MAKALAH PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK
ASPEK PENGEMBANGAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK
Di Ajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Belajar Peserta Didik
Yang dibina Oleh Bapak Drs.
Nurwidodo, M.Kes
Di Susun Oleh :
If’alul Naufal
(201210070311136 )
Fidrianti
(201210070311154 )
Desi Wulansari
(201210070311166 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH MALANG
OKTOBER 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktunya. makalah yang berjudul : Aspek Perkembangan Fsikomotorik Peserta Didik.
Atas semua
bimbingan dan bantuan, dukungan dan perhatian yang telah diberikan, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Nur Widodo,M.kes yang telah
membimbing dan banyak membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
2. Teman-teman kelompok yang sudah banyak
membantu dan mendukung.
Makalah ini merupakan gagasan atau penjelasan
mengenai aspek-aspek apa saja dalam perkembangan pesera didik. Kami menyadari ada kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kepentingan kualitas di masa yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat diterima dan berguna.
Malang,
22 oktober 2012
BAB I
PENDHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Pendidikan
merupakan aktifias yang memerlukan sinergi dari berbagai hal untuk memperoleh
hasil yang maksimal. Berbagai faktor itu diantaranya peserta didik yang siap,
pengajar yang berkompeten, serta sarana dan rasarana yang memadai. Peserta
didik yang siap artinya dengan kemempuan yang ada pada masing masing individu
mampu memanfaatkan, salah satunya adalah kemampuan motorik
Setiap anak secara kodrat membawa variasi dan irama
perkembangannya sendiri, perlu diketahui orangtua dan guru agar ia tidak
bertanya tanya bahkan bingung atau bereaksi negatif yang lain dalam menghadapi
perkembangan motorik anaknya. Bahkan ia harus bersikap tenang sambil mengikuti
terus meneruspertumbuhan itu, agar pertumbuhan itu sendiri terhindar dari
gangguan apapun yang tentu saja akan merugikan.
Terutama pada
masa anak hal ini dikarenakan pada masa anak adalah masa dimana perkembangan
adlah sangat pesat pesatnya seperti perkembangan psikomotorik anak. Untuk
mengembangkan potensi kemampuan psikomotorik anak diperlukan kerjasama antara
berbagai pihak, dan yang paling penting pada saat masa anak anak adalah orang
tua dan guru, kemampuan psikomotorik hanya bisa dikembangkan dengan latihan
latihan yang menuju kearah mengembangkan kemampuan anak. Hal ini mememrlukan
rangsangan yang sangat banyak dikaranakan agar perkembangan potensi kemempuan
psikomotorik anak bisa optimal
Perkembangan
potensi kemampuan psikomotorik anak sangatlah berpengarugf terhadap hasil
sebuah pengajaran disekolah, tetapi siswa atau peserta didik pada tarf awal
awal sekolah, belum menyadari tentang hal itu. Oleh karenanya sebagai agen of
change guru hendaknya mampu menuntun. Mengoptimalkan aspek ini sehingga
tercapailah pengajaran yang diinginkan secara optimal, sehingga kelak anak itu
sendirilah yang akan memetik buah dari kerja keras.
Mengingat
sangat pentingnya kemempuan psikomotorik anak maka kita harus bisa
mengembangkan semua potensi yang ada pada anak itu secara optimal agar
kemampuan lebih yang sudah dia miliki bisa dikembangkan. Dan bisa saja
kemampuan tersebut menolongnya dalam masyarakat ataupun saat dia sudah bekerja
nanti.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apakah pengertian psikomotorik ?
2) Apa peranan penting pengenbangan psikomotorik dalam pembelajaran ?
3) Apa tahapan tahapan pengembangan psikomotorik ?
C. TUJUAN PENULISAN
a)
Untuk
mengetahui pengertian aspek perkembangan psikomotorik perkembangan belajar
peserta dididk..
b)
Untuk mengetahui pentingnya perkembangan psikomotorik dalam pembelajaran.
c)
Untuk mengetahui tahapan tahapan perkembangan psikomotorik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK
Psikomotorik
adalah berhubungan atau mengarah kepada akibat-akibatmotor dari proses mental
(kerja otak).Kemampuan motorik berasal daribahas Inggris yaitu motor ability,
dalam Filosofi Pembelajaran dan MasaDepan Teori Pendidikan Jasmani Kephart,
mendefinisikan bahwa motoradalah gerak dari dorongan dalam (internal) yang
diarahkan kepada beberapamaksud lahiriah (external) dengan ujud ketrampilan
rendah Perkembangan keterampilan motorik (motor skill) ini
merupakanketerampilan yang dimiliki seseorang untuk mampu melakukan
suaturangkaian gerakan jasmaniah dalam urutan tertentu, dengan
mengadakankoordinasi antara gerak berbagai anggota badan secara terpadu.
Ciri khas
dari keterampilan motorik adalah otomatisme, yaiturangkaian gerak-gerik yang
berlangsung secara teratur dan berjalan lancar tanpa dibutuhkan banyak refleksi
atau berfikir terhadap apa yang harusdilakukan dan mengapa harus mengikuti
suatu gerakan.Keterampilan motorik memegang peranan yang sangat penting
dalamkehidupan manusia, seorang anak yang memiliki keterampilan
motoriksempurna, ia mampu merawat dirinya sendiri dan bergerak secara efektif
danefisien, misalnya seorang anak kecil yang belajar berjalan tegak,
menaikitangga, memegang dan mengambil benda dan sebagainya.
Berkembangnyakemampuan motorik tersebut didapatkan dari hasil belajar dan
latihan.Dengan belajar dan latihan tersebut akan membuat fungsi otot dan
persendianmenjadi lebih kuat.
Dari
penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yangdimaksud dengan
perkembangan psikomotorik adalah perkembangankepribadian manusia yang
berhubungan dengan gerakan jasmaniah dan fungsiotot akibat adanya dorongan dari
pemikiran, perasaan dan kemauan daridalam diri seseorang.
B. PENTINGNYA PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK DALAM
PEMBELAJARAN
Kemampuan psikomotorik hanya bisa dikembangkan dengan latihan latihan yang
menuju kearah peningkatan kemampuan anak. Pengembangan ini memerlukan
rangsangan yang adekuat agar perkembangan potensi psikomotorik anak bisa
optimal.
Peningkatan potensi perkembangan psikomotorik merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam kesuksesan pengajaran. Dengan peningkatan kemampuan
motorik, anak akan mampu menerima pengajaran sesuai dengan batasan jenjang
pendidikanya. Beberapa konstelasi perkembangan motorik individu dipaparkan oleh
Hurlock (1996) sebagai berikut :
a). Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang memiliki ketrampilan
memainkan boneka, melempar bola dan memainkan alat alat mainan.
b). Dengan keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi tidak
berdaya pada bulan bulan pertama dalam kehidupanya kepada kondisi yang
independen. Anak dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang lain, dan dapat
berbuat sendiri untuk dirinya sendiri. Kondisi ini akan menunjang perkembangan
rasa percaya diri.
c). Melalui peningkatan potensi perkembangan psikomotorik anak dapat
menyesuaikan dangan lingkungan sekolah. Pada masa pra sekolah atau pada masa
awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menulis menggambar melukis dan
baris berbaris.
d). Melalui peningkatan potensi prkembangan psikomotorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain dan bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan
yang tidak normal akan menghambat dalam bergaul dengan teman sebayanya, bahkan
dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang terpinggirkan
e). Peningkatan potensi perkembangan psikomotorik sangat penting bagi
perkembangan self concept (kepribadian anak)
Faktor yang Mempengaruhi Fsikomotorik Anak
a.
faktor pola asuh orang tua
b)
Pola asuh orang tua adalah sebuah faktor penghambat psikomotorik anak disaat pola asuh
orang tuaterlalu otoriter ataupun terlalu memaksa, karena karakteristik seorang
anak sanagt sensitif ditambah setiap anak tidak dapatsecara langsung
dioptimalkan secara cepat denagan kata lain memaksakan kemampuan danagan waktu
yang singkat.
c)
Apabila
orangtua memaksakan peningkatan potensi perkembangan psikomorik anak kebanyakan
malah menyababkan gangguan mental terhadap anak tersebut biasanya anak akan
cenderung merasa canggung, merasa serba salah tidak percaya pada diri sendiri
dan merasa tertekan.
d)
Pola asuh
bukan hanya bisa menggangu peningkatan potensi psikomotorik anak akan tetapi
malah akan menurunkan kemampuan psikomotorok anak, pada saat anak dalam kondisi
depresi dan ditambah dengan tuntutan dari orangtua yang tidak dapat dipenuhi
oleh anak, anak yang sedang dalam keadaan depresi sangat mudah untuk diketahui
hal ini dikarenakan keadaan anak bisa berubah secara drastis, tanda tandanya
antara lain, yang biasanya anak tersebut suka bercanda berubah menjadi
pemurung, yang biasanya ceria berubah menjadi gampang marah, yang biasanya
aktif berubah menjadi pemalas.
e)
Diharapkan
apabila anak dalam keadan seperti ini orang tua tidak memaksakan lagi latian
dalam upaya meningkatkan potensi psikomotorik karena malah akan membuat si anak
setres.
b. Gen Dari
Orang Tua
Gen dari
orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam upaya meningkatkan kemampuan
psikomotorik anak, apabila orang tua mempunyai pembawaan sifat gen yang unggul
maka dalam mengembangkan potensu kemempuan psikomotorik anak pun juga akan
lancar. Hal sebaliknya apabila anak membawa pembawaan gen dari oarang tua
dimana gen tersebut adalah gen yang lemah maka kemampuan meningkatkan potensi
psikomotorik anak itu biasanya juga akan lemah. Atau yang paling parah apabila
anak itu mkenderita autis maka akan sulit sekali meningkatkan potensi
kemampuan motorik yang ada.
c.
Pengaruh Lingkungan
1. Lingkungan atau situasi kehidupan. Lingkungan tempart
seseorang dibesarkan, hubungan dengan anggota keluarga dan orang lain turut
berpengaruh terhadap perkembangan psikomotorik pada anak, di antaranya yaitu
lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan bermain.
2. Loree (1970: 75) menyatakan bahwa ada dua macam
perilaku psikomotorik utama yang bersifat universal yang harus dikuasai oleh
setiap individu pada masa bayi atau awal masa kanak- kanaknya yaitu
berjalan dan memegang benda. Kedua jenis keterampilan ini merupakan basis bagi
perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kitsa kenal dengan
sebutan bermain dan bekerja. Keterampilan ini berkembang dan atau diajarkan kepada
anak pada masing- masing keluarga mereka. Oleh karena itu keluarga merupakan
media paling awal yamg mempengaruhi pembentukan perkembangan psikomotorik anak.
3.
Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak- anak dan
remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada aspek moral atau pembentukan
kepribadian daripada pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan. Proses
sosialisasi awal ini di mulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan
mengikuti apa yang diajarkan orang- orang paling dekat. Dalam keluarga dikenal
adanya dua pola sosialisasi yaitu sosialisasi represif yang mengutamakan
adanya ketaatan anak pada orang tua dan pola sosialisasi partisipasi yang
mengutamakan adanya pertisipasi anak.
4.
Dasar dan
tujuan penyelenggaraan pendidikan keluarga bersifat individual, sesuai
pandangan hidup masing- masing keluarga. Pada usia balita anak cenderung meniru
kebiasaan- kebiasaan yang di lakukan oleh orang tua atau orang- orang yang
berada di dekatnya, karena di usia- usia tersebut anak sudah mulai menyimpan
dalam memori otaknya berbagai hal yang dilihat dan dirasakannya sehingga orang
tua harus berhati- hati dalam melakukan suatu tindakan atau kebiasaan buruk.
Orang tua harus memberikan kebiasaan- kebiasaan yang baik agar mereka
menerapkan kebiasaan tersebut hingga memasuki bangku sekolah.
5. Namun yang lebih mendasar dalam mempengaruhi suatu
perkembangan psikomotarik anak adalah Genetika. Genetika atau disebut juga GEN
merupakan bawaan anak dari oramg tuanya. Pengaruh dari pada gen ini sangatlah
bermacam- macam tergantung dari orangtuanya. Misalnya : pemarah, penyabar,
santun, nakal, luwes, keras kepala, kuat kemauan dll. Yang mana watak atau
kepribadian dasar ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
psikomotorik dan aspek lain si anak.
6. Lingkungan kedua yang mempengaruhi perkembangan
psikomotorik anak adalah sekolah. Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang
sengaja diciptakan untuk membina anak- anak ke arauh tujuan, khususnya untuk
memberikan kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kehidupannyai kemudian
hari. Di sini mereka akan menerapkan kebiasaan yang dilatih oleh orang tua
masing- masiang. Para orangtua berharap lingkungan pendidikan yang disajikan
pada anak- anak dapat memberikan warna yang positif, jangan sampai mereka
didoktrin tentang kebiasaan- kebiasaan buruk. Anak-anak usia dini dapat saja
diberikan materi pelajaran, diajari membaca, menulis, dan berhitung. Bahkan
bukan hanya itu saja, mereka bisa saja diajari tentang sejarah, geografi, dan
lain-lainnya. Jerome Bruner menyatakan, setiap materi dapat diajarkan kepada
setiap kelompok umur dengan cara-cara yang sesuai dengan perkembangannya
7. Sekolah juga merupakan rumah kedua bagi si anak dan di
tempat ini pula anak- anak memperoleh pendidikan formal dan berlatih untuk
meningkatkan kemampuan berlandaskan tentang apa yang telah diperoleh dari
keluarga. Di sekolah juga terdapat bermacam ekstrakurikuler sehingga si anak
dapat memilih kegiatan itu sesuai bakat yang di miliki. Pada saat inilah anak-
anak meningkatkan perkembangan psikomotoriknya.
8. Lingkungan bermain juga dapat mempengaruhi
perkembangan psikomotorik pada anak. Bermain bagi anak adalah kegiatan yang
serius tetapi menyenangkan. Menurut Conny R. Semiawan (Jalal, 2002: 16) bermain
adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan, bukan
karena hadiah atau pujian. Melalui bermain, semua aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan. Dengan bermain secara
bebas anak dapat berekspresi dan bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang
sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru. Melalui permainan, anak-anak juga
dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik maupun
mental intelektual dan spritual. Oleh karena itu, bermain bagi anak usia dini
merupakan jembatan bagi berkembangnya semua aspek.
d.
Interior Ruang Belajar Mempengaruhi
Peningkatan Potensi Psikomotorik Anak
Preiser
dalam Laurens (2004:1) menjelaskan bahwa kebiasaan mental dan sikap perilaku
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Adapun lingkungan fisik
tersebut antara lain berupa kondisi fisik hunian (bangunan), ruang (interior)
beserta segala perabotnya, dan sebagainya. Jika bangunan itu memiliki
ruang-ruang yang sangat nyaman untuk dihuni dan untuk beraktivitas di dalamnya,
maka dapat mempengaruhi pembentukan dan perkembangan perilaku manusia. Ruang
yang baik untuk perkembangan anak-anak TK, yaitu ruangan yang menyediakan
area-area aktivitas tersendiri yang meliputi entry zone, messy zone, active
zone, dan quiet zone (Olds, 2001:349). Penggunaan unsur-unsur
interior tidak boleh terlalu dominan terhadap unsure lainnya melainkan seimbang
atau sesuai prinsip-prinsip perancangan interior, supaya tidak menimbulkan
kekacauan di dalam ruangan (Laksmiwati, 1989). Unsur-unsur perancangan tersebut
meliputi garis, bentuk, motif, tekstur, ruang, warna, penerangan, akustik, dan
bahan.
Adapun
prinsip-prinsip perancangan interior meliputi harmoni atau keselarasan,
proporsi, keseimbangan, irama, dan titik berat. Para psikolog telah melakukan
beberapa eksperimen yang telah dapat dibuktikan bahwa penggunaan warna yang
tepat untuk sekolah dapat meningkatkan proses belajar mengajar, baik bagi siswa
maupun gurunya. Suatu lingkungan yang dirancang dengan baik, bukan hanya
memberi kemudahan belajar, tetapi juga dapat mengurangi masalah-masalah
perilaku yang negatif (Darmaprawira., 2002:133).
e. Warna
` Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam
suatu cahayaputih). Identitas
suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki
panjang gelombang 460 nanometer.
Menurut Olds
(2001:231), penyelesaian interior (finishing) berpengaruh sangat besar
terhadap anak-anak daripada desain bangunan secara keseluruhan. Demikian pula
jenis bahanbahan yang digunakan dalam penyelesaian interior dapat menentukan
respon anak-anak terhadap interior. Penyelesaian interior tersebut, antara lain
meliputi tekstur, lantai, plafon, dinding, tanda dan seni, serta perabot. Meja
tempat buku cerita di area bahasa, yaitu merah muda dan warna tersebut termasuk
dalam kelompok warna merah yang bersifat menarik perhatian, memberi kesan
menggairahkan, merangsang otak, agresif, berani, dan perkasa (Laksmiwati, 1989).
Menurut
Laksmiwati (1989), warna merupakan unsur yang biasanya paling menarik perhatian
daripada unsur-unsur lain yang dapat ditangkap indera penglihatan dan skema
warna yang sesuai untuk anak-anak yang memerlukan rangsangan dinamika yang
tinggi, yaitu skema warna triadik (warna primer atau sekunder).
Area
aktivitas tempat perabot- perabot ditata sedemikian rupa di dalamnya
berdasarkan tema setiap area aktivitas, sehingga dapat merangsang anak-anak
untuk aktif bergerak dalam segala aktivitasnya (belajar dan bermain). Suatu
lingkungan yang dirancang dengan baik, bukan hanya memberikan kemudahan
belajar, tetapi juga dapat mengurangi masalah perilaku-perilaku negatif
(Darmaprawira, 2002:133). Mönks (1999:100) juga menjelaskan bahwa anak-anak
suka bereksplorasi dengan tangannya melalui manipulasi dengan benda-benda,
terutama alat-alat permainannya. Oleh sebab itu, kelengkapan fasilitas belajar
dan bermain serta penataannya yang baik dapat mempengaruhi psikomotorik anak.
C.
TAHAPAN TAHAPAN PENGEMBANGAN PSIKOMOTORIK
1.
Tahap Kognitif
Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan gerakan yang
kaku dan lambat. Hal tersebut terjadi karena anak ataupun siswa masih dalam
taraf belajar untuk mengendalikan gerakan gerakanya. Dia harus berfikir sebelum
melakukan suatu gerakan, pada tahap tersebut siswa sering membuat kesalahan dan
kadang terjadi tingkat frustasi yang tinggi.
2. Tahap Asosiatif
Pada tahap ini seorang anak ataupun siswa membutuhkan
waktu yang lebih pendek untuk memikirkan tentang gerakanya, dia mulai dapat mengasosiasikan
gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini
masih dalam tahap pertengahan dalam perkembangan psikomotorik oleh karena itu
gerakan gerakan dalam tahap ini belum menjadi gerakan yang bersifat
otomatis. Pada tahap ini siswa ataupun anak masih menggunakan pikiranya untuk
melakukan suatu gerakan, tetapi waktu yang diperlukan untuk berfikir lebih
sedikit dibanding pada waktu dia berada pada tahap kognitif. Gerakannya sudah
tidak kaku kerena waktu yang dipergunakan untuk berfikir lebih pendek.
3. Tahap otonomi
Pada tahap ini seorang siswa telah mencapai tingkat
otonomi yang tinggi, proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia masih
dapat memperbaiki gerakan garakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap
otonomi karena siswa sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk
melakukan gerakan gerakan. Pada tahap ini gerakan yang dilakukan secara spontan
oleh karenanya gerakan yang dilakukan juga tidak mengharuskan pembelajaran
untuk memikirkan tentang gerakanya.
Tehnik Mengembangkan Potensi Psikomotorik Pada Peserta Didik
a)
Model Permainan Atau Out Bond
Model yang satu ini mungkin menjadi yang terfavorit. Hal
ini karena pada out bond terdapat beberapa macam permainan permainan yang
semuanya memiliki manfaat atau memiliki tujuan tertentu. Terutama dalam
peningkatan kemampuan psikomotorik anak. Dalam setiap permainan yang ada pada
out bond terdapat makna yang tersirat ataupun tersurat. Out bond melatih
ketrampilan kerjasama dalam team dan melatih kemampuan psikomotorik anak.
Kesulitan yang ada dalam setiap permainan yang ada pada out bond
menuntut para peserta untuk bekerjasama dan menguras kreatifitasnya dalam
bertindak. Dengan adanya kreatifitas tersebut maka kemampuan psikomotorik anak
akan meningkat dan berkembang dan anak pun akan memperoleh kesenangan.
b)
Model Meniru
Dalam model ini guru menyuruh anak didik untuk menirukan atau mengikuti apa
yang diinginkan oleh guru. Model meniru dilakukan guna memberi contoh kepada
anak didik agar bisa mengikuti apa yang diinginkan oleh gurunya. Seperti pada
saat guru mengajarkan menari, maka anak didik harus benar benar memperhatikan
apa yang dicontohkan oleh gurunya itu kemudian anak tersebut harus bisa
melakukan apa yang baru saja dicontohkan oleh gurunya tersebut.
c)
Model Kelompok Belajar dan Bermain
Model ini sangat baik dilakukan pada tahap kanak kanak atau SD karena pada
tingkat ini kecenderungan anak adalah berkelompok dan bermain. Dengan bermain
sambil belajar maka tingkat psikomotorik anak akan berkembang dengan cepat
pula. Salah satu prinsip belajar adalah menyenangkan, maka dengan bermain akan
menghadirkan rasa senang dalam belajar. Dapat diharapkan belajar psikomotorik
dengan hati senang akan menghasilkan kemampuan motorik yang berkualitas.
Stimulasi Untuk Meningkatkan Potensi Psikomotorik
Peningkatan potensi psikomotorik anak akan lebih teroptimalkan jika
lingkungan anak menstimulasi mereka untuk bergerak secara bebas. Stimulasi
dapat dilakukan dengan menyediakan ruang gerak yang memungkinkan untuk berlari
melompat dan menggerakkan seluruh anggota tubuhnya dengan cara cara yang
maksimal. Selain itu penyediaan alat bermain diperlukan untuk mendorong anak
meningkatkan koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuhnya. Stimulasi stimulasi
tersebut akan membantu pengoptimalan kemampuan psikomotorik kasar, koordinasi
halus (finer coordination), fisik dan stamina.
Tumbuh kembang potensi psikomotorik anak memerlukan stimulasi stimulasi
guna tercapai pengoptimalannya. Pada anak anak dapat dilakukan stimulasi
diantaranya dengan :
a. Diberikan dasar dasar ketrampilan untuk menulis dan menggambar;
b. Ketrampilan berolah raga atau menggunakan alat olah raga;
c. Gerakan geraka permainan, seperti melompat memanjat dan berlari; dan
d. Baris berbaris secara sederhana.
Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara menggambar, menari,
memainkan alat musik (piano, guitar), anak menggali pasir dan tanah, menuangkan
air, mengambil dan mengumpulkan batu batu, dedaunan atau benda kecil lainya,
dan bermain permainan luar ruangan seperti bermain kelereng. Peningkatan
potensi psikomotorik halus ini merupakan modal dasar untuk menulis.
BAB III
KESIMPULAN
ü
Dari
penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yangdimaksud dengan
perkembangan psikomotorik adalah perkembangankepribadian manusia yang
berhubungan dengan gerakan jasmaniah dan fungsiotot akibat adanya dorongan dari
pemikiran, perasaan dan kemauan daridalam diri seseorang.
ü
Peningkatan potensi perkembangan psikomotorik merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam kesuksesan pengajaran. Dengan peningkatan kemampuan
motorik, anak akan mampu menerima pengajaran sesuai dengan batasan jenjang
pendidikanya. Beberapa konstelasi perkembangan motorik individu dipaparkan oleh
Hurlock (1996) sebagai berikut :
a). Melalui ketrampilan motorik, anak
dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa
senang memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar bola dan memainkan alat
alat mainan.
b). Dengan keterampilan motorik anak dapat
beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan bulan pertama dalam kehidupanya
kepada kondisi yang independen. Anak dapat bergerak dari satu tempat ketempat
yang lain, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya sendiri. Kondisi ini akan
menunjang perkembangan rasa percaya diri.
c). Melalui peningkatan potensi
perkembangan psikomotorik anak dapat menyesuaikan dangan lingkungan sekolah.
Pada masa pra sekolah atau pada masa awal sekolah dasar, anak sudah dapat
dilatih menulis menggambar melukis dan baris berbaris.
d). Melalui peningkatan potensi
prkembangan psikomotorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain dan
bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat
dalam bergaul dengan teman sebayanya, bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi
anak yang terpinggirkan
e). Peningkatan potensi perkembangan
psikomotorik sangat penting bagiperkembangan self concept (kepribadian
anak)
ü
Tahapan tahapan pengembangan psikomotorik
1.
Tahap
kognitif
Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan gerakan yang kaku dan lambat. Hal
tersebut terjadi karena anak ataupun siswa masih dalam taraf belajar untuk
mengendalikan gerakan gerakanya
2.
tahap
sosiatif
Pada tahap ini seorang anak ataupun siswa membutuhkan waktu yang lebih
pendek untuk memikirkan tentang gerakanya, dia mulai dapat mengasosiasikan
gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini
masih dalam tahap pertengahan dalam perkembangan psikomotorik oleh karena itu
gerakan gerakan dalam tahap ini belum menjadi gerakan yang bersifat
otomatis
3.
tahap
otonomi
Pada tahap ini seorang siswa telah mencapai tingkat otonomi yang tinggi,
proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia masih dapat memperbaiki
gerakan garakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap otonomi karena
siswa sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan
gerakan
BAB 1V
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap
para pembaca yang budiman bisa
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatanberikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Hartinah, Siti, 2009. Perkembangan Peserta Didik, PT.
Rafika Adiatma, Bandung
Poerwati, Endang & Nur Widodo, 2000. Perkembangan
Peserta Didik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Sujanto, Agus, 1981. Psikologi Perkembangan, Aksara
Baru, jakarta
www.organisasi.org,2009,
Perkembangan Peserta Didik
www.box.net,2009, Pendidikan
dan Peserta Didik
Ngalim P,1991, Psikologi Pendidikan, CV Remaja Karya,
Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar