Rabu, 09 Januari 2013

PENGUKURAN PERKEMBANGAN FISIK PESERTA DIDIK (Revisi)


PENGUKURAN PERKEMBANGAN FISIK PESERTA DIDIK
(UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK)
YANG DIBINA OLEH : BAPAK NUR WIDODO





KELOMPOK 8 :

YUGI PUTRI WILUJENG                           (201210070311143)
KARYA JANITA ISLAMIAH                     (2012 10070311144)
AHMAD MUNDZIR ROMDHANI             (201210070311150)
BIOLOGI 1D
                       







PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.           Latar Belakang
Pengukuran  merupakan bagian dari aktivitas keseharian dan hampir meliputi setiap sisi kehidupan manusia. Dalam arti luas pengukuran dapat diartikan sebagai penempatan atau pemberian angka terhadap aspek, objek, atau kejadian melalui suatu aturan tertentu (steven, 1968 dirujuk pedhazur & schmelkin, 1991; kerlinger, 1986; singa rimbun & effendi, 1985; Goude, 1962 dirujuk Amstrong, White, & Saracci, 1994) Contoh yang dapat ditunjukkan diantaranya seperti pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar pinggang, dan tebal lipatan kulit.  Sebuah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia adalah Antropometri (Wignjosoebroto, 2003).

1.2.           Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain sebagai persyaratan untuk tugas kelompok pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Makalah ini juga merupakan ulasan mendetail dari slide-slide yang akan dipresentasikan mengenai judul makalah ini. Makalah ini juga bertujuan untuk megulas materi yang berkaitan dengan pengukuran perkembangan fisik peserta didik. Pada penulisan makalah ini akan mengulas mengenai pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan lipatan kulit menggunakan pengukuran antropometri





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengukuran antropometri
Menurut istilah antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran.
Menurut bahasa Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran)
2.2 Keunggulan Pengukuran Antropometri

Sebelum menguraikan tentang keunggulan antropometri sebaiknya mengenal apa yang mendasari penggunaan antropometri. Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri yaitu :
1.      Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas, mikrotoa dan alat pengukur yang bisa dibuat sendiri di rumah.
2.      Pengukuran dapat dilakukan secara berulang-ulang dengan mudah dan objektif.
3.       Pengukuran bukan hanya dilakukan oleh tenaga profesional, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu
4.      Biaya relatif murah, karena alat ini mudah didapat dan tidak memerlukan bahan-bahan lain
5.      Hasilnya mudah disimpulkan, karena mempunyai ambang batas dan buku rujukan yang sudah pasti
6.      Diakui kebenarannya secara ilmiah

Keunggulan antropometri menurut Supariasa (2002), yaitu sebagai berikut :
1.      Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar
2.      Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih
3.      Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama dapat dipesan dan dibuat didaerah setempat.
4.      Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan

. Ukuran antropometri pada umumnya dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi:
1.      Tergantung umur, yaitu berat badan (BB) terhadap umur, tinggi badan (TB) terhadap      umur, lingkaran kepala (LK) terhadap umur dan lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur. Untuk dapat memberikan pemaknaan secara klinis pada parameter tersebut diperlukan keterangan yang akurat mengenai tanggal lahir anak. Kesulitannya adalah di daerah-daerah tertentu, penetapan umur anak kurang tepat karena orang tua tidak ingat bahkan tidak ada catatan mengenai tanggal lahirnya.
2.      Tidak tergantung umur yaitu berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), lingkaran lengan atas (LLA) dan tebal lipatan kulit (TLK).

2.3 Pengukuran Perkembangan Fisik
1.      Berat Badan (BB)

Berat badan (BB) adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana,mudah diukur,dan diulang. BB merupakan ukuran yang terpenting yang dipakai pada setiap pemeriksaan penilaian pertumbuhan fisik anak pada semua kelompok umur karena BB merupakan indikator yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak saat pemeriksaan (akut). Alasannya adalah BB sangat sensitif terhadap perubahan sedikit saja seperti sakit dan pola makan. Selain itu dari sisi pelaksanaan, pengukuran obyektif dan dapat diulangi dengan timbangan apa saja, relatif murah dan mudah, serta tidak memerlukan waktu lama.
Namun, pengukuran BB tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus. Selain itu, beberapa kondisi penyakit dapat mempengaruhi pengukuran BB seperti adanya bengkak (udem), pembesaran organ (organomegali), hidrosefalus, dan sebagainya. Dalam keadaan tersebut, maka ukuran BB tidak dapat digunakan untuk menilai status nutrisi. Penilaian status nutrisi yang akurat juga memerlukan data tambahan berupa umur yang tepat, jenis kelamin, dan acuan standar. Data tersebut bersama dengan pengukuran BB dipetakan pada kurve standar BB/U dan BB/TB atau diukur persentasenya terhadap standar yang diacu. BB/U dibandingan dengan standar, dinyatakan dalam persentase
Ø  >120% disebut gizi lebih
Ø  80-120% disebut gizi baik
Ø  60-80% tanpa edema = gizikurang
Ø  Dengan edema = gizi buruk
Ø  <60 buruk="buruk" disebut="disebut" gizi="gizi" o:p="o:p">
Perubahan BB perlu mendapat perhatian karena merupakan petunjuk adanya masalah nutrisi akut. Kehilangan BB dapat dikategorikan menjadi:
1.      Ringan = kehilangan 5-15%,
2.      Sedang = kehilangan 16-25%,
3.      Berat = kehilangan >25%
Cara mengukur berat badan dengan menggunakan alat timbangan berat badan :
1.      Lepas alas kaki, jam tangan dan pakean luar.
2.      Sesuaikan jarum penunjung timbangan hingga sejajar angka nol kg.
3.      Naik keatas timbangan dan berdiri ditengah-tengah.
4.      Catat hasil angka yang ditunjukan jarum penunjuk dalam satuan kg.
RUMUS BERAT BADAN IDEAL : ( TB – 100 ) – 10% ( TB – 100 )

2.      Tinggi Badan (TB)

Tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting. Pengukuran TB sederhana dan mudah dilakukan. Apalabila dikaitkan dengan hasil pengukuran BB akan memberikan informasi penting tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisik anak. Ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan dapat terus meningkat sampai tinggi maksimal dicapai. TB merupakan indikator yang menggambarkan proses pertumbuhan yang berlangsung dalam kurun waktu relatif lama (kronis), dan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan fisik di masa lampau. Indikator ini keuntungannya adalah pengukurannya obyektif, dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa. Kerugiannya perubahan tinggi badan relatif lambat dan sukar untuk mengukur tinggi badan secara tepat. Pengukuran TB pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi tidur dan pada anak umur lebih dari 2 tahun dengan berdiri. Seperti pada BB, pengukuran TB juga memerlukan informasi seperti umur yang tepat, jenis kelamin dan standar baku yang diacu. TB kemudian dipetakan pada kurve TB atau dihitung terhadap standar baku dan dinyatakan dalam persen. TB/U dibandingkan dengan standar baku (%)
Ø  90-110% = baik/normal
Ø  70-89% = tinggi kurang
Ø  <70 kurang="kurang" o:p="o:p" sangat="sangat" tinggi="tinggi">
Cara Mengukur tinggi badan :
1.      Lepas sepatu atau alas kaki.
2.      Berdiri tegak, pandangan lurus kedepan, telapak kaki menapak pada alas
3.      Ukur tinggi badan mulai dari tumit sampai puncak tengkorak dengan tongkat pengukur.
4.      Catat hasil yang ditunjukan tongkat pengukur dalam satuan ( cm )

3.      Lingkar Kepala (LK)

Lingkar kepala (LK) menggambarkan pertumbuhan otak dari estimasi volume dalam kepala. Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi anak sampai usia 36 bulan. Pengukuran rutin dilakukan untuk menjaring kemungkinan adanya penyebab lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan otak walaupun diperlukan pengukuran LK secara berkala daripada sewaktu-waktusaja.
Apabila pertumbuhan otak mengalami gangguan yang dideteksi dari hasil pengukuran LK yang kecil (dinamakan mikrosefali) maka hal ini bisa mengarahkan si anak pada kelainan retardasi mental. Sebaiknya kalau ada gangguan pada sirkulasi cairan otak (liquor cerebrospinal) maka volume kepala akan membesar (makrosefali), kelainan ini dikenal dengan hidrosefalus.
Pengukuran LK paling bermanfaat pada 6 bulan pertama sampai 2 tahun karena pada periode inilah pertumbuhan otak berlangsung dengan pesat. Namun LK yang abnormal baik kecil maupun besar bisa juga disebabkan oleh faktor genetik (keturunan) dan bawaan bayi. Pada 6 bulan pertama kehidupan LK berkisar antara 34-44 cm sedangkan pada umur 1 tahun sekitar 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :
1.      Siapkan pita pengukur (meteran)
2.      Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya
3.      Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala


4.      Lingkar Lengan Atas (LLA)

Lingkar lengan atas (LLA) menggambarkan tumbuh kembang jaringan lemak di bawah kulit dan otot yang tidak banyak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan (BB). LLA lebih sesuai untuk dipakai menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada anak kelompok umur prasekolah (1-5 tahun). Pengukuran LLA ini mudah, murah, alat bisa dibuat sendiri dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Alat yang digunakan biasanya adalah pita ukur elastis. Namun, penggunaan LLA ini lebih tepat untuk mengidentifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan fisik yang berat. Selain itu terkadang pengukurannya juga dengan menekan pertengahan LLA yang dirasakan tidak nyaman bagi anak-anak.
Interpretasi hasil dapat berupa:
1.      LLA (cm): < 12.5 cm = gizi buruk (merah), 12.5 – 13.5 cm = gizi kurang (kuning), >13.5 cm = gizi baik (hijau).
2.      Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LLA/TB: <75 75-80="75-80" 80-85="80-85" buruk="buruk" gizi="gizi" i="i" kurang="kurang">borderline
, dan >85% = gizi baik (normal).

Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :
1.      Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.
2.      Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar ( dapat digunakan pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.
3.      Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur
4.      Catat hasilnya

5.      Lingkar Pinggang
Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan posisi pengukuran harus tepat. Perbedaan posisi penguuran akan memberikan hasil yang berbeda. Seidell, dkk (1987) memberikan petunjuk bahwa rasio lingkar pinggang dan pinggul untuk perempuan adalah 0,77 dan 0,90 untuk laki-laki.
Berikut ini cara mengukur lingkar pinggang dengan benar:

1.      Gunakan meteran yang biasa digunakan untuk membuat baju. Lepaskan kaus dan bebaskan pinggang dari rok atau celana panjang sehingga bagian tengah perut terekspos. Berdirilah di depan cermin jika mungkin sehingga Anda dapat mengukur lingkar pinggang dengan benar.
2.      Tekan jemari Anda pada batang tubuh di dekat bagian kanan pinggang. Tekan jari-jari pada kulit untuk menemukan tulang dasar panggul. Teruslah menekan dan pindahkan jari di sepanjang tepi tulang pinggul sampai Anda menemukan lengkungan atas tulang tersebut. Titik tertinggi akan terletak di sisi batang tubuh, hanya sedikit di bagian bawah tulang iga.
3.      Posisikan meteran secara horizontal di spot atas tulang pinggang. Kemudian lingkarkan di seputar perut dan seluruh batang tubuh. Pastikan meteran itu melintang secara horizontal. Tempatkan ujung meteran angka 0 di spot sementara sisanya melingkari perut dan batang tubuh.
4.      Jangan mengecilkan perut. Berdirilah tegak dan buang napas dengan lembut ketika Anda mengukur perut. Pastikan juga agar pita meteran itu tidak menekan kulit perut. Lihatlah pada nomor di mana angka 0 bertemu dengan angka terakhir yang melingkari pinggang. Itulah ukuran pinggang Anda.

6.      Tebal Lipatan Kulit (TLK)

Tebal Lipatan Kulit (TLK) merupakan pencerminan tumbuh kembang jaringan lemak dibawah kulit yang lebih spesifik. Hampir 50% lemak tubuh berada di jaringan subkutis sehingga dengan mengukur lapisan lemak (TLK) dapat diperkirakan jumlah lemak total dalam tubuh. Hasilnya dibandingkan dengan standar dan dapat menunjukkan status gizi dan komposisi tubuh serta cadangan energi. Makna klinisnya adalah TLK ini dapat digunakan untuk menganalisis kecukupan energy anak. Bila dikaitkan dengan indeks BB/TB, ia dapat menentukan masalah nutrisi yang kronik. Pada keadaan asupan gizi yang kurang (malnutrisi misalnya), tebal lipatan kulit menipis dan sebaliknya menebal pada anak dengan asupan gizi yang berlebihan (overweight sampai obese). Sehingga parameter ini juga dapat bermakna penting bagi pengaturan pola diet anak khususnya yang mengalami kegemukan (overweight sampai obese). Selain itu, pemeriksaan TLK bila dikaitkan dengan nilai LLA misalnya pada otot triseps dapat dipakai untuk menghitung massa otot.
Regio tubuh umum tempat dilakukannya pengukuran TLK dengan menggunakan skinfold calliper adalah regio trisep, bisep, subskapula, suprailiaka, dan betis. Pengukuran dilakukan dengan mencubit kulit sampai terpisah dari otot dasarnya, ditarik menjauhi tubuh kemudian menempatkan kaliper diantara cubitan kulit tersebut. Hasil pengukuran dinyatakan dalam millimeter yang kemudian hasil penjumlahan beberapa regio tersebut dimasukkan dalam rumus untuk mendapatkan persentase lemak tubuh. Oleh karena itu diperlukan pengalaman dan keterampilan pengukur untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Cara mengukur lipatan kulit :
1.      Pegang Skinfold Caliper dengan tangan kanan.
2.      Untuk triceps, pengukuran dilakukan pada titik mid point sedangkan untuk subscapular, pengukur meraba scapula dan meencarinya ke arah bawah lateral sepanjang batas vertebrata sampai menentukan sudut bawah scapula.
3.      Angkat lipatan kulit pada jarak kurang lebih 1 cm tegak lurus arah kulit pada pengukuran triceps (ibu jari dan jari telunjuk menghadap ke bawah) atau ke arah diagonal untuk pengukuran subscapular.
4.      Jepit lipatan kulit tersebut dengan Caliper dan baca hasil pengukurannya dalam 4 detik penekanan kulit oleh Caliper dilepas.
BAB III
KESIMPULAN

1.1.            Kesimpulan
Pengukuran perkembangan fisik peserta didik meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, lingkar pinggang, dan tebal lipatan kulit menggunakan pengukuran antropometri. Dengan pengukuran antropometri kita dengan mudah dapat mengetahui ukuran dari beberapa bagian tubuh manusia.
·         . Ukuran antropometri pada umumnya dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi:
1.      Tergantung umur, yaitu berat badan (BB) terhadap umur, tinggi badan (TB) terhadap      umur, lingkaran kepala (LK) terhadap umur dan lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur. Untuk dapat memberikan pemaknaan secara klinis pada parameter tersebut diperlukan keterangan yang akurat mengenai tanggal lahir anak. Kesulitannya adalah di daerah-daerah tertentu, penetapan umur anak kurang tepat karena orang tua tidak ingat bahkan tidak ada catatan mengenai tanggal lahirnya.
2.      Tidak tergantung umur yaitu berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), lingkaran lengan atas (LLA) dan tebal lipatan kulit (TLK).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar