MAKALAH
PENGUKURAN
PERKEMBANGAN BAHASA PESERTA DIDIK
Untuk
Memenuhi Tugas Perkenaan Belajar
Pembina :
Bpk. Nur Widodo
Oleh :
Anggi Desta
Vatrista (201210070311146)
Muhammad
Dani Ircham (201210070311140)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Memperkembangkan Karakter
Peserta Didik”.
Penulisan makalah
adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata Kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik
Dalam Penulisan
makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis
berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Malang,26 Oktober 2012
Penyusun
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar…………………………………………………………… i
Daftar
Isi…………………………………………………………………. . ii
Bab
I Pendahuluan………………………………………………………... 1
Latar
Belakang……………………………………………………………. 1
Rumusan
Masalah………………………………………………………… 1
Tujuan
Penulisan………………………………………………………….. 2
Bab
II Individu dan Karakteristiknya……………………………………... 2
1. Karakteristik
Individu…………………………………………….. 2
2.
Aspek Perkembangan Individu…………………………………… 2
3.
Memahami Perbedaan Individual………………………………… 3
4. Perlunya
Pemahaman Perkembangan Peserta Didik……………... 4
Bab
III Pendidikan Karakter Peserta didik………………………………... 4
a. Pengertian Pendidikan Karakter………………………………... 4
b.
Tujuan
Pendidikan Karakter……………………………………. 5
c.
Nilai-nilai
Pendidikan Karakter………………………………… 6
d.
Prinsip
Pelaksanaan Pendidikan Karakter……………………... 6
e.
Strategi
dan Metodologi Pendidikan Karakter…………………. 7
f.
Penilaian
Pendidikan Karakter…………………………………. 7
g. Meningkatkan Mutu Pendidikan Karakter
Di Jenjang Pendidikan…………………………………………. 8
Bab IV Kesimpulan……………………………………………………... 9
Daftar Pustaka…………………………………………………………… 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Semua
masyarakat di dunia ini pasti ingin agar pendidikan di negaranya dapat
menghasilkan generasi penerus yang dapat membawa negaranya kearah perubahan
yang lebih baik, begitu pula dengan Indonesia. Saat ini kita sering mendengar
kata pendidikan berkarakter, dan kita yang memang berada di dunia
pendidikan tak jarang masih juga belum memahami arti, pengertian, tujuan,
nilai-nilai, prinsip, strategi, metode, dan cara meningkatkan mutu pendidikan
di Indonesia melalui pendidikan berkarakter ini. Perlu kita ketahui bahwa pendidikan karakter perlu
diberikan kepada semua peserta didik mulai dari lahir sampai dewasa. Manusia
adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut.Individu berarti tidak
dapat dibagi (undivided) dan tidak dapat dipisahkan, keberadaannya sebagai
makhluk yang pilah, tunggal dan khas. Seseorang berbeda-beda dengan orang lain
karena cirri-cirinya yang khusus tersebut (Webster’s
743). Menurut kamus Echols & Shadaly,
individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan,
oknum (Echols, 1975: 519).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak
yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan
membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan
sikap-sikapnya. Oleh karena itu, anak dibantu oleh guru, orangtua, dan orang
dewasa lainya untuk memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.
B.
Rumusan masalah
1)
Apakah Karakteristik
Individu itu?
2)
Apakah
Aspek Perkembangan Individu itu?
3)
ApakahPengertian
Pendidikan Karakter itu?
4)
Apakah
Tujuan Tujuan Pendidikan Karakter?
5)
Apakah Nilai-nilai
Pendidikan Karakter itu?
6)
Apakah Prinsip
Pelaksanaan Pendidikan Karakter itu?
7)
Apakah Strategi
dan Metodologi Pendidikan Karakter itu?
8)
Apakah Penilaian
Pendidikan Karakter itu?
9)
Bagaimana Meningkatkan
Mutu Pendidikan Karakter Di Jenjang Pendidikan?
C.
Tujuan
Penulisan
Tulisan
ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa
jurusan biologi, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah
Malang agar nantinya dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dapat
menerapkan karakter peserta didik yang sesuai
dengan
tingkat perkembangan siswa dan materi pembelajaran.
BAB
II
INDIVIDU DAN KARAKTERISTIKNYA
1.
Karakteristik
Individu
Setiap
individu memiliki cirri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)dan karakteristik yang
diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan
karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faltor
biologis maupun factor sosial psikologis.
Seorang
snak mungkin memulai pendidikan formalnya di tingkat taman kanak-kanak pada
usia 4 atau 5 tahun. Pada awal ia memasuki sekolah mungkin tertunda sampai ia
berusia 5 atau 6 tahun. Tanpa mempedulikan berapa umur seorang anak,
karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan yang dibawanya ke sekolah
akhirnya terbentuk oleh pengaruh lingkungan dan hal tersebut tampaknya
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilannya di sekolah dan masa perkembangan
hidupnya kemudian. Natur dan nurture merupakan
istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik
individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat
perkembangan.
2.
Aspek
Perkembangan Individu
Perkembangan-perkembangan
dasar atau esensi dari lingkungan belajar-mengajar yang sehat adalah suasana
belajar yang secara nyata dapat menumbuhkan munculnya perasaan yang terdapat
antara siswa dan guru di dalam kelas. Dengan perasaan saling memperhatikan yang
terdapat antara guru dan anak dalam proses belajar mengajar, sikap guru yang
merupakan cerminan perasaan yang melandasi transaksi belajar mengajar
diantaranya adalah:
1)
Penerimaan
(acceptance)
Sikap ini meliputi pengenalan dan
pengakuan terhadap berbagai kemampuan dan keterbatasan mental, emosional,
fisik, dan sosial yang dimiliki anak.
2)
Rasa Aman
Rasa aman dan disayang merupakan
kebutuhan dasar manusia yang perlu memperoleh pemenuhan sehingga dalam proses
belajar mengajar diperlukan pula adanya rasa disayangi dan diterima oleh
kelompok dan guru.
3)
Pemahaman
akan adanya Individual (differences)
Pemahaman pendidik bahwa tidak ada
manusia yang samaserta perilaku mahasiswa selalu bersifat”unik” menjadikan
diperlukan kesabaran dalam menghadapi berbagai perilaku anak.
3.
Memahami
Perbedaan Individual
Tugas utama guru adalah mengajar dan
dalam proses pembelajaran yang dihadapi adalah anak manusia yang bersifat
“unik”. Secara rinci, kkondisi awal yang berupa kesiapan anak menghadapi
pelajaran, atau kondisi-kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam kegiatan
pengajaran meliputi:
1)
Pertumbuhan
dan Perkembangan Anak
Perkembangan merupakan proses
perubahan yang dialami anak untuk mencapai kedewasaan yang diharapkan.
2)
Pribadi
Siswa
Kepribadian sering diartikan sebagai
keseluruhan sifat-sifat seseorang yang memberikan corak yang khas pada individu
saat bertingkah laku dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan dan orang-orang
di sekitarnya sehingga pemahaman terhadap pribadi anak mencakup banyak factor
fisik dan psikis serta berbagai aspek (potensi) yang ada pada sisiwa. Oleh
karena itu, dalam bahasan ini pengertian kepribadian dibatasi pada aspek yang
diduga banyak berpengaruh terhadap kesiapan dan prediksi keberhasilan anak
dalam memngikuti kegiatan pengajaran yang terdiri atas:
a)
Fungsi
Kognitif
Fungsi kognitif mencakup: tingkat
kecerdasan (inteligensi), daya kreativitas, bakat khusus, organisasi kognitif,
kemampuan berbahasa, daya fantasi, gaya belajar, dan berbagai teknik dan
kebiasaan.
b)
Fungsi
Konatif Dinamika
Adalah fungsi psikis yang dimiliki
anak yang secara khusus berkisar pada penentuan tujuan perilaku dan pemenuhan
kebutuhan baik yang disadari ataupun tidak disadari.
c)
Fungsi
Afeksi
Adalah psikis yang menyangkut
penilaian anak terhadap benda, gejala, atau peristiwa yang dihadapi, yang
menyangkut perasaan senang yang lebih spesifik terinci menjadi rasa puas,
gembira, saying, setuju, dan berbagai perasaan yang mencerminkan kepuasan,
serta rasa tidak senang yang dapat berupa perasaan takut, cemas, gelisah, iri
hati, marah, dendam, dan berbagai perasaan yang mengarah pada ketidakpuasan
sehingga perlu ditumbuhkan rasa senang pada pelajaran yang diberikan sehingga
akan muncul sikap positif dan muncul minat untuk terus belajar.
d)
Fungsi
Sensorik-Motorik
Adalah fungsi yang menyangkut
kemampuan siswa dalam bidang psikomotorik atau keterampilan khusus.
e)
Fungsi
Pribadi Lain
Fungsi yang menyangkut berbagai
keadaan awal sisiwa yang sulit digolongkan dalam fungsi pribadi, yaitu: kondisi
biologis yang menyangkut kesehatan, penglihatan, daya tahan, dan sebagainya.
4.
Perlunya
Pemahaman Perkembangan Peserta Didik
Dari berbagai ulasan tersebut,
Nampak bahwa mempelajari berbagai aspek psikologi anak sangat membantu
keberhasilan proses pengajaran karena dengan memahami berbagai factor yang
merupakan kondisi awal anak, akan menjadi alat bantu yang penting bagi
penyelenggara pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
BABIII
PENDIDIKAN
KARAKTER PESERTA DIDIK
a.
Pengertian
Pendidikan Karakter
Secara bahasa, karakter dapat pula
dipahami sebagai sifat dasar, kepribadian, perilaku/tingkah laku, dan kebiasaan
yang berpola. Perspektif pendidikan karakter adalah peranan pendidikan dalam
membangun karakter peserta didik. Pendidikan Karakter adalah upaya penyiapan
kekayaan batin peserta didik yang berdimensi agama, sosial, budaya, yang
mampu diwujudkan dalam bentuk budi pekerti, baik dalam perbuatan, perkataan,
pikiran, sikap, perasaan, dan kepribadian. Namun dengan adanya Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru-guru memiliki peluang besar untuk
menerapkan pendidikan karakter ke dalam masing-masing satuan pendidikan, karena
:
Pertama, KTSP didefinisikan sebagai
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan peserta didikan
dimasing-masing satuan pendidikan.
Kedua, Tujuan kurikulum tingkat
satuan pendidikan adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikutui pendidikan lebih lanjut.
Ketiga, Konsep pendidikan karakter
terbaca dalam rumusan yang telah dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) yaitu : Pendidikan yang mengintegrasikan semua potensi peserta didik
didik, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pendidikan karakter yang
diterapkan dalam satuan pendidikan kita bias menjadi salah satu sarana
pembudayaan dan pemanusian.
Menurut Foerster ada empat
cirri dasar dalam pendidikan karakter :
1.
Keteraturan
interior di mana setiap tindakan diukur berdasar hierarki nilai. Nilai menjadi
pedoman normatif setiap tindakan.
2. Koherensi yang member
keberanian, membuat seseorang teguh pada prinsip, tidak mudah terombang-ambing
pada situasi baru atau takut risiko. Koherensi merupakan dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain.
3. Otonomi. Di
situ seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai
bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat penilaian atas keputusan pribadi tanpa
terpengaruh atau desakan pihak lain.
4.
Keteguhan
dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna mengingini apa
yang dipandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas
komitmen yang dipilih. ”Orang-orang modern sering mencampur adukkan antara
individualitas dan personalitas, antara aku alami dan aku rohani, antara
independensi eksterior daninterior. ”
Karakter inilah yang menentukan
norma seorang pribadi dalam segala tindakannya.
b.
Tujuan
Pendidikan Karakter
Tujuan
pendidikan adalah untuk pembentukan
karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial si subjek dengan perilaku
dan sikap hidup yang dimilikinya. Bagi Foerster, karakter merupakan sesuatu
yang mengualifikasi seorang pribadi. Karakter menjadi identitas yang
mengatasi pengalaman kontingen yang selalu berubah. Dari kematangan karakter
inilah, kualitas seorang pribadi diukur.
Tujuan Pendidikan Karakter meliputi
:
1.
Mendorong
kebiasaan dan perilaku yang terpuji sejalan dengan nilai-nilai universal,
tradisi budaya, kesepaatan sosial dan religiositas agama.
2.
Menanamkan
jiwa kepemimpinan yang bertanggung jawab sebagai penerus bangsa.
3.
Memupuk
kepekaan mental peserta didik terhadap situasi sekitarnya, sehingga tidak
terjerumus ke dalam perilaku yang menyimpang, baik secara individu maupun
sosial.
4.
Meningkatkan kemampuan menghindari sifat
tercela yang dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
5.
Agar siswa
memahami dan menghayati nilai-nilai yang relevan bagi pertumbuhan dan
pengahargaan harkat dan martabat manusia.
c.
Nilai-nilai
Pendidikan Karakter
Nilai-nilai di bawah ini merupakan
uraian berbagai perilaku dasar dan sikap yang diharapkan dimiliki peserta didik
sebagai dasar pembentukan karakternya yakni: nilai keutamaan, nilai kerja,
nilai cinta tanah air (patriotisme), nilai demokrasi, nilai kesatuan,
menghidupi nilai moral, nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai di atas diambil
sebagai garis besarnya saja, sifatnya terbuka,artinya masih bisa ditambahkan
nilai-nilai lain yang relevan dengan situasi sekolah. Misalnya: taqwa kepada
Tuhan, tanggung jawab, disiplin, mandiri, jujur, hormat dan santun, kasih
sayang, peduli dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang
menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta
damai, dan persatuan, dapat dipercaya,rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur,
tanggung jawab, kewarganegaraan/citizenship, ketulusan, berani, tekun,
integritas, jujur, tanggung jawab, ketulusan, berani, tekun, integritas, jujur,
tanggung jawab, disiplin, visioner, adil, peduli, kerjasama.
d.
Prinsip
Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter di sekolah
memerlukan prinsip-prinsip dasar yang mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa
dan setiap individu yang bekerja di sekolah tersebut. Prinsip-prinsip tersebut
antara lain :
a)
Karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu
lakukan, bukan apa yang kamu katakan atau kamu yakini.
b)
Setiap keputusan yang kamu ambil menentukan
akan menjadi orang macam apa dirimu.
c)
Karakter
yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu dilakukan dengan cara-cara yang
baik, bahkan seandainya pun kamu harus membayarnya secara mahal, sebab
mengandung resiko.
d)
Jangan pernah mengambil perilaku buruk yang
dilakukan oleh orang lain sebagai patokan bagi dirimu. Kamu dapat memilih
patokan yang lebih baik dari mereka.
e) Apa yang kamu lakukan itu memiliki makna dan
transformatif. Seorang individu bisa mengubah dunia.
f)
Bayaran
bagi mereka yang memiliki karakter baik adalah bahwa kamu menjadi pribadi yang
lebih baik, dan ini akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk
dihuni.
e.
Strategi
dan Metodologi Pendidikan Karakter
Strategi yang diterapkan oleh
pendidikan karakter yaitu dengan menggunakan strategi terintegrasi dalam
mata pelajaran lainnya. Nilai-nilai karakter dapat disampaikan melalui mata
pelajaran: agama, pendidikan kewarganegaraan (PKn), pendidikan jasmani dan olah
raga, IPS, bahasa Indonesia dan pengembangan diri. Pendidikan karakter di
sekolah lebih banyak berurusan dengan penanaman nilai. Pendidikan karakter agar
dapat disebut sebagai integral dan utuh harus menentukanmetode yang dipakai,
sehingga tujuan pendidikan karakter itu akansemakin terarah dan efektif. Adapun
unsur-unsur yag harus dipertimbangkan dalam menentukan metode yang dapat
diterapkan dalam pendidikan karakter antara lain :
Mengajar,
yaitu dengan cara mengajarkan nilai-nilai itu sehingga peserta didik memiliki
gagasan konseptual tentang nilai-nilai pemandu perilaku yang bias dikembangkan
dalam mengembangkan karakter pribadinya. Keteladanan, yaitu suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru, kepalasekolah, dan staf administrasi disekolah yang dapat
dijadikan sebagai model teladan bagi siswa.Karena siswa akan lebih banyak
belajar dari apa yang mereka lihat.
Menentukan prioritas,
yaitu setiap yang terlibat dalam sebuah lembaga pendidikan yang ingin
menekankan pendidikan karakter juga harus memahami secara jernih prioritas
nilai apakah yang ingin ditekankan dalam pendidikan karakter dalam satuan
pendidikan tertentu.
Refleksi,
yaitu mengadakan semacam pendalaman, refleksi untuk melihat sejauh mana satuan
pendidikan telah berhasil atau gagal dalam melaksanakan pendidikankarakter.
Metode-metode yang bisa diterapkan dalam pendidikan karakter misalnya dengan
menggunakan pendekatan penanaman nilai (InculcationApproach), perkembangan
moral kognitif, analisis nilai (Values Analysis Approach), klarifikasi nilai,
pembelajaran berbuat (ActionLearning Approach), Student Active Learning,
Developmentally Appropriate Pro Contextual Learning yang dapat menciptakan pengalaman
belajar yang efektif dan menyenangkan.
f.
Penilaian
Pendidikan Karakter
Penilaian adalah suatu usaha untuk
memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh
tentang proses dan hasil pertumbuhan serta perkembangan karakter yang dicapai
siswa. Tujuan penilaian dilakukan untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai yang
dirumuskan sebagai standar minimal telah dikembangkan dan ditanamkan di sekolah
serta dihayati, diamalkan, diterapkan dan dipertahankan oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
Penilaian
pendidikan karakter lebih dititik beratkan kepada keberhasilan penerimaan
nilai-nilai dalam sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai
karakter yangditerapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis
penilaian dapat berbentuk penilaian sikap dan perilaku, baik individu maupun
kelompok. Cara penilaian pendidikan karakter pada peserta didik dilakukan oleh
semua guru. Penilaian dilakukan setiap saat, baik pada jam pelajaran maupun di
luar jam pelajaran, dikelas maupun di luar kelas dengan cara pengamatan dan
pencatatan. Instrumen penilaian dapat berupa lemabar observasi, lembar skala
sikap, lembar portofolio, lembar check list, dan lembar pedoman wawancara.
Informasi yang diperoleh dari berbagai teknik penilaian kemudian dianalisis
oleh guru untuk memperoleh gambaran tentang karakter peserta didik. Gambaran
menyeluruh tersebut kemudian dilaporkan sebagai suplemen buku rapor oleh wali
kelas.
g.
Meningkatkan
Mutu Pendidikan Karakter Di Jenjang Pendidikan
Sebagai upaya untuk meningkatkan
kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional
mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan
jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan
operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan
jenjang pendidikan. Menurut UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya.
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik. Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik.
Kesibukan dan aktivitas kerja orang
tua yang relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak
dilingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh
media elektronik ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan
pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu
memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga
dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik
di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar dapat
dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik.
BAB
IV KESIMPULAN
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakter itu sangat penting bagi peserta
didik serta pendidikan karakter. Sejak lahir, bahkan sejak masih di dalam
kandungan ibunya, manusia merupakan kesatuan psikofisis atau psikosomatris yang
terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan sejak lahir atau masih did lam
kandungan mereka sudah harus dikenalkan tentang pendidikan karakter.
DAFTAR PUSTAKA
Suwandi,
Iksan,dkk. 1997. Perkembangan Peserta
Didik. Malang:
Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Malang.
Monks, Fj, Knoers, A.M.P. Siti Rahayu Haditono.1996. Psikologi Perkembangan, Pengantar
dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajahmada University
Press.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi
Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Purwanto, ngalim.1991. Psikologi Pendidikan. Bandung:CV Remaja
Karya.
Hamalik,
Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan
Mengajar. Bandung: Penerbit Sinar Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar