PENGUKURAN
PERKEMBANGAN FISIK PESERTA DIDIK
(UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK)
YANG
DIBINA OLEH : BAPAK NUR WIDODO
KELOMPOK 8 :
YUGI PUTRI WILUJENG (201210070311143)
KARYA JANITA ISLAMIAH (2012
10070311144)
AHMAD MUNDZIR ROMDHANI (201210070311150)
BIOLOGI 1D
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Pengukuran merupakan bagian dari aktivitas keseharian
dan hampir meliputi setiap sisi kehidupan manusia. Dalam arti luas pengukuran
dapat diartikan sebagai penempatan atau pemberian angka terhadap aspek, objek,
atau kejadian melalui suatu aturan tertentu (steven, 1968 dirujuk pedhazur &
schmelkin, 1991; kerlinger, 1986; singa rimbun & effendi, 1985; Goude,
1962 dirujuk Amstrong, White, &
Saracci, 1994) Contoh yang dapat ditunjukkan diantaranya seperti pengukuran
berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar
pinggang, dan tebal lipatan kulit. Sebuah studi yang berkaitan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia adalah Antropometri (Wignjosoebroto, 2003).
1.2.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini tidak lain sebagai persyaratan untuk tugas kelompok
pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Makalah ini juga merupakan ulasan
mendetail dari slide-slide yang akan dipresentasikan mengenai judul makalah
ini. Makalah ini juga bertujuan untuk megulas materi yang berkaitan dengan
pengukuran perkembangan fisik peserta didik. Pada penulisan makalah ini akan
mengulas mengenai pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lingkar
lengan atas, dan lipatan kulit menggunakan pengukuran antropometri
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pengukuran antropometri
Menurut istilah antropometri berasal
dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan
metros artinya ukuran.
Menurut bahasa Pengukuran antropometri adalah pengukuran
yang dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan
menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran)
2.2 Keunggulan Pengukuran Antropometri
Sebelum menguraikan tentang keunggulan antropometri sebaiknya
mengenal apa yang mendasari penggunaan antropometri. Beberapa syarat yang
mendasari penggunaan antropometri yaitu :
1. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar
lengan atas, mikrotoa dan alat pengukur yang bisa dibuat sendiri di rumah.
2. Pengukuran dapat dilakukan secara berulang-ulang dengan mudah
dan objektif.
3. Pengukuran bukan hanya
dilakukan oleh tenaga profesional, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk
itu
4. Biaya relatif murah, karena alat ini mudah didapat dan tidak
memerlukan bahan-bahan lain
5. Hasilnya
mudah disimpulkan, karena mempunyai ambang batas dan buku rujukan yang sudah
pasti
6. Diakui
kebenarannya secara ilmiah
Keunggulan
antropometri menurut Supariasa (2002), yaitu sebagai berikut :
1. Prosedurnya
sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar
2. Relatif
tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah
dilatih
3. Alatnya
murah, mudah dibawa, tahan lama dapat dipesan dan dibuat didaerah setempat.
4. Metode
ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan
. Ukuran antropometri pada umumnya
dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi:
1. Tergantung
umur, yaitu berat badan (BB) terhadap umur, tinggi badan (TB) terhadap umur, lingkaran kepala (LK) terhadap umur
dan lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur. Untuk dapat memberikan pemaknaan
secara klinis pada parameter tersebut diperlukan keterangan yang akurat
mengenai tanggal lahir anak. Kesulitannya adalah di daerah-daerah tertentu,
penetapan umur anak kurang tepat karena orang tua tidak ingat bahkan tidak ada catatan
mengenai tanggal lahirnya.
2. Tidak
tergantung umur yaitu berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), lingkaran
lengan atas (LLA) dan tebal lipatan kulit (TLK).
2.3
Pengukuran Perkembangan Fisik
1.
Berat
Badan (BB)
Berat
badan (BB) adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana,mudah diukur,dan
diulang. BB merupakan ukuran yang terpenting yang dipakai pada setiap pemeriksaan
penilaian pertumbuhan fisik anak pada semua kelompok umur karena BB merupakan
indikator yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak saat
pemeriksaan (akut). Alasannya adalah BB sangat sensitif terhadap perubahan
sedikit saja seperti sakit dan pola makan. Selain itu dari sisi pelaksanaan,
pengukuran obyektif dan dapat diulangi dengan timbangan apa saja, relatif murah
dan mudah, serta tidak memerlukan waktu lama.
Namun,
pengukuran BB tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek gemuk atau
tinggi kurus. Selain itu, beberapa kondisi penyakit dapat mempengaruhi
pengukuran BB seperti adanya bengkak (udem), pembesaran organ (organomegali),
hidrosefalus, dan sebagainya. Dalam keadaan tersebut, maka ukuran BB tidak
dapat digunakan untuk menilai status nutrisi. Penilaian status nutrisi yang
akurat juga memerlukan data tambahan berupa umur yang tepat, jenis kelamin, dan
acuan standar. Data tersebut bersama dengan pengukuran BB dipetakan pada kurve
standar BB/U dan BB/TB atau diukur persentasenya terhadap standar yang diacu. BB/U
dibandingan dengan standar, dinyatakan dalam persentase
Ø >120%
disebut gizi lebih
Ø 80-120%
disebut gizi baik
Ø 60-80%
tanpa edema = gizikurang
Ø Dengan
edema = gizi buruk
Ø <60 buruk="buruk" disebut="disebut" gizi="gizi" o:p="o:p">60>
Perubahan BB perlu
mendapat perhatian karena merupakan petunjuk adanya masalah nutrisi akut.
Kehilangan BB dapat dikategorikan menjadi:
1.
Ringan =
kehilangan 5-15%,
2.
Sedang =
kehilangan 16-25%,
3.
Berat =
kehilangan >25%
Cara
mengukur berat badan dengan menggunakan alat timbangan berat badan :
1.
Lepas alas kaki, jam tangan dan
pakean luar.
2.
Sesuaikan jarum penunjung
timbangan hingga sejajar angka nol kg.
3.
Naik keatas timbangan dan berdiri
ditengah-tengah.
4.
Catat hasil angka yang ditunjukan
jarum penunjuk dalam satuan kg.
RUMUS BERAT BADAN IDEAL : (
TB – 100 ) – 10% ( TB – 100 )
2.
Tinggi
Badan (TB)
Tinggi badan (TB)
merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting. Pengukuran TB sederhana
dan mudah dilakukan. Apalabila dikaitkan dengan hasil pengukuran BB akan memberikan
informasi penting tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisik anak. Ukuran
tinggi badan pada masa pertumbuhan dapat terus meningkat sampai tinggi maksimal
dicapai. TB merupakan indikator yang menggambarkan proses pertumbuhan yang berlangsung
dalam kurun waktu relatif lama (kronis), dan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan
fisik di masa lampau. Indikator ini keuntungannya adalah pengukurannya
obyektif, dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa. Kerugiannya
perubahan tinggi badan relatif lambat dan sukar untuk mengukur tinggi badan
secara tepat. Pengukuran TB pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi
tidur dan pada anak umur lebih dari 2 tahun dengan berdiri. Seperti pada BB,
pengukuran TB juga memerlukan informasi seperti umur yang tepat, jenis kelamin
dan standar baku yang diacu. TB kemudian dipetakan pada kurve TB atau dihitung
terhadap standar baku dan dinyatakan dalam persen. TB/U dibandingkan dengan
standar baku (%)
Ø 90-110%
= baik/normal
Ø 70-89%
= tinggi kurang
Ø <70 kurang="kurang" o:p="o:p" sangat="sangat" tinggi="tinggi">70>
Cara Mengukur tinggi badan :
1.
Lepas sepatu atau alas kaki.
2.
Berdiri tegak, pandangan lurus
kedepan, telapak kaki menapak pada alas
3.
Ukur tinggi badan mulai dari tumit
sampai puncak tengkorak dengan tongkat pengukur.
4.
Catat hasil yang ditunjukan
tongkat pengukur dalam satuan ( cm )
3.
Lingkar
Kepala (LK)
Lingkar
kepala (LK) menggambarkan pertumbuhan otak dari estimasi volume dalam kepala.
Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi anak sampai usia 36 bulan. Pengukuran
rutin dilakukan untuk menjaring kemungkinan adanya penyebab lain yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan otak walaupun diperlukan pengukuran LK secara berkala
daripada sewaktu-waktusaja.
Apabila
pertumbuhan otak mengalami gangguan yang dideteksi dari hasil pengukuran LK
yang kecil (dinamakan mikrosefali) maka hal ini bisa mengarahkan si anak pada
kelainan retardasi mental. Sebaiknya kalau ada gangguan pada sirkulasi cairan
otak (liquor cerebrospinal) maka volume kepala akan membesar (makrosefali),
kelainan ini dikenal dengan hidrosefalus.
Pengukuran
LK paling bermanfaat pada 6 bulan pertama sampai 2 tahun karena pada periode
inilah pertumbuhan otak berlangsung dengan pesat. Namun LK yang abnormal baik kecil
maupun besar bisa juga disebabkan oleh faktor genetik (keturunan) dan bawaan
bayi. Pada 6 bulan pertama kehidupan LK berkisar antara 34-44 cm sedangkan pada
umur 1 tahun sekitar 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :
1.
Siapkan pita pengukur (meteran)
2.
Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis)
atau supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior.
Kemudian tentukan hasilnya
3.
Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala
4.
Lingkar
Lengan Atas (LLA)
Lingkar
lengan atas (LLA) menggambarkan tumbuh kembang jaringan lemak di bawah kulit
dan otot yang tidak banyak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan
dengan berat badan (BB). LLA lebih sesuai untuk dipakai menilai keadaan
gizi/tumbuh kembang pada anak kelompok umur prasekolah (1-5 tahun). Pengukuran
LLA ini mudah, murah, alat bisa dibuat sendiri dan bisa dilakukan oleh siapa
saja. Alat yang digunakan biasanya adalah pita ukur elastis. Namun, penggunaan
LLA ini lebih tepat untuk mengidentifikasi anak dengan gangguan
gizi/pertumbuhan fisik yang berat. Selain itu terkadang pengukurannya juga
dengan menekan pertengahan LLA yang dirasakan tidak nyaman bagi anak-anak.
Interpretasi hasil
dapat berupa:
1. LLA
(cm): < 12.5 cm = gizi buruk (merah), 12.5 – 13.5 cm = gizi kurang (kuning),
>13.5 cm = gizi baik (hijau).
2. Bila
umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LLA/TB: <75 75-80="75-80" 80-85="80-85" buruk="buruk" gizi="gizi" i="i" kurang="kurang">borderline 75>
, dan >85% = gizi
baik (normal).
Cara pengukuran lingkar lengan atas
sebagai berikut
:
1.
Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan
pada lengan bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan
lengan kiri tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih
pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil. Untuk
lebih jelasnya lihat gambar 3.
2.
Lingkarkan alar
pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar ( dapat digunakan pita
pengukur). Hindari
penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.
3.
Tentukan besar
lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur
4.
Catat hasilnya
5.
Lingkar
Pinggang
Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan
oleh tenaga yang terlatih dan posisi pengukuran harus tepat. Perbedaan posisi
penguuran akan memberikan hasil yang berbeda. Seidell, dkk (1987) memberikan
petunjuk bahwa rasio lingkar pinggang dan pinggul untuk perempuan adalah 0,77
dan 0,90 untuk laki-laki.
Berikut ini cara mengukur lingkar
pinggang dengan benar:
1. Gunakan meteran yang biasa digunakan
untuk membuat baju. Lepaskan kaus dan bebaskan pinggang dari rok atau celana
panjang sehingga bagian tengah perut terekspos. Berdirilah di depan cermin jika
mungkin sehingga Anda dapat mengukur lingkar pinggang dengan benar.
2. Tekan jemari Anda pada batang tubuh
di dekat bagian kanan pinggang. Tekan jari-jari pada kulit untuk menemukan
tulang dasar panggul. Teruslah menekan dan pindahkan jari di sepanjang tepi
tulang pinggul sampai Anda menemukan lengkungan atas tulang tersebut. Titik
tertinggi akan terletak di sisi batang tubuh, hanya sedikit di bagian bawah
tulang iga.
3. Posisikan meteran secara horizontal
di spot atas tulang pinggang. Kemudian lingkarkan di seputar perut dan seluruh
batang tubuh. Pastikan meteran itu melintang secara horizontal. Tempatkan ujung
meteran angka 0 di spot sementara sisanya melingkari perut dan batang tubuh.
4. Jangan mengecilkan perut. Berdirilah
tegak dan buang napas dengan lembut ketika Anda mengukur perut. Pastikan juga
agar pita meteran itu tidak menekan kulit perut. Lihatlah pada nomor di mana
angka 0 bertemu dengan angka terakhir yang melingkari pinggang. Itulah ukuran
pinggang Anda.
6.
Tebal
Lipatan Kulit (TLK)
Tebal
Lipatan Kulit (TLK) merupakan pencerminan tumbuh kembang jaringan lemak dibawah
kulit yang lebih spesifik. Hampir 50% lemak tubuh berada di jaringan subkutis sehingga
dengan mengukur lapisan lemak (TLK) dapat diperkirakan jumlah lemak total dalam
tubuh. Hasilnya dibandingkan dengan standar dan dapat menunjukkan status gizi
dan komposisi tubuh serta cadangan energi. Makna klinisnya adalah TLK ini dapat
digunakan untuk menganalisis kecukupan energy anak. Bila dikaitkan dengan
indeks BB/TB, ia dapat menentukan masalah nutrisi yang kronik. Pada keadaan
asupan gizi yang kurang (malnutrisi misalnya), tebal lipatan kulit menipis dan sebaliknya
menebal pada anak dengan asupan gizi yang berlebihan (overweight sampai obese).
Sehingga parameter ini juga dapat bermakna penting bagi pengaturan pola diet
anak khususnya yang mengalami kegemukan (overweight sampai obese).
Selain itu, pemeriksaan TLK bila dikaitkan dengan nilai LLA misalnya pada otot
triseps dapat dipakai untuk menghitung massa otot.
Regio
tubuh umum tempat dilakukannya pengukuran TLK dengan menggunakan skinfold
calliper adalah regio trisep, bisep, subskapula, suprailiaka, dan betis.
Pengukuran dilakukan dengan mencubit kulit sampai terpisah dari otot dasarnya,
ditarik menjauhi tubuh kemudian menempatkan kaliper diantara cubitan kulit
tersebut. Hasil pengukuran dinyatakan dalam millimeter yang kemudian hasil
penjumlahan beberapa regio tersebut dimasukkan dalam rumus untuk mendapatkan
persentase lemak tubuh. Oleh karena itu diperlukan pengalaman dan keterampilan
pengukur untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Cara
mengukur lipatan kulit :
1. Pegang Skinfold Caliper dengan tangan kanan.
2. Untuk triceps, pengukuran dilakukan pada titik mid point
sedangkan untuk subscapular, pengukur meraba scapula dan meencarinya ke arah
bawah lateral sepanjang batas vertebrata sampai menentukan sudut bawah scapula.
3. Angkat lipatan kulit pada jarak kurang lebih 1 cm tegak
lurus arah kulit pada pengukuran triceps (ibu jari dan jari telunjuk
menghadap ke bawah) atau ke arah diagonal untuk pengukuran subscapular.
4. Jepit lipatan kulit tersebut dengan Caliper dan baca
hasil pengukurannya dalam 4 detik penekanan kulit oleh Caliper dilepas.
BAB
III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
1.1.
Kesimpulan
Pengukuran
perkembangan fisik peserta didik meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar
kepala, lingkar lengan atas, lingkar pinggang, dan tebal lipatan kulit menggunakan
pengukuran antropometri. Dengan pengukuran antropometri kita dengan mudah dapat
mengetahui ukuran dari beberapa bagian tubuh manusia.
·
. Ukuran
antropometri pada umumnya dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi:
1. Tergantung
umur, yaitu berat badan (BB) terhadap umur, tinggi badan (TB) terhadap umur, lingkaran kepala (LK) terhadap umur
dan lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur. Untuk dapat memberikan pemaknaan
secara klinis pada parameter tersebut diperlukan keterangan yang akurat mengenai
tanggal lahir anak. Kesulitannya adalah di daerah-daerah tertentu, penetapan
umur anak kurang tepat karena orang tua tidak ingat bahkan tidak ada catatan
mengenai tanggal lahirnya.
2. Tidak
tergantung umur yaitu berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), lingkaran
lengan atas (LLA) dan tebal lipatan kulit (TLK).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar