Sabtu, 08 Desember 2012

ASPEK PERKEMBANGAN FISIK PESERTA DIDIK (Kelompok 2)


ASPEK PERKEMBANGAN FISIK
PESERTA DIDIK

(Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik)
Yang dibina oleh Bpk. Nur Widodo





                                                                                 

                 
Disusun Oleh :
Genius Anggara Putra                               201210070311138
Tiara Cahyaning Putri                               201210070311164
Nindi Nazula Fajarini                                201210070311170


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
OKTOBER 2012





KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Hal ini terjadi tentunya berkat dukungan dan kerja sama yang baik dalam kelompok ini. Dan ucapan terima kasih kami haturkan kepada Bpk.Nur Widodo selaku dosen pembimbing kami yang selalu memberikan bimbingan serta arahan kepada kami dalam proses pembuatan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Tentunya masih ada kekurangan dan kelebihan dalam penulisan makalah kali ini, untuk itu kami meminta kepada siapa saja yang membaca makalah ini memberikan kritik serta saran guna perbaikan makalah ini agar makalah ini bisa menjadi makalah yang lebih bermanfaat lagi bagi setiap orang yang membacanya














DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI 
BAB I        PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
BAB II       TINJAUAN PUSTAKA
A.   Pengertian Pertumbuhan
B.    Proses Perkembangan
C.    Ciri-ciri Pertumbuhan Sejak Lahir Hingga Lanjut Usia        
D.   Pentingnya Perkembangan Fisik dalam Proses Belajar Mengajar
E.    Biotipologi
F.     Biological Development
BAB III     KESIMPULAN
    
Daftar pustaka








BAB I
PENDAHULUAN

1.1.           Latar Belakang
Perkembangan fisik merupakan salah satu aspek perkembangan peserta didik yang sangat penting dan mempengaruhi aspek-aspek perkembangan lainnya. Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Siefert dan Hoffnung, 1994, mengatakan bahwa perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, system saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat badan, hormon, dan lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu untuk menggunakan tubuhnya (seperti: perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti: penurunan fungsi jantung, pengelihatan dan sebagainya).
Bagi anak-anak usia sekolah dan remaja, pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal adalah sangat penting, sebab pertumbuhan atau perkembangan fisik anak secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilakunya sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Sedangkan secara tidak langsung, pertumbuhan atau perkembangan fisik akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain.
Secara garis besarnya, pertumbuhan dan perkembangan fisik peserta didik dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu tahap setelah lahir hingga usia tiga tahun, tahap anak-anak hingga masa pubertas (3-10 tahun), tahap pubertas (10-14 tahun), dan tahap remaja/adolesen (usia 12 tahun ke atas). Berdasarkan tahapan di atas, maka anak usia sekolah (SD-SMP) dimasukan dalam tahap prapubertas dan pubertas awal, sedangkan anak SMP hingga SMA dimasukan dalam tahap remaja.




1.2.           Tujuan Penulisan
      Tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain sebagai persyaratan untuk tugas kelompok pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Makalah ini juga bertujuan untuk megulas materi permasalahan yang berkaitan dengan perkembangan peserta didik pada pembahasannya adalah mengenai perkembangan fisik peserta didik. Penulisan makalah ini akan mengulas mengenai pengertian pertumbuhan, proses perkembangan, ciri-ciri pertumbuhan sejak lahir hingga lanjut usia, pentingnya perkembangan fisik dalam proses belajar mengajar, biotipologi, dan biological development.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pertumbuhan

            Pertumbuhan merupakan perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas tertentu.

B.     Proses Perkembangan
       Perkembangan motor (fisik) siswa

Terdapat empat macam faktor yang mendorong kelanjutan perkembangan motor skills anak yang juga memungkinkan campur tangan orang tua dan guru dalam mengarahkannya. Keempat faktor itu sebagai berikut:

a) Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf. Pertumbuhan dan perkembangan kemampuannya membuat intelegensi (kecerdasan) anak meningkat dan menibulkan pola tingkah laku yang baru. Semakin baik perkembangan kemampuan sistem syaraf seorang anak akan semakin baik dan beragam pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya

b) Pertumbuhan otot-otot. Otot merupakan jaringan sel-sel yang dapat berubah memanjang dan juga sekaligus merupakan unit atau kesatuan sel yang memiliki daya mengkerut.Diantara fungsi-fungsi pokoknya adalah sebagai pengikat organ-organ lainnya dan sebagai jaringan pembuluh yang mendistribusikan sari makanan.Peningkatan tegangan otot anak dapat menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaninya.

c) Perkembangan dan pertumbuhan fungsi kelenjar endokrin. Kelenjar adalah alat tubuh yang mengahasilkan cairan atau getah, seperti kelenjar keringat. Perubahan fungsi dari kelenjar-kelenjar endokrin akan mengakibatkan berubahnya pola sikap dan tingkah laku seorang remaja terhadap lawan jenisnya

d) Perubahan struktur jasmani. Semakin meningkat usia anak maka akan semakin meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi tubuh pada umumnya. Perubahan jasmani ini akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan kecakapan motor skills anak. Pengaruh perubahan fisik seorang siswa juga tampak pada sikap dan perilakunya terhadap orang lain, karena perubahan fisik itu sendiri mengubah konsep diri (self-concept) siswa tersebut.

C.   Ciri-ciri Pertumbuhan Sejak Lahir Hingga Lanjut Usia

1.   Dalam Kandungan
Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu:

1.      Fase Embrionik
Fase embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage).

Tiga tahapan fase embrionik yaitu:
a.       Morula
Ø         Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.
Ø         Morulasi yaitu proses terbentuknya morula

b.      Blastula
Ø         Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.
Ø         Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
Ø         Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.
Ø         Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.

c.       Gastrula
Ø         Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.
Ø         Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan  tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh  embrionya.
Ø         Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.
Ø         Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata.
Ø         Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.
Contohnya :

a.  Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak  (sistem saraf), integumen (kulit),  rambut dan alat indera.
b.  Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.

2.   Bayi

Jenis Kelamin

Bayi Laki-laki :
Penisnya menggantung, kulit depan menguncup di ujung penis, dan testis terletak di dalam skrotum. Bayi laki-laki biasanya lahir dengan skrotum atau buah pelir seperti bengkak. hal ini karena adanya cairan di sekitar testis. Kebanyakan kasus ini sembuh tanpa perawatan.

Perempuan :
Pada bayi perempuan, bibir kemaluan (labia mayora) berkembang dengan bak, sehingga vulva dapat dikenali. Bibir kemaluan seperti bengkak, bahkan kadang terjadi perdarahan dari vagina. Ini tidak perlu dikhawatirkan.

Berat Lahir
Berat bayi yang baru lahir biasanya antara 2,5 hingga 3 kg (2500-3000 gram) dengan panjang 48 cm - 54 cm. Umumnya bayi akan kehilangan berat badan pada beberapa hari pertama, tapi akan segera bertambah beratnya dalam waktu 10 hari setelah lahir.

Warna Kuning
25-30 % bayi berwarna kuning pada sekitar tiga hari pertama kelahirannya yang terkait dengan kadar bilirubin dalam darahnya. Bila gerakan bayi masih aktif, masih menyusu dengan kuat, ibu tidak perlu khawatir karena hal ini adalah hal yang normal.
Namun apabila warna kuning timbul pada hari pertama (24 jam pertama) maka ibu harus waspada dan memeriksakan bayi ke fasilitas kesehatan terdekat. Dokter atau perawat akan menempatkan bayi ke dalam boks khusus sambil diberi sinar ultra violet. Ibu tidak perlu khawatir akan tindakan ini. Namun bila setelah bayi dibawa pulang semakin kuning atau masih berwarna kuning setelah 2 minggu, bayi harus segera diperiksakan kembali ke dokter.

Kulit
Warna kulit bayi yang semula berwarna abu-abu atau kebiruan pada saat baru lahir, secara perlahan akan berubah menjadi kemerahan. Bagian kulit bayi yang kebiruan ini disebut mongolion spots. Ini merupakan penumpukan pigmen di bawah kulit yang akan hilang dengan sendirinya.

Tali Pusat
Tali pusat pada bayi secara perlahan akan menyusut, kering dan berubah warna menjadi hitam. Biasanya tali pusat akan lepas dalam 5-10 hari. sebelum lepas, jagalah kebersihannya dengan mengusapkan alkohol secukupnya dan usahakan untuk selalu kering atau membiarkannya kering tanpa memberikan olesan apapun.

Kerak Kepala
Pada beberapa bayi biasanya terdapat kerak dan lapisan berminyak yang menutupi seluruh permukaan kulit kepala (cradle cap). hal ini akibat kelebihan kelenjar sebum. Sebaiknya cuci kepala dengan shampo ayi yang lembut.

Rambut
Bila bayi ibu tidak memiliki rambut lebat saat lahir, jangan khawatir karena hal ini normal saja. bayi yang baru lahir memiliki bulu-bulu halus di tubuhnya, disebut lanugo. Biasanya akan rontok dalam beberapa minggu.

Daerah-Daerah lembut
Ubun-ubun bayi terasa lembut, karena tengkorak bayi baru lahir belum menyatu dengan sempurna. Ubun-ubun bayi (fontanel) terdapat di atas dan di belakang kepala bayi, serta dilindungi oleh selaput kuat serta tebal.

3. Anak-anak
1.Perkembangan Fisik
a.Tinggi dan Berat Badan
Pertumbuhan fisik pada usia SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan-perubahan besar pada awal masa pubertas.Kaki anak lazimnya menjadi lebih panjang dan tubuhnya menjadi lebih kurus. Massa dan kekuatan otot anak secara bertahap terus meningkat di saat semakin menurunnya kadar ‘lemak bayi’. Selama usia SD ini, kekuatan fisik anak lazimnya meningkat dua kali lipat. Gerakan-gerakan lepas pada masa sebelumnya sangat menbantu pertumbuhan otot ini.
b.Proporsi dan Bentuk Tubuh
Anak SD kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang kurang seimbang.Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6.Pada kelas-kelas akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati keseimbangan.
     4. Remaja

a.    Pada remaja laki-laki
1)   Mulai tumbuh jakun
2)   Perubahan suara menjadi lebih besar dan berat.
3)   Tumbuh kumis atau jenggot.
4)   Tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak, dan sekitar organ kelamin.
5)   Mulai tampak otot-otot yang berkembang lebih besar dan menonjol.
6)   Bahu melebar melebihi bagian pinggul.
7)   Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori- pori tampak membesar
8)   Kadang-kadang diikuti dengan munculnya jerawat di daerah muka

b.    Pada remaja perempuan
1)      Membesarnya payudara dan puting susu mulai timbul
2)      Pinggul melebar.
3)      Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar organ kelamin.
4)      Suara lebih nyaring.
5)      Kadang-kadang diikuti munculnya jerawat di daerah muka

5. Dewasa
Pada periode dewasa awal, penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik mencapai puncaknya dan masih dalam periode ini terjadi penurunan. Penampilan,kekuatan dan kesehatan fisik mencapai puncak pada periode permulaan dewasadan berakhir menurun pada akhir dewsa awal. Otot tangan, kekuatan dankoordinasi otot-otot, ketangkasan, dan kecepatan merespon mencapai puncaknyasebelum umur 30 tahun. Berat badan, kesehatan fisik dan daya tahan tubuh akanmenurun secara berangsur-angsur. Kebanyakan orang penurunan itu berlangsunglambat sampai umur 30 tahun. Namun setelah itu kekuatan fisik akan menurundengan tajam dan jelas terlihat (Troll, 1971).Dewasa awal menurut Turk, Rudy dan Salovery (1994), merupakan periode kehidupan dengan kesehatan paling baik sepanjang kehidupan manusia.Orang dewasa awal hanya sebagian kecil yang mempunyai masalah kesehatan.Mereka yang melakukan olah raga teratur, mengkonsumsi makanan yang bergiziseimbang dan tidak cukup sangat diutamakan dalam pemeliharaan kesehatan.

Kebanyakan orang dewasa sering mengabaikan pentingnya pemeliharaankesehatan mereka dengan melakukan gaya hdup yang salah. Mereka tidak percaya bahwa gaya hidup masa remaja awal sangat menentukan kesehatan pada masa tua. Banyak orang muda mengembangkan pola makan buruk seperti tidak makan pagi, mengandalkan cemilan sebagai sumber makanan sepanjang hari, merokok bahkan gemar meminum-minuman keras, melalaikan latihan fisik (olah raga)yang teratur, dan tidur larut malam.Pola kehidupan seperti ini erat sekali kaitannya dengan menurunkankesehatan (Mussen, Honzik dan Erchon, 1982). Banyak kaitan erat antara penilaian diri sendiri dengan penampilan fisik pada orang-orang dewasa awalyang sangat mengandalkan kekuatan fisik atau peranan tubuh dalam kehidupan.Seperti para penari, olehragawan, model dan lain-lain.

6. Manula
          Menurut  Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia dewasa akhir, diantaranya adalah:
a.       Daerah Kepala
Hidung menjulur lemas
Bentuk mulut akan berubah karena hilangnya gigi
Mata kelihatan pudar
Dagu berlipat dua atau tiga
Kulit berkerut dan kering
Rambut menipis dan menjadi putih
b.      Daerah Tubuh
Bahu membungkuk dan tampak mengecil
Perut membesar dan tampak buncit
Pinggul tampak mengendor dan tampak lebih besar
Garis pinggang melebar
Payudara pada wanita akan mengendor
c.       Daerah Persendian
Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa berat
Kaki menjado kendor dan pembuluh darah balik menonjol
Tangan menjadi kurus kering
Kaki membesar karena otot-otot mengendor
Kuku tangan dan kaki menebal, mengeras dan mengapur


D.    Pentingnya Perkembangan Fisik dalam Proses Belajar Mengajar
                        Proses belajar berlangsung secara fisik dan mental. Anak melakukan berbagai aktivitas fisik sebagai pengalaman belajar. Kondisi panca indra, normalitas anggota tubuh, asupan gizi dan keadaan kesehatan secara menyeluruh mempengaruhi proses belajar. Seorang siswa yang sedang lapar tidak dapat berkonsentrasi mengerjakan tugas-tugas belajar, karena perhatiannya lebih terpusat pada perasaan lapar yang dirasakannya. Demikian juga dengan kondisi panca indra. Penglihatan, pendengaran sangat diperlukan dalam belajar. Gangguan pada fungsi panca indra menyebabkan perhatian individu tidak optimal dalam belajar. Demikian juga halnya dengan perkembangan fisik yang terlalu cepat atau terlambat dari ukuran anak-anak seusianya akan dapat mempengaruhi perilaku anak belajar di antara sebayanya.
                        Perkembangan fisik pada anak memiliki karakteristik yang berbeda baik sebelum maupun sesudah anak-anak. Perkembangan fisik pada anak usia sekolah dasar perlu dipelajari dan dipahami oleh setiap guru, karena dipercaya bahwa segala aktivitas-aktivitas belajar dan aktivitas-aktivitas yang menyangkut mentalnya serta pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh kepribadian dan pertumbuhan fisik. Anak - anak dan orang dewasa mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik maupun psikisnya. Dilihat dari segi fisik misalnya berat badan, tinggi badan, proporsi dan bentuk tubuh. Sedangkan dari segi psikisnya misal, sifat, tingkah laku dan pola pikir.
                        Masa pubertas berhubungan dengan perubahan hormone di dalam diri individu yang berakibat pada perubahan fungsi-fungsi fisiologis. Akibatnya para siswa di usia pubertas sering mengalami gangguan fisik dalam belajar. Misalnya, perubahan bentuk dan berat badan, suara yang membesar, gerakan fisik yang semakin lamban, mudah mengantuk, perasaan tidak nyaman ketika mengalami haid, semua ini memberi pengaruh terhadap suasana belajar siswa.
Guru perlu menyadari bahwa keadaan fisik dan semua perubahan-perubahan yang dialami siswa dalam proses perkembangannya mempengaruhi proses belajar siswa. Oleh karena itu guru perlu memberi informasi kepada siswa tentang hal ini sehingga mereka dapat memahaminya secara benar dan siap secara mental menghadapinya. Sejalan dengan ini guru juga perlu memperhatikan keadaan fisik ini dalam manajemen kelas. Dengan cara ini faktor-faktor fisik yang kemungkinan akan menghambat proses belajar
siswa dapat dikendalikan sehingga tidak sampai berpengaruh secara meluas.
                       

E.     Biotipologi
   Berdasarkan tipologi Sheldon proporsi ukuran tubuh dikelompokkan menjadi tiga tipe utama. Tiga tipe tubuh tersebut adalah :
1) Endomorph, yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk, pendek, dan suka makan.
2) Mesomorph, yakni yang kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar
3)Ectomorph, yakni yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti tak berotot


F.     Biological Development

          From a biological standpoint, human development is a continuum, starting with the germ cells (ovum and spermatozoon), through fertilization, prenatal development, birth, and growth to adulthood. The germinal stage, refers to ovum (egg) prior to fertilization, through the development of the early embryo, up until the time of implantation.[1] During this stage, the fertilization creates a single-celled zygote, which is defined as an embyro because it contains a full complement of genetic material. Prior to implantation, the embryo remains in a protein shell, the zona pellucida, and undergoes a series of cell divisions. A week after fertilization the embryo still has not grown in size, but hatches from its protein shell and adheres to the lining of the mother's uterus. This induces a decidual reaction, wherein the uterine cells proliferate and surround the embryo thus causing it to become embeded within the uterine tissue. The embryo, meanwhile, proliferates and develops both into embryonic and extra-embryonic tissue, the latter forming the fetal membranes and the placenta. In humans, the embryo is referred to as a fetus in the later stages of prenatal development. The transition from embryo to fetus is arbitrarily defined as occurring either 8 weeks after fertilization or 8 weeks after implantation. In comparison to the embryo, the fetus has more recognizable external features, and a set of progressively developing internal organs. A nearly identical process occurs in other species, especially among Chordates.

Childbirth is the process in which the baby is born. Age is defined relative to this event in most cultures.


·         Prenatal (sperm fertilizes egg - birth)
Ø Embryo - fertilization - 8 weeks after fertilization)
                               Zygote, the single cell stage which occurs after fertilization
                               Blastocyst, the stage prior to implantation, when the embryo is a        hollow sphere
                               Post-implantation embryo, the period 1 – 8 weeks after fertilization (3 to 10 weeks gestation)
Ø  Fetus, (10th week of pregnancy - birth)
·         Childhood/Juvenile (Childbirth)(0 - 19)
Further information: Child development and Child development stages
·         Neonate (newborn) (0 – 30 days)
·         Infant (baby) (0 month - 12 months)
·         Toddler (1 – 3 years)
·         Play age (4–5 years)
·         Primary school age (middle childhood also called prepubescence) (4-12)
Ø   Elementary school age (6-12)
Ø  Preadolescence (preteen.The child in this and the previous phase are called             schoolchild (schoolboy or schoolgirl), when still of primary school age.) (10 – 12 years)
·         Adolescence and puberty (13 – 19 years)
Ø Peripuberty (8[2]-10[3] until 15[3]-17[4])
·         Adulthood (20+ years)
Ø  Young adulthood (20 – 39 years)
Ø  Middle adulthood (40 – 59 years)
Ø  Advanced adulthood/Senior citizen (60+ years)
·         Death (occurs at various ages, depending on person)
Ø  Decomposition (breakdown of the body after death)


Also sometimes used are terms that specify one's age in numbers, such as:
·         Child (0-12)
·         Teenager (13-19)
·         Twentysomething (20-29)
·         Thirtysomething (30-39)
·         Fortysomething (40-49) (formerly also Quadragenarian, rarely used since 1980)
·         Quinquagenarian (50-59)
·         Sexagenarian (60-69)
·         Septuagenarian (70-79)
·         Octogenarian (80-89)
·         Nonagenarian (90-99)
·         Centenarian (100-109)
·         Supercentenarian (110+)

The Tanner stages can be used to approximately judge a child's age based on physical development.






BAB III
KESIMPULAN

Perkembangan fisik peserta didik dapat dilihat dari berbagai faktor yang menjadi implikasi bagi perkembangan dan pertumbuhan fisik peserta didik. Seperti, keadaan berat dan tinggi badan, masa pubertas, perubahan fisik, proporsi tubuh, kematangan seksual, perkembangan motorik. Faktor-faktor tersebut merupakan pengaruh besar bagi perkembangan dan pertumbuhan fisik peserta didik seperti keadaan berat dan tinggi badannpada anak usia sekolah merupakan penanda bahwa seorang peserta didik mengalami perubahan pada keadaan badanny seperti bertambahnya kekuatan otot, dan lengan dan kaki menjadi lebih panjang. Pada masa pubertas, seorang anak mengalami perubahan besar dan dramatis dalam hidupnya, baik dalam pertumbuhan/perkembangan fisik, kognitif, maupun dalam perkembangan psikososial anak. Masa kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas. Pada usia sekolah, perkembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna, dan terkoordinasi dengan baik, seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan badan anak. Di samping itu, anak juga makin mampu menjaga keseimbangan badannya.



Daftar Pustaka

2 komentar:

  1. alhamdulillah makalah ini bisa terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, sudah di postkan di blog semoga bermanfaat bagi orang banyak :)

    BalasHapus
  2. selamat ya nin, udah selesai makalahnya.
    ditingkatkan lagi biar cetar :D
    jangan lupa traktiran.

    BalasHapus