Senin, 10 Desember 2012

PENGUKURAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK


MAKALAH
tentang
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK
(ANAK USIA DINI)

Yang di Bina Oleh  : NUR WIDODO









DISUSUN OLEH :
                RIZKA MAHARGIAN           (201210070311151)
                 WINDA SULASTRI                (201210070311130)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG   
2012  


BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar mejadi manusia yang beriman dan bertakwa keada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Taman Kanak-kanak (TK) sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudlatus Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat.
Dengan diberlakukannya Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), membawa implikasi terhadap model pendekatan pembelajaran dan teknik penilaian. Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak
melaksanakan proses pembelajaran dan dilakukan oleh suatu lembaga, dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Sedangkan penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung untuk penjaminan mutu pembelajaran.
Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh guru untuk memantau
proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi
yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan.    Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran.
Dalam mengamati perilaku belajar peserta didik untuk mengetahui perkembangan belajarnya, dibutuhkan kerjasama multidisipliner yang terpadu. Agar informasi yang diperoleh tentang perkembangan peserta didik akurat, diperlukan prinsip-prinsip tertentu dalam pelaksanaannya. Berbagai bentuk pengukuran  sangat diperlukan agar dapat mengetahui sejauh mana perkembangan kognitif peserta didik tersebut terjadi.

Pola perkembangan peserta didik usia dini masih sangat sederhana, mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain, sehingga hendaknya proses asemen yang dilaksanakan tidak dalam situasi terlalu formal. Untuk dapat
memotret perkembangan anak usia dini dibutuhkan suasana yang alami yang dilakukan sambil bermain, walau tetap masih dalam suasana proses pembelajaran.
Salah satu perkembangan anak usia dini yang akan dibahas adalah perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif terkait erat dengan perkembangan intelektual dan pertumbuhan mental. Perkembangan kognitif anak usia dini dipengaruhi banyak faktor diantaranya adalah kematangan fisik, pengalaman dan interaksi peserta didik dengan orang-orang di sekitarnya. Teori perkembangan kognitif menyatakan bahwa pertumbuhan mental individu adalah bagian terpenting dalam perkembangan anak. Anak yang aspek kognitifnya berkembang baik, akan dapat mengembangkan proses berpikir, merespon objek dilingkungannya dan merefleksikan pengalamannya. Dalam melihat perkembangan kognitif anak usia dini dibutuhkan strategi asesmen dan instrumen yang tepat untuk mengukur perkembangan kognitifnya. Dalam melihat perkembangan kognitif peserta didik usia dini, dapat dilakukan dengan pengamatan secara intensif tentang intelektual anak. Disamping itu perlu juga diperhatikan dimensi perkembangan anak lainnya, mengingat belajar bukan hanya merupakan kumpulan pengetahuan dari keterampilan dan kemampuan individu, tetapi mencakup bagaimana anak merespon pengalamannya. Mengingat pentingnya strategi dan instrumen dalam mengumpulkan dan melihat perkembangan kognitif peserta didik anak usia dini maka dalam makalah ini akan diuraikan perencanaan pengukuran perkembangan kognitif peserta didik (anak) usia dini.
B.  RUMUSAN MASALAH
Bagaimana konsep dasar pengukuran perkembangan kognitif peserta didik ?

C.  TUJUAN
      Untuk memahami bagaimana cara pengukuran perkembangan kognitif peserta didik.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN PENGUKURAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. Sedangkan perkembangan kognitif adalah pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan    logika – matematika.                                                                   

B.   KONSEP DASAR PENGUKURAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

  Pengukuran pendidikan prasekolah (usia dini) dapat diartikan sebagai proses penilaian tentang kedudukan program pendidikan prasekolah (usia dini) yang dilaksanakan. Sedangkan secara lengkap batasan dari pengukuran pendidikan prasekolah (usia dini) dapat didefinisikan sebagai suatu upaya dan proses memilih, mengumpulkan, serta menafsirkan informasi tentang posisi program maupun anak, baik terkait dengan pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, perubahan serta kemampuan yang menjangkau berbagai aspek (bidang pengembangan) melalui cara-cara yang benar, tepat, akurat, terencana dan sistematis pada dimensi proses maupun hasil, sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan kriteria yang semestinya, yaitu tidak merugikan, sesuai tujuan dan nilai sebagaimana yang telah ditetapkan.
      Pada evaluasi perkembangan anak usia dini, measurement lebih banyak digunakan dari pada evaluasi yang bersifat formal atau menggunakan tes standar. Hal ini karena pola perkembangan anak masih bersifat sederhana, dan mereka banyak menghabiskan waktu melalui kegiatan bermain bersama. Untuk dapat merekam dan mendeskripsikan perkembangan anak dengan tepat dibutuhkan suasana yang alami. Oleh karena itu, asesmen lebih tepat diterapkan untuk anak usia dini, dari pada evaluasi.
      Proses evaluasi pada anak usia dini (AUD)/ TK, adalah pengamatan, pencatatan, dan pendokumentasian kinerja dan karya siswa serta bagaimana proses anak menhasilkan karya tersebut (Grace dan Shore, 1991; Kumano, 2002). Asesmen tidak digunakan untuk mengukur suatu keberhasilan suatu program tetapi untuk mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar anak. Dalam aplikasinya di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), asesmen tersebut tidak dilakukan di kelas pada akhir program atau akhir tahun tetapi dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Dengan cara anak bermain, mengambar, atau dari karya yang dihasilkan. Dengan asesmen guru dapat mengetahui bakat, minat, kelebihan,dan kelemahan anak. Guru bersama orang tua siswa dapat memberi bantuan belajar yang tepat untuk anak sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang optimal.

    Pengukuran perkembangan kognitif  pada anak usia dini meliputi:
 (1) Perkembangan fisik motorik
(2) perkembangan kognitif /intelektual
(3) perkembangan moral dan sosial
(4) perkembangan sosio emosional
(5) perkembangan bahasa dan seni.
   Pengukuran kognitif  anak   usia dini digunakan untuk berbagai tujuan antara lain:
1.Untuk mengetahui berbagai aspek perkembangan anak secara individual.
2.Untuk diagnosa adanya hambatan perkembangan maupun identifikasi penyebab masalah belajar anak.  
3.Untuk memberikan tempat dan program yang tepat bagi anak (apakah dibutuhkan program pelayanan khusus).
4.Untuk membuat perencanaan program (curriculum planning) dan memberikan umpan balik bagi anak.
5. Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah perkembangan pada anak.
Dengan demikian kegiatan pengukuran yang dilakukan hendaknya disesuaikan dengan tujuan pengkuran yang hendak dicapai, agar mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk melaksanakan kegiatan pengukuran dibutuhkan perencanaan yang baik, serta instrument (alat) yang tepat untuk mengukur perkembangan anak .
Dalam pelatihan ini difokuskan pada pengukuran perkembangan kognitif/intelektual yang meliputi:
(1) tahap perkembangan kognitif anak usia dini.
(2) indikator pencapaian tahap perkembangan kognitif.
(3) penyusunan instrumen untuk asesmen perkembangan.
Pengajar harus mengetahui sejauh mana pembelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai. Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-mengajar dan penilaian, yang amat ditekankan justru perkembangan  kognitif. Hal ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan jasmani, keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan.
Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak hanya menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga termasuk perubahan dalam melaksanakan penilaian pembelajaran siswa. Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif. Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan.
 Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, pengukuran pembelajaran tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.


C.  MACAM-MACAM SKALA PENGUKURAN
Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variable. Dalam melakukan analisis statistik, perbedaan jenis data sangat berpengaruh terhadap pemilihan model atau alat uji statistik. Tidak sembarangan jenis data dapat digunakan oleh alat uji tertentu.
1.      Skala Nominal                                             .
               Pengukuran dengan skala nominal merupakan tingkat mengkategorikan, memberi nama dan menghitung fakta-fakta dari obyek yang diteliti. Dimana angka yang diberikan pada obyek hanya mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan kegiatan yang tidak berarti.
contoh, kita dapat menempatkan individu untuk kategori seperti laki-laki dan perempuan tergantung pada jenis kelamin mereka, atau kecerdasan dengan kategori tinggi dan rendah berdasarkan nilai intelijen.
2.      Skala Ordinal                                                   .            
             Skala (ukuran) ordinal adalah skala yang merupakan tingkat ukuran kedua, yang berjenjang sesuatu yang menjadi ‘lebih’ atau ‘kurang’ dari yang lainnya. Ukuran ini digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah hingga tertinggi dan sebaliknya yang berarti peneliti sudah melakukan pengukuran terhadap variable yang diteliti.
Contohnya adalah: A lebih besar atau lebih baik dari pada B, B lebih besar dari atau lebih baik dari daripada C, dan seterusnya. Hubungan tersebut ditunjuk oleh simbol ‘>’ yang berarti ‘Lebih besar dari’ mengacu pada atribut tertentu. Kita bisa melanjutkan dengan latihan sebelumnya untuk membuatnya lebih jelas. Perlu diingat bahwa hubungan antara kedua peringkat adalah tidak bisa di gambarkan secara rinci bahwa nilai A adalah dua kali lipat dari B atau A empat kali lipat dari C .
3. Skala Interval                                               .
      Merupakan tingkat pengukuran ke tiga, dimana pemberian angka pada set objek yang memilih sifat ordinal, ditambah dengan satu sifat yang lain, yakni memberikan nilai absolute pada data/ objek yang akan diukur. Ukuran rasio ini mempunyai nilai nol (0) absolute (tidak ada nilainya). 
     Contoh Interval adalah timbangan seperti skala Fahrenheit dan IQ
                                                .                                                                                                              4. Skala Rasio                                                             .
             Merupakan tingkat pengukuran tertinggi, dimana ukuran ini mencakup semua persyaratan pada ketiga jenis ukuran sebelumnya, ditambah dengan satu sifat yang lain, yakni ukuran ini memberikan nilai absolute pada data/objek yang akan diukur. Ukuran rasio ini mempunyai nilai nol (0)                                                      .
Contoh : penghasilan pegawai 0 (berarti pegawai itu tidak menerima uang sedikitpun).      
Meskipun sejumlah skala yang ada dapat dibuat untuk mengukur atribut orang, benda, peristiwa, dan sebagainya, semua skala memiliki empat tipe dasar yaitu: Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio.
Skala ini sebenarnya merupakan empat hirarki prosedur pengukuran, terendah dalam hirarki adalah skala nominal dan yang tertinggi adalah skala pengukuran ratio. Itulah sebabnya ‘Tingkat pengukuran’ ini telah digunakan oleh beberapa sarjana dalam pembuatan dan penggunaan skala pengukuran.
D.  TEKNIK PENGUKURAN

               Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara pengukuran kemajuan perkembangan dan pertumbuhan anak berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikatorindikator pencapaian hasil belajar yang memuat berbagai aspek perkembangan. Indikator-indikator pada setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian menggunakan alat dan cara penilaian serta serangkaian prosedur.
Di bawah ini dipaparkan berbagai teknik (measurement) pengukuran yang dapat dipilih guru untuk melakukan proses measurement (pengukuran), antara lain:

 (1) Unjuk Kerja (Performance)
 (2) hasi karya produk (product)
 (3) penilaian sikap
 (4) portofolio
 (5) penugasan (project)

       Aspek perkembangan kognitif yang akan diukur terkait erat dengan teknik penilaian dan instrumen yang akan digunakan. Perilaku (kompetensi) yang terkait dengan aspek kognitif antara lain:
(a) bertanya tentang alat/media
(b) berhitung angka
(c) mengenal beberapa huruf dan angka
(d) menggolongkan benda berdasarkan ukuran, bentuk dan warna
(e) memahami persamaan dan perbedaan beberapa hal
(f)membangun balok
              (g) membaca, dll.












BAB III

PENUTUP

A.  KESIMPULAN      
Pengukuran perkembangan kognitif anak usia dini berbeda karakteristiknya dengan pengukuran kelas lanjut. Perkembangan kognitif anak usia dini sangat cepat
sehingga dibutuhkan pengukuran  untuk mengetahui apakah anak berkembang secara baik.Dalam melaksanakan asesmen perkembangan anak usia dini dibutuhkan perencanaan yang matang dengan menggunakan teknik dan instrumen (alat) yang tepat mengukur objek. Dengan dilaksanakannya proses pengukuran maka dapat diperoleh karakteristki tingkat perkembangan atau performansi yang dimiliki anak. Hal ini akan bermanfaat untuk merencanakan program kaitannya memberi pelayanan untuk mengatasi perkembangan kognitif anak selanjutnya.

B.  SARAN
  Mengingat pentingnya peran pengukuran perkembangan pada anak usia dini dalam pembelajaran, diharapkan para guru PAUD untuk lebih meningkatkan penguasaan pengukuran kognirif secara konseptual maupun praktik dalam melaksanakan. Dengan demikian data mengenai perkembangan kognitif anak usia dini dapat dilaporkan secara bertanggung jawab kepada orang tua siswa.












DAFTAR PUSTAKA

Kurikulum Hasil Belajar KBK, Balitbang Dep. Dik. Nas.
Kompetensi Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Puskur Balitbang Dep. Dik. Nas.
Model Penilaian Kelas KTSP TK. 2006. Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan
Pengembangan. Departemen Pendidikan Nasional.
Rumpun Pelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, Puskur Internet, E-mail: Balitbang,
@cbn.net.id
Robert J., dkk. 1991. Portfolio Measurement in The Reading-Writing Classroom. Norwood: Christopher-Gordon Publisher Inc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar