah ada moral dalam contoh dilema moral yang telah
kita berikan. Dan ternyata orang-orang akan
menjustifikasi tindakan-tindakan mereka bila mereka berada dalam persoalan
moral yang sama. Kohlberg kemudian mengkategorisasi dan mengklasifikasi respon
yang dimunculkan ke dalam enam tahap yang berbeda. Keenam tahapan tersebut
dibagi ke dalam tiga tingkatan: pra-konvensional, konvensional, dan
pasca-konvensional. Teorinya didasarkan pada tahapan perkembangan konstruktif;
setiap tahapan dan tingkatan memberi tanggapan yang lebih adekuat terhadap dilema-dilema
moral dibanding tahap/tingkat sebelumnya. Tahap-tahapnya yang dikemukakan oleh
kohlberg diantaranya :
l Penalaran Prakonvensional merupakan
level terendah perkembangan moral dalam teori kohlberg. Pada level ini, anak
tidak menunjukkan internalisasi nilai-nilai moral. Penalaran moral dikendalikan
oleh penghargaan eksternal dan hukuman.
l Penalaran Konvensional merupakan
level kedua atau menengah, dalam teori kohlberg. Pada level ini, internalisasi
anak berada diteingkat menengah. Anak bertindak sesuai dengan standar-standar
yang ditentukan oleh orang lain, seperti orang tua atau oleh hukaman
masyarakat.
l Penalaran Pascakonvensional
merupakan tingkat tertinggi dalam teori kohlberg. Pada level ini, moralitas
internalisasi sepenuhnya dan tidak berdasarkan pada standar-standar eksternal.
Siswa atau peserta didik menalar pelajaran moral lainnya, mengekplorasi
pilihan-pilihan, serta kemudian memutuskan kode moral yang terbaik untuk
dirinya.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN MORAL PESERTA DIDIK
Perubahan
moral pada intinya bersifat rasional. Keputusan moral bukanlah soal
permasalahan atau nilai, melainkan mengandung suatu tafsiran kognitif terhadap
keadaan dilema moral dan bersifat konstruksi kognitif yang bersifat aktif
terhadap titik pandang maing-masing individu sambil mempertimbangkan segala
macam tuntutan individu, hak, kewajiban, dan keterlibatan setiap pribadi
terhadap sesuatu yang baik dan adil. Kesemua itu merupakan tindakan kognitif.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan perubahan moral peserta
didik diantaranya :
n Faktor Internal
Maksud dari faktor dari
internal sendiri adalah, segala sesuatunya berasal dari dalam individu itu
sendiri. Moral perindividu itu sendiri pada setiap tahap perkembangannya dia dapat
atau sudah bisa menilai bagaimana moral yang ia miliki. Apakah sudah pantas
pada dirinya sendiri dan baru dapat dinilai bermoral baik atau pantas apabila
individu tersebut sudah dapat menilai dirinya terlabih dahulu.
n Faktor Eksternal
Maksudnya,
semua faktor perkembangan dan perubahan berasal dari luar dirinya atau
lingkungan sekitarnya, seperti pada lingkungan sekolah, rumah, dan dalam
pergaulannya diluar sekolah dan diluar rumah. Moral individu yang telah dapat
menilai moral dirinya sendiri sudah pantas, maka moral pada individu jika
dipandang oleh lingkungan sekitar maka akan berpendapat baik. Pada
lingkungan pergaulannya diluar
lingkungan rumah dan sekolah seseorang akan mengikuti pola moral pada
lingkungan pergaulannya.
D. IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN
Pengembangan moral melalui
pendidikan mestinya bukan hanya mengajarkan nilai-nilai sebagai slogan saja.
Hal ini tampak pada moral yang diyakini penganut dan moral budaya yang diterima
warga masyarakat.
Proses pendidikan dan
pembelajaran moral diteladankan orang tua dan dilakukan secara terpadu
(integrated) pada tiap peluang dalam semua kegiatan sekolah. Disana pendidik
mengajarkan keteraturan hidup, disiplin serta melatih dan membiasakan peserta
didik bermoral dalam perilaku dan kegiatannya. Otoritas mendukung berbagai
kegiatan pengembangan moral warga masyarakat sebagai bagian upaya membangun
karekter manusia indonesia seutuhnya. Cara yang ideal adalah dengan memantapkan
pancasila melalui keteladanan pendidik pada umumnya kepada warga bangsa sebagai
peserta didik sepanjang hayat. Disini berproses pembangunan watak bangsa.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bahwa pengukuran perkembangan moral
peserta didik bisa dilakukan dengan teknik-teknik tertentu, yaitu diantarannya
seperti mulai dari pengamatan atau penelitian sebagai objek penelitiannya
adalah peserta didiknya, pendekatan secara bertahap (menjadi teman bagi peserta
didiknya), pemberian dilema moral seperti yang dilakukan kohlberg pada
orang-orang yang diwawancarainya, mempraktekkan pemberiaan ceritra-cerita
dilema moral kepada peserta didik dan meminta mereka beragumen untuk mengetahui
bagaimana penalaran mereka tentang dilema moral yang terjadi.
Faktor-faktor
perkembangan dan perubahannya moral peserta didik berasal dari dalam individu
sendiri dan dari luar individu itu sendiri.
Implikasinya terhadap pendidikan Pengembangan
moral melalui pendidikan mestinya bukan hanya mengajarkan nilai-nilai sebagai
slogan saja. Hal ini tampak pada moral yang diyakini penganut dan moral budaya
yang diterima warga masyarakat.
B. SARAN
Sebagai
calon guru atau pendidik dan pembimbing, hendaknya kita bisa mengetahui apa
arti perkembangan dan pertumbuhan peserta didik khususnya dengan perkembangan
moralnya, bagaimana cara kita mempelajari peserta didik, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan
dan pertumbuhan moral pada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock,
W, John. 2011. Masa Perkembangan Anak (Children), Buku 2, Edisi 11. Jakarta:
Salemba Humanika.
Santrock, W, John. 2011. Psikologi Pendidikan
(Educational Psychology), Buku 1, Edisi 3. Jakarta:Salemba Humanika.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Definisi
Perkembangan Moral Peserta Didik
B.
Cara
Mengetahui Pengukuran Perkembangan Moral Peserta Didik
C.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan dan Perubahan Moral Peserta Didik
D.
Implikasi
Dalam Pendidikan
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR
ISI
Terima kasih. Semoga amal pahalanya menjadi ladang ibadah.
BalasHapus