ASPEK
PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perkembangan Belajar Peserta Didik
yang Dibimbing Oleh Bapak Nur
Widodo
Oleh :
Atier
Al Wifaq 201210070311137
Nurul Hidayati 201210070311149
Nayla
Berliana Nugrahandhini 201210070311171
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
November 2012
ASPEK
PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK
A.
Anggota Kelompok
1. Ulfa
Maulida Farid 201210070311132
2. Waqiatus
Sholiha 201210070311161
3. Arga
Satria Nugraha 201210070311169
B.
Materi
a.
Pengertian Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial peserta didik adalah tingkatan
jalinan interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman
bermain, hingga masyarakat secara luas.
Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah
kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam
berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat.
Singgih D Gunarsah, perkembangan sosial merupakan
kegiatan manusia sejak lahir, dewasa, sampai akhir hidupnya akan terus melakukan
penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya yang menyangkut norma-norma dan
sosial budaya masyarakatnya.
Kesimpulannya, perkembangan sosial akan menekankan
perhatiannya kepada pertumbuhan yang bersifat progresif.
b.
Teori Perkembangan Sosial
Teori perkembangan sosial menurut Erik Erikson, tahap
pertama adalah tahap pengembangan rasa percaya diri kepada orang lain, sehingga
mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan (Trust vs Mistrust, umur
0-1 tahun), Tahap kedua adalah masa pemberontakan anak atau masa
“nakalnya”, tetapi kenakalannya tidak dapat dicegah begitu saja, karena tahap
ini anak sedang mengembangkan kemampuan motorik dan mental (Autonomy vs Shame, umur 2-3 tahun), tahap ketiga adalah anak banyak bertanya
dalam segala hal, sehingga terkesan cerewet.
Mereka juga mengalami perngembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal
yang berbau fantasi (Inisiative vs Guilt, umur 4-5 tahun), tahap keempat adalah anak
sudah bisa mengerjakan tugas-tugas sekolah dan termotivasi untuk
belajar. Namun masih memiliki
kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian (Indusstry vs Inferiority, 6-11 tahun), tahap kelima adalah manusia
ingin mencari identitas dirinya, tetapi
masih belum bisa mengatur dan memisahkan tugas dalam peran yang berbeda
(Ego-identity vs Role on fusion, umur 12-18/20 tahun), tahap keenam adalah manusia
sudah mulai siap menjalani hubungan intim dengan orang lain (Intimacy vs Isolation, 18/19-30 tahun), tahap ketujuh adalah munculnya
kepedulian yang tulus terhadap sesama/mulai dewasa (Generation vs Stagnation,
31-60 tahun), tahap kedelapan adalah manusia mulai mengembangkan
integritas dirinya.(Ego Integrity vs
putus asa, umur 60 tahun ke atas).
c.
Perkembangan Sosial (Bayi, Kanak-kanak, Remaja, dan
Dewasa)
- Perkembangan Sosial pada Masa Bayi
Pada tahun pertama kehidupan, interaksi sosial anak
sangat terbatas, yang utama dengan ibu dan pengasuhnya. Interaksi tersebut
dilakukan dengan pandangan, pendengaran dan bau badan. Kepedulian
terhadap lingkungan hampir tidak ada, sehingga apabila kebutuhannya sudah
terpenuhi anak tidak peduli lagi terhadap lingkungan.
- Perkembangan Sosial pada Masa Prasekola
Selama
masa prasekolah, banyak anak yang mulai mengadakan hubungan dekat dengan
orang-orang non keluarga.
- Perkembangan Sosial pada Masa Sekolah
Anak-anak
mulai melepaskan diri dari keluarga dan makin mendekatkan diri pada orang-orang
disamping keluarga. Yang mereka
utamakan kegiatan bermain dan interaksi
dengan anak-anak sebaya.
- Perkembangan Sosial pada Masa Remaja
Pada
usia remaja pergaulan dan interaksi sosial dengan teman sebaya bertambah luas
dan kompleks dibandingkan denga masa-masa sebelumnya termasuk pergaulan dengan
lawan jenis.Tujuan perkembangan sosial remaja
adalah memperluas kontak
sosial, mengembangakan
identitas diri, menyesuaikan dengan kematangan seksual, dan belajar
menjadi orang dewasa.
d.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan sosial adalah keluarga, kematangan fisik dan psikis, status
sosial ekonomi, pendidikan, dan kapasitas
mental (emosi
dan intelegensi).
C.
Hasil Tanya-jawab
1.
Penanya :
Fennalia Putri S. (201210070311172)
Pertanyaan : Pada interaksi sosial, salah satunya
terjadi pada masa bayi, berikan contohnya, dan jelaskan pentingnya interaksi
pada bayi tersebut ke depannya !
Penjawab : Ulfa M. F.
Jawaban : Contoh interaksi pada bayi yaitu
interaksi antara bayi dengan ibunya, bayi masih memiliki dunia sendiri.
Pentingnya interaksi pada bayi, nanti jika bayi tersebut dewasa, bergantung
pada didikannya sejak kecil (tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan).
2.
Penanya :
Diah Ayu ( 201210070311158 )
Pertanyaan : Bisa atau tidak peserta didik yang
pendiam (kurang bersosialisasi) mengembangkan identitas dirinya?
Penjawab : Arga S. N.
Jawaban : Sulit, mungkin bisa dan mungkin saja
tidak, karena memiliki tingkat kedewasaan yang berbeda.
Pembantu I : Henik K. (141)
Jawaban : Bisa, bergantung pada anak itu
sendiri.
Pembantu II : Nindi N.F. (170)
Jawaban :
Pendiam itu adalah identitas anak tersebut.
3.
Penanya :Nindi
Nazula Fajarini (20121007031171)
Pertanyaan : Pada perkembangan sosial, bagaimana
dengan perkembangan sosial pada masa dewasa ke atas, kok belum dijelaskan?
Penjawab : Ulfa M.F.
Jawaban : Pada masa dewasa, perkembangan
sosial sudah relatif tidak dapat direka seperti di konsep. Pada masa manula, ya
berhubungan dengan manula.
D.
Kesimpulan
1)
Perkembangan sosial peserta didik adalah tingkatan
jalinan interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman
bermain, hingga masyarakat secara luas.
2) Teori perkembangan
sosial menurut Erik Erikson meliputi trust
vs mistrust, autonomy vs shame, inisiative vs guilt, indusstry vs inferiority, ego-identity vs role on fusion, intimacy vs isolation, generation vs stagnation, dan ego integrity vs putus asa.
3)
Tahapan perkembangan sosial yaitu : pada masa bayi, masa
prasekolah, masa sekolah, masa remaja, dewasa, dan manula.
4)
Tujuan perkembangan sosial remaja adalah memperluas kontak sosial,
mengembangakan identitas diri, menyesuaikan
dengan kematangan seksual,
dan belajar menjadi orang dewasa.
5)
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial
adalah keluarga, kematangan
fisik dan psikis, status sosial ekonomi,
pendidikan, dan kapasitas
mental (emosi
dan intelegensi).
6)
Contoh interaksi pada bayi yaitu interaksi antara bayi
dengan ibunya, bayi masih memiliki dunia sendiri. Pentingnya interaksi pada
bayi, nanti jika bayi tersebut dewasa, bergantung pada didikannya sejak kecil
(tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan).
7)
Anak yang pendiam bisa mengembangkan dirinya, bergantung
pada anak itu sendiri.
8)
Pada masa dewasa, perkembangan sosial sudah relatif tidak
dapat direka seperti di konsep. Pada masa manula, para manula berhubungan
dengan manula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar