ASPEK
PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK
ABSTRAK
LatarBelakangMasalah, Kesepakatan
para ahli menyatakan bahwa yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu
proses perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih dewasa.
Tujuan, mengetahui makna perkembangan sosial peserta didik,
mengetahui teori perkembangan sosial dan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan sosial peserta didik.
Metode, Pada
penulisan kali ini metode yang dilakukan adalah studi pustaka dan diskusi
kelas.
Hasil,
Perkembangan Sosial Peserta didik dapat dilihat dari berbagai faktor yang
menjadi implikasi bagi sosial peserta didik.
Kata kunci:
Perkembangan, sosial, peserta didik.
A . Anggota Kelompok: UlfaMaulidaFarid (201210070311132 )
WaqiatusSholiha (201210070311161)
ArgaSatria (201210070311169)
B. Materi
A. PENGERTIAN
PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan
social peserta didik adalah tingkatan jalinan
interaksianak dengan orang lain, mulaidari orang tua, saudara, temanbermain,
hingga masyarakat secara luas. Sedangkanperkembanganemosionaladalahluapanperasaanketiakanakberinteraksidengan
orang lain. Dengan demikian dapat dipaham
ibahwa perkembangan social emosional tidak dapat dipisahkan.Dengan kata lain membahas
perkembangan social harus melibatka nemosional.
B.
TEORI
PERKEMBANGAN SOSIAL
Salah satu tokoh psikologi perkembangan yang merumuskan
teori perkembangan sosial peserta didik adalah Erik Erison. Erik Erikson sangat terkenal dengan tulisaanya di bidang
psikologi anak.
C.PERKEMBANGAN SOSIAL (BAYI,
KANAK-KANAK, REMAJA, DEWASA)
1.
Perkembangan sosial pada masa bayi
Interaksi sosial dengan orang lain sudah dimulai sejak
masa bayi dengan cara yang sangat sederhana.
a. Reaksi
sosial terhadap orang dewasa
Pada
masa bayi ini bayi senang sekali bila diajak berhubungan atau berteman oleh
orang lain, misalnya diajak berbicara, bermain dan sebagainya.
Beberapa
perilaku lazim yang sering muncul pada masa bayi antara lain:
a.
Imitasi (peniruan).
b.
Shyness (perasaan malu).
c.
Dependency (ketergantungan).
d.
Acceptance or the authority.
e.
Rivalry (persaingan dan resistant behavior).
f.
Attention seeking(perhatian akan sesuatu).
g.
Cooperation behavior
b.
Implikasi pada pendidikan
Bayi membutuhkan perawatan dan pemberian kasih sayang,
lingkungan perlu memberikan
rangsangan motorik yang kontinyu untuk membantu perkembangan motorik.
2.
Perkembangan sosial pada masa prasekolah
Selama masa prasekolah, banyak anak yang mulai mengadakan
hubungan dekat dengan orang-orang non keluarga.
Pada saat anak menjelajahi dunia prasekolah mereka mengalami serangkaian
situasi sosial yang baru dan bervariasi.
Implikasi dalam Pendidikan
ü Sebagai pendidik
perlu mengetahui bahwa bermain adalah sarana belajar yang luar biasa ampuh bagi
anak kecil.
ü Sebagai pendidik
perlu mendorong anak menggunakan inisiatifnya pada pengalaman sehari-hari.
ü Bila anak mengalami
kesulitan bergabung dengan teman-teman sebayanya pendidik harus memberi contoh
bagaimana cara berpartisipasi dan bergabung dalam kelompok.
3.
Perkembangan sosial pada masa sekolah
Perkembangan sosial dan kepribadian mulai dari usia pra sekolah sampai akhir masa
sekolah ditandai oleh meluasnya lingkungan sosial.
a.
Kegiatan Bermain.
b.
Interaksi dengan
anak-anak sebaya
4.
Perkembangan sosial pada masa remaja
Pada usia remaja pergaulan dan interaksi sosial dengan
teman sebaya bertambah luas dan kompleks dibandingkan denga masa-masa
sebelumnya termasuk pergaulan dengan lawan jenis.
Suatu
penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Bronson, menyimpulkan adanya tiga
pola orientasi sosial, yaitu:
a.
Withdrawal vs. Expansive
Anak yang
tergolong withdrawal adalah anak yang mempunyai kecenderungan menarik diri
dalam kehidupan sosial, sehingga dia lebih senang hidup menyendiri.
b.
Reaxtive vs aplacidity
Anak yang reactive pada umumnya memiliki kepekaan sosial
yang tinggi sehingg mereka banyak kegiatan, sedangkan anak yang aplacidity
mempunyai sifat acuh tak acuh bahkan tak peduli terhadap kegiatan sosial.
Akibatnya mereka terisolir dalam pergaulan sosial.
c.
Passivity vs Dominant
Anak yang berorientasi passivity sebenarnya banyak
mengikuti kegiatan sosial namun mereka cukup puas sebagai anggota kelompok saja,
sebaliknya anak yang dominant mempunyai kecenderungan menguasai dan
mempengaruhi teman-temannya sehingga memiliki motivasi yang tinggi untuk
menjadi pemimpin.
1)
Tujuan perkembangan Sosial Remaja
a.
Memperluas kontak sosial.
b.
Mengembangakan
identitas diri.
c.
Menyesuaikan dengan kematangan seksual.
d.
Belajar menjadi orang dewasa.
2)
Sikap Sosial Remaja
Perkembangan sikap sosial remaja ada yang disebut sikap
konformitas dan sikap heteroseksual. Sikap konformitas merupakan sikap ke arah
penyamanan kelompok yang menekankan remaja dapat bersifat positif dan
negatif. Sikap konformitas yang negatif
seperti pengrusakan, mencuri dll.
3)
Implikasi dalam Pendidikan
tubuhnya secara efektif, mengharapkan dan mencapai
perilaku sosial yang bertanggungjawab, mempersiapkan karier ekonomi,
mempersiapakn perkawinan Pendidik harus membimbing remaja agar dapat mencapai
hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
4)
Keluarga dan Hubungan Sosial
Pola kehidupan keluarga mengalami perubahan seiring meningkatnya
usia seseorang. Pensiun yang berarti
berkurangnya pendapatan, kematian pasangan, keduanya juga mempengaruhi
kehidupan dalam keluarga.
. Penyesuaian dalam keluarga yang dianggap
penting dalam keluarga menurut Hurlock (1993:420) adalah :
a)
Hubungan dengan pasangan hidupnya
b)
Hubungan dengan anak
c)
Ketergantungan orang tua
d)
Hubungan dengan para cucu
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor
yaitu :
5.
Keluarga
6.
Kematangan
7.
Status Sosial Ekonomi
8.
Pendidikan
9.
Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
C Kelompoknya ulfa
A.
Hasil Tanya-jawab
1.
Penanya :
Fennalia Putri S. (201210070311172)
Pertanyaan :
Pada interaksi sosial, salah satunya terjadi pada masa bayi, berikan contohnya,
dan jelaskan pentingnya interaksi pada bayi tersebut ke depannya !
Penjawab :
Ulfa M. F.
Jawaban :
Contoh interaksi pada bayi yaitu interaksi antara bayi dengan ibunya, bayi
masih memiliki dunia sendiri. Pentingnya interaksi pada bayi, nanti jika bayi
tersebut dewasa, bergantung pada didikannya sejak kecil (tetapi juga
dipengaruhi oleh lingkungan).
2.
Penanya :
Diah Ayu ( 201210070311158 )
Pertanyaan :
Bisa atau tidak peserta didik yang pendiam (kurang bersosialisasi)
mengembangkan identitas dirinya?
Penjawab : Arga
S. N.
Jawaban :
Sulit, mungkin bisa dan mungkin saja tidak, karena memiliki tingkat kedewasaan
yang berbeda.
Pembantu I :
Henik K. (141)
Jawaban :
Bisa, bergantung pada anak itu sendiri.
Pembantu II :
Nindi N.F. (170)
Jawaban : Pendiam itu adalah identitas anak
tersebut.
3.
Penanya :Nindi
Nazula Fajarini (20121007031171)
Pertanyaan :
Pada perkembangan sosial, bagaimana dengan perkembangan sosial pada masa dewasa
ke atas, kok belum dijelaskan?
Penjawab :
Ulfa M.F.
Jawaban :
Pada masa dewasa, perkembangan sosial sudah relatif tidak dapat direka seperti
di konsep. Pada masa manula, ya berhubungan dengan manula.
C.KESIMPULAN
Interaksi sosial dengan orang lain sudah dimulai sejak
masa bayi sampai akhir hayat. Menurut Erik H. Erikson (1963), perkembangansosialterbagimenjadibeberapatahapanyaitu
:
1.
Infancy (0-1
tahun) : Trust VS Mistrust
2.
Early childhood
(1-3 tahun) : Autonomy VS Shame, doubt
3.
Preschool age
(3-6 tahun) : Inisiative VS Guilt
4.
School age (6-12
tahun) : Industry VS Inveriority
5.
Adolescence
(12-20 tahun) : Identity VS Identity confusion
6.
Young adulthood
(20-30 tahun) : Intimacy VS Isolation
7.
adulthood (30-65
tahun ) : Generativy VS Stagnation
8.
Senescence
(>65 tahun) : Ego integrity VS Despair
Nama
Anggota Kelompok :
1. Rahmatul
Aini (201210070311156)
2. Nuriza
Rozaq Ma’rufah (201210070311152)
3. Evie
Fitriana (201210070311148)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar