Senin, 10 Desember 2012

PENGUKURAN PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK


PENGUKURAN PERKEMBANGAN SOSIAL
PESERTA DIDIK

Untuk Memenuhi Tugas  Mata Kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik
Yang di bina oleh Bapak Nur Widodo




Disusun oleh :            
EVIE FITRIANA                                          201210070311148
                        NUR’IZA ROZAQ  M                                  201210070311152     
                        RAHMATUL AINI                                       201210070311156


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Desember  2012


BAB I
PENDAHULUAN 

A.           Latar Belakang Masalah
          Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh kembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar sesama peserta didik maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari pengukuran perkembangan hubungan sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang.
 Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Masa dewasa, yang merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan pada masa remaja. Meskipun segi-segi yang dipelajari sama tetapi isi bahasannya berbeda, karena masa dewasa merupakan masa pematangan kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Oleh karena itu, perkembangan sosial orang dewasa tidak akan jauh berbeda kaitannya dengan perkembangan sosial remaja.

B.            Rumusan Masalah
                      Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1.             Apa yang dimaksud dengan pengukuran perkembangan sosial ?
2.             bagaimana pengukuran sosial dari segi kelas sosial dan status sosial ?

C.            Tujuan
                      Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.             Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran perkembangan sosial.
2.             Untuk mengetahui pengukuran sosial dari segi kelas sosial dan status sosial.



















BAB II
PEMBAHASAN 
A.           Pengertian Pengukuran Perkembangan Sosial
Hubungan sosial merupakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan bahwa pengertian pengukuran perkembangan sosial adalah mengukur berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
B.      Kelas Sosial dan Status Sosial
Para peneliti sering mengukur kelas social dari sudut status social yaitu dengan membatasi setiap kelas social dengan banyaknya status  yang di punyai para anggota di bandingkan dengan yang di punyai para anggota kelas social lain. Dalam penelitian kelas social (disebut juga stratifikasi sosial), status sering sering di anggap sebagai penggolongan relative para anggota setiap kelas social dari segi factor-faktor status tertentu. Sebagai contoh, kekayaan relative (banyak asset ekonomi), kekuasaan (tingkat pilihan atau pengaruh pribadi terhadap orang lain) dan martabat (tingkat pengakuan yang diperoleh dari orang lain) merupakan tiga factor yang sering digunakan ketika menilai kelas social. Ketika mempertimbangkan perilaku  konsumen dan riset pasar, status paling sering ditentukan  dari sudut satu variable demografis atau yang lebih cocok seperti ini (sosioekonomi) :
  • Penghasilan keluarga
  • Status pekerjaan
  • Pencapaian pendidikan.
Variable-variable sosioekonomi ini, sebagai gambaran status, digunakan sehari-hari oleh para praktisi pemasaran untuk mengukur kelas social.
Kelas Sosial Merupakan Bentuk Segmentasi Hierarkis dan Alamiah.
Kategori kelas social biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status rendah sampai status yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas tertentu merasa para anggota kelas sosial lainya mempunyai status yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dari pada mereka. Karena itu, bagi kebanyakan orang,penggolongan social berarti orang tersebut sama dengan mereka (dalam kelas social yang sama), superior dibanding mereka (kelas social yang lebih tinggi), maupun inferior dibanding mereka (kelas social yang lebih rendah).
Ukuran Kelas Sosial
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas social tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini, ukuran subyektif, ukuran reputasi, dan ukuran obyektif dari kelas social.
Ukuran Subyektif
Dalam pendekatan subyektif untuk mengukur kelas social, para individu di minta untuk menaksir kedudukan kelas social mereka masing-masing, klasifikasi keanggotaan kelas social yang di hasilkan di dasarkan pada persepsi partisipasi terhadap dirinya atau citra diri partisipan. Kelas social di anggap sebagiai fenomena yang menggambarkan rasa memiliki atau mengidentifikasi dengan orang lain.ukuran keanggotaan social yang subyektif cenderumg menghasilkan berlimpahnya orang yang menggolongkan diri sebagai kelas menengah.
Ukuran Reputasi
Para sosiolog telah menggunakan pendekatan reputasi untuk memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai struktur masyarakat tertentu yang sedang di pelajari. Tetapi, para peneliti konsumen lebih tertarik pada ukuran kelas social untuk memahami pasar dan perilaku konsumsi dengan lebih baik, bukan struktur social. Sesuai dengan tujuan yang lebih terfokus ini, pendekatan reputasi telah terbukti tidak dapat di pergunakan.
Ukuran Obyektif
Berbeda dengan metode subyektif dan reputasi. Yang mengharuskan orang memimpikan kedudukan kelas social mereka sendiri atau kedudukan para anggota masyarakat lainya, ukuran obyektif terdiri dari berbagai variable demografis atau sosioekonomis yang dipilih mengenai para individu yang sedang di pelajari. Semua variable ini di ukur melalui kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan factual kepada para responden mengenai diri mereka sendiri, keluarga atau tempat tinggal mereka. Ketika memilih ukuran obyektif kelas social, kebanyakan peneliti lebih menyukai satu atau beberapa variable berikut ini, pkerjaan, jumlah penghasilan, dan pendidikan. 
Ukuran obyektif kelas social terbagi menjadi dua kategori pokok yaitu, indeks variable tunggal indeks dan variable gabungan
Indeks Variable Tunggal
Indeks variable tunggal hanya menggunakan satu variable social ekonomi untuk menilai keanggotaan kelas social. Beberapa dari variable yang di gunakan untuk tujuan ini di bahas berikut ini.
Pekerjaan
Pendidikan
Penghasilan
Variable lain
Indeks Variable Gabungan
Indeks gabungan secara sistematis menggabungkan sejumlah factor social ekonomi untuk membentuk satu ukuran kelas social secara menyeluruh. Indeks tersebut sangat menarik bagi para peneliti konsumen karena dapat menggambarkan dengan lebih kompleks kelas social di bandingkan indeks variable tunggal.
Dua diantara indeks gabungan yang lebih penting adalah indeks karakteristik status dan skor status social ekonomi.
  1. 1.      Indeks karakteristik status, ukuran kelas social yang klasik adalah ukuran tertimbang dari berbagai variable social ekonomi berikut, pekerjaan, sumber penghasilan, model rumah, dan daerah tempat tinggal.
  2. 2.      Skor status social ekonomi, ukuran kelas social ini yang menggabungkan antara tiga variable social ekonomi dasar yaitu, pekerjaan, keluarga dan tingkat pendidikan.





















BAB III
SIMPULAN DAN SARAN 
A.      Simpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut.
1.         Pengukuran perkembangan social adalah mengukur berkembangnya tingkat hubungan antarmanusia sehubungan dengan meningkatnya kenutuhan hidup manusia.
2.        Kategori kelas social biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status rendah sampai status yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas tertentu merasa para anggota kelas sosial lainya mempunyai status yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dari pada mereka.
3.             Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas social tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini, ukuran subyektif, ukuran reputasi, dan ukuran obyektif dari kelas social.

B.        Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penyusun menyarankan setiap calon pendidik dapat memahami konsep pengukuran perkembangan sosial peserta didiknya dari segi kelas sosial dan status sosial.












Daftar Pustaka 
Sunarto & Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
______. 2010. Perkembangan Hubungan Sosial Remaja. (Online). (http://prince-mienu.blogspot.com/2010/01/makalah-tentang-perkembangan-hubungan.html).
_______. 2007. Perkembangan Sosial Anak. (Online). (http://h4md4ni.wordpress.com/perkembang-anak/).
_______. 2010. Perkembangan Hubungan Sosial. (Online). (http://www.g-excess.com/id/makalah-dan-pengertian-hubungan-sosial.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar