Senin, 10 Desember 2012

ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK


ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK

Oleh :
1.      Ulfa Maulida Farid           (201210070311132 )
2.      Waqiatus Sholiha              (201210070311161)
3.       Arga Satria                       (201210070311169)
Biologi I-D


A.    Anggota Kelompok
1.      Muhammad Atir Al Wifaq           (201210070311137)
2.      Nurul Hidayati                              (201210070311149)
3.      Nayla Berliana                              (201210070311171)

B.     Materi
a.       Pengertian Perkembangan Kognitif
Secara sederhana, pada buku karangan (Desmita, 2009) dijelaskan kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah.
Sehingga dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya, sesuai buku karangan (Desmita, 2009).    
Beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak menurut piaget, antara lain :
1.      Anak adalah pembelajar yang aktif.
2.      Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya.
3.      Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
4.      Proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang lebih komplek.

b.      Proses Perkembangan Kognitif
Dalam pembahasan proses perkembangan kognitif, ada dua alternative proses perkembangan kognitif yaitu pada teori dan tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Piaget dan proses perkembangan kognitif oleh para pakar psikologi pemprosesan informasi.
a)      Teori Perkembangan Kognitif Piaget.
1.      Tahap Sensori-Motorik (usia 0 sampai 2 tahun)
2.      Tahap Pra-Operasional (usia 2 sampai 7 tahun)
 pada tahapan pra-operasional menurut piaget ada beberapa cirri antara lain :
a.       Berpikir pra-operasional masih sangat egosentris.
b.      Cara berpikir pra-operasional sangat memusat (centralized).
c.       Berpikir pra-operasional adalah tidak dapat dibalik (irreversable).
d.      Berpikir pra-operasional adalah terarah statis.
e.       Berpikir pra-operasional adalah transductive (pemikiran yang meloncat-loncat).
f.       Berpikir pra-operasional adalah imaginatif, yaitu menempatkan suatu objek tidak berdasarkan realitas tetapi hanya yang ada dalam pikirannya saja.
3.      Tahap Konkret-operasional (usia 7 sampai 11 tahun)
a.     Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Ditahap ini remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan lebih idealistik. Dalam blog (Joesafira, 2010) tahap operasional formal mencakup dua hal, yaitu :
1)    Sifat deduktif-hipotesis
2)    Berpikir operasional formal juga berfikir kombinatoris.

b.      Teori Pemprosesan Informasi.
Setidaknya ada tiga dasar asumsi umum teori pemprosesan informasi (Zigler & Stevenson, 1993) dalam buku Desmita(2009:116) yaitu :
a. Pikiran dipandang sebagai suatu system penyimpanan dan pengembalian informasi.
b.  Individu-individu memproses informasi dari lingkungan.
c.  Terdapat keterbatasan pada kapasitas untuk memproses informasi dari seorang individu.

c.       Karakteristik Perkembangan Kognitif
Dalam buku karangan (Desmita, 2009) karakteristik perkembangan kognitif peserta didik dibagi dalam dua tahap yaitu tahap usia sekolah (SD) dan Remaja (SMP dan SMA).
1.Usia Sekolah (Sekolah Dasar)
pada masa ini anak telah mengembangkan tiga macam proses yang disebut dengan operasi-operasi: negasi, resiprokasi dan identitas.
2.Remaja (SMP dan SMA)

Pada masa remaja, kemampuan anak sudah semakin berkembang hingga memasuki tahap pemikiran operasional formal.
d.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

Berdasarkan posting dari (Wiriana, 2008), kemampuan kognitif seseorang dipengaruhi oleh dua hal yaitu, faktor herediter atau keturunan dan faktor non herediter. Faktor herediter merupakan faktor yang bersifat statis, lebih sulit untuk berubah. Sebaliknya, faktor non herediter merupakan faktor yang lebih plastis, lebih memungkinkan untuk diutak-atik oleh lingkungan.
Dalam posting (Wiriana, 2008) pun dijelaskan tentang faktor  yang mempengaruhi perkembangan kognitif adalah:
1.Gaya pengasuhan.
Baumrind menekankan tiga tipe gaya pengasuhan yang dapat mempengaruhi    perkembangan kognitif,  pada anak (Wiriana, 2008), yaitu :
a.Gaya pengasuhan Otoriter (authoritarian parenting)
b.Gaya pengasuhan Otoritatif (authoritative parenting)
c.Gaya pengasuhan Permisi (permissive parenting)
Gaya pengasuhan permisi dibagi menjadi dua yaitu :
a.       Pengasuhan permissive indulgent
b.      Pengasuhan permissive indifferent

2.    Pengaruh lingkungan.
Lingkungan dalam konteks ini adalah lingkungan di luar rumah atau keluarga. Lingkungan pertama yang berpengaruh adalah sekolah, pengaruh teman sebaya (peers), status sosial ekonomi, peran gender dalam keluarga, dan media masa.

C.    Hasil Tanya-jawab

1.      Fennalia (201210070311172)
Pertanyaan      : Bagaimana dengan orang yang mempunyai perkemabangan kognitif yang lambat, maka orang tersebut dikelompokkan dalam tahap apa ?
Kemudian bagaimana dengan orang yang telah lanjut usia ?

Jawaban   : Menurut jawaban dari kelompok ini mereka masih termasuk dalam anak-anak. Jadi kita tidak bisa menuntut mereka untuk berbuat lebih.
Untuk orang yang lanjut usia, maka perkembangannya menurun. Karena orang yang sudah tua maka memori dan semua keadaannya menurun.

2.      Dani (201210070311150)
Pertanyaan      : Proses apa yang terjadi pada tahap pra-operasional (2-7 th) ?
Jawaban          : Pada tahap ini anak mulai mempelajari dunia barunya dari gambar-gambar yang mereka lihat. Selain dari gambar, anak mulai mempelajari dunianya dari simbol-yang mereka tangkap dari penglihatannya.Jawaban ini kemudian disempurnakan oleh Bapak Nur Widodo:Tahap pra-operasional adalah tahapan motorik dan sensorik. Pada tahap ini anak masih belum bisa membuat konsep. Kemudian dia melihat dunianya dengan kemampuan motorik dan sensorik, yaitu dimulai dengan mereka mengenal bentuk-bentuk benda. Mereka juga mengembangkan pikirannya dari warna-warna yang mereka lihat.

3.      Dwi Ridho (201210070311153)
Pertanyaan      : Masalah kognitif seringkali menjadi masalah dalam pendidikan formal, bagaimana pandangan tentang hal tersebut dan bagaimana pila pemecahannya ?
Jawaban          : Jawaban menurut kelompok ini adalah bahwa masalah akademik itu tergantung dari individu masing-masing. Pada diri anak sendiri harus ada kemauan untuk maju dan berkembang. Dan kita sebagai calon pendidik nantinya harus bisa mengawasi dan memonitor perkembangan dari para peserta didik kita kelak. Jawaban ini kemudian disemournakan kembali oleh Bapak Nur Widodo. Menurut beliau, kognitif itu penting. Orang yang mempunyai kemampuan kognitif yang bagus, maka kelak orang itu akan sukses. Dalam dunia pendidikan sendiri sebagian besar lembaga pendidikan dominan lebih menekankan pengembangan kognitif daripada yang lain. Maka dari itu kognitif dikatakan penting.

D. Kesimpulan:
·         Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif, diantaranya adalah gaya pengasuhan dan pengaruh lingkungan.
·         perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya
·         Dalam pembahasan proses perkembangan kognitif, ada dua alternative proses perkembangan kognitif yaitu pada teori dan tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Piaget dan proses perkembangan kognitif oleh para pakar psikologi pemprosesan informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar