JURNAL
“ASPEK PERKEMBANGAN MORAL PESERTA
DIDIK”
Untuk Memenuhi Tugas Perkenaan
Belajar
Yang Dibina Oleh : Bpk. Nur Widodo
Disusun Oleh Kelompok 13 :
Yeni Widayati (201210070311142)
Suci Rahmadiningtyas (201210070311168)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
Kelompok yang Presentasi : Kelompok 6
Nama Anggota Kelompok
6 :
1. Melia Mega Sari (201210070311147)
2. Diah Ayu Wulandari (201210070311158)
3.
Aris Widodo (201210070311165)
ASPEK PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi
A.
Pengertian Moral
Moral berasal dari
kata latin “mores” yang berarti tata cara , kebiasaan, dan adat. Perilaku sikap
moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial, yang
dikembangakan oleh konsep moral. Yang dimaksud dengan konsep moral ialah
peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
Konsep moral inilah yang menentukan pola perilaku yang diharapakan dari seluruh
anggota kelompok.
Disamping perilaku moral ada juga perilaku
tak bermoral yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial karena
sikap tidak setuju dengan standar sosial yang berlaku atau kurang adanya
perasaan wajib menyesuaikan diri, serta perilaku amoral atau nonmoral yaitu
perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial karena ketidak acuhan atau
pelanggaran terhadap standar kelompok sosial.
B.
Tahap-tahap
Perkembangan Moral
Adapun tahap-tahap
perkembangan moral yang dikenal diseluruh dunia yang di kemukakan oleh kohlberg (1958)
sebagai berikut:
1.
Prakonvensional.
Pada tingkat ini
aturan berisi aturan moral yang dibuat berdasarkan otoritas. Anak tidak
melanggar aturan moral karana takut ancaman atau hukuman dari otoritas. Tingkat
pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada anak-anak,
2.
Tahap orientasi terhadap kepatuhan dan hukuman
Pada tahap ini anak
hanya mengetahui bahwa aturan-aturan ini ditentukan oleh adanya kekuasaan yang
tidak bisa diganggu gugat. Anak harus menurut, atau kalau tidak, akan mendapat
hukuman.
3.
Tahap relativistik -instrument
Pada
tahap ini anak tidak lagi secara mutlak tergantung pada aturan yang berada di
luar dirinya yang ditentukan orang lain yang memiliki otoritas. Anak mulai
sadar bahwa setiap kejadian mempunyai beberapa segi yang bergantung pada
kebutuhan (relativisme) dan kesenangan seseorang (hedonisme), perilaku yang
benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya.
C.
Cara Mempelajari Sikap
Moral
Sikap
dan perilaku moral dapat dipelajari dengan cara berikut :
1 . Belajar
melalui cob/ ralat (tryal and error).Anak mencoba belajar mengatahui apakah
perilakunya sudah memenuhi standart sosial dan persetujuan sosial atau belum.
Bila belum, maka anak dapat mencoba lagi sampai suatu ketika secara kebetulan
dapat berperilaku sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pendidikan langsung
yang dilakukan dengan cara anak belajar memberi reaksi tertentu secara tepat
dalam situasi tertentu, serta dilakukan dengan cara memenuhi peraturan yang
berlaku dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar.
3. Identifikasi dengan
orang yang dikaguminya. Cara ini biasanya
dilakukan secara tidak sadar dan tanpa tekanan dari orang lain. Yang penting
ada teladan dari orang yang diidentifikasikan untuk ditiru perilakunya.
Pendidikan
saat ini umunya mempersiapkan peserta didik memilki banyak pengetahuan, tetapi
tidak tahu cara memecahkan masalah tertentu yang dihadapai dalam kehidupan
bermasyarakat sehari-hari. Pendidikan lebih mempersiapkan peserta didik untuk
menjadi anak yang pandai dan cerdas, tetapi kurang mempersiapkan peserta didik
untuk menjadi anak yang baik. Masalah berkenaan dengan baik dan buruk menjadi kajian bidang
moral. Demikian juga dalam mengembangkan aspek moral peserta didik berarti
bagaimana cara membantu peserta didik untuk menjadi anak yang baik, yang
mengetahui dan berperilaku atau bersikap berbuat baik dan benar. Sikap dan
perilaku moral dapat dikembangkan melalui pendidikan dan penanaman nilai/ norma
yang dilakukan secara terintegrasi dalam pelajaran maupun kegiatan yang
dilakukan anak di keluarga dan sekolah. Pendidikan bukan hanya mempersiapkan
anak menjadi manusia cerdas, tetapi juga menjadi manusia yang baik, berbudi
luhur, dan berguna bagi orang lain.
D.
Implikasinya bagi Pendidikan
Pengembangan moral
melalui pendidikan mestinya bukan hanya mengajarkan nilai-nilai sebagai slogan
saja. Hal ini tampak pada moral yang diyakini penganut dan moral budaya yang
diterima warga masyarakat.
Proses pendidikan dan
pembelajaran moral diteladankan orang tua dan dilakukan secara terpadu
(integrated) pada tiap peluang dalam semua kegiatan sekolah.disana pendidik
mengajarkan keteraturan hidup, disiplin serta melatih dan membiasakan peserta
didik bermoral dalam perilaku dan kegiatannya.
Adapun tanya
jawab dari hasil diskusi tentang aspek perkembangan peserta didik,
yaitu sebagai berikiut :
1. Nayla
Berlyana (171)
ü Pertanyaan :
Selain ada norma universal , batasan batasan yang berbeda,
standart yang akan di pakai bagaimana ?
ü Jawaban :
Dengan cara penarika
moral universal, contohnya mematuhi rambu rambu lalulintas, di larang membunuh.
Standart moral
meskipun universal di tentukan oleh kelompok jadi tergantung pada si pembuat
moral.
2. Genius (138)
ü Pertanyaan :
Bagaimana jika peserta didik tidak mempunyai moral ?
ü Jawaban :
Jika siswa tidak mempunyai moral maka dampaknya akan merugikan
diri sendiri/lingkungan sekitar. Namun konsep moral suatu Negara berbeda beda.
3. Dwi kurniawati
ü Pertanyaan :
Bagaimana cara menghadapi peserda didik yang tidak seimbang tara
kecerdasan dan moral.
ü Jawaban :
Karena upaya mengantarkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya.Karena itu
pendidikan harus seimbang, yang
hanya tidak mampu mengantarkan peserta didik Sesuai dengan tuntutan
jaman serta kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga menghadap. Kecerdasan moral yang
harus dipupuk sejak dini .
KESIMPULAN
1. Konsep moral ialah
peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
Konsep moral inilah yang menentukan pola perilaku yang diharapakan dari seluruh
anggota kelompok.
2. Perilaku tak bermoral
yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial karena sikap tidak
setuju dengan standar sosial yang berlaku atau kurang adanya perasaan wajib
menyesuaikan diri,
3. Tahap-tahap
perkembangan moral meliputi prakonvensional, orientasi, dan relativistic.
4. Sikap dan perilaku
moral dapat dikembangkan melalui pendidikan dan penanaman nilai/ norma yang
dilakukan secara terintegrasi dalam pelajaran maupun kegiatan yang dilakukan
anak di keluarga dan sekolah.
5.
Proses pendidikan dan pembelajaran moral
diteladankan orang tua dan dilakukan secara terpadu (integrated) pada tiap
peluang dalam semua kegiatan sekolah.disana pendidik mengajarkan keteraturan
hidup, disiplin serta melatih dan membiasakan peserta didik bermoral dalam
perilaku dan kegiatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar