MAKALAH
PENGUKURAN PERKEMBANGAN MOTORIK
PESERTA DIDIK
Oleh Kelompok 9 :
1.
Dwi
Ridho Cahyo Pambudi (201210070311153)
2.
Wanda
Olyvia Wiyono (201210070311160)
3.
Sya’biyatur
Rahma (201210070311167)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Oktober 2012
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang
diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu melatih
perkembangan motorik dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan
pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan
bugar sepanjang hayat.
Pertumbuhan
dan perkembangan merupakan suatu peristiwa yang semua makhluk hidup pernah
mengalami.Dalam hal ini anak sebagai objek pembahasan juga mengalami
Pertumbuhan dan perkembangan.menurut Moersintowati Pertumbuhan dan perkembangan
yang dialami oleh anak merupakan rangkaian perubahan yang teratur dari satu
tahap ke tahap berikutnya yang secara keseluruhan dimulai drai konsepsi dalam
kandungan ibu yang berkelanjutan makin lama makin dapat diamati secara jelas
setelah anak lahir ke dunia.
Banyak
faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak, remaja, dan
dewasa. Faktor tersebut dapat berupa faktor positif dan negatif. Faktor yang
berpengaruh positif seperti intake nutrisi yang baik dan seimbang, pemeliharaan
kesehatan yang baik, pola pengasuhan yang baik, serta kondisi lingkungan yang
baik dan sehat. Sedangkan faktor negatif seperti kemiskinan, keterlantaran,
ketunasosialan, layanan kesehatan yang jelek. Oleh karena itu harus diusahakan
agar anak dan remaja dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga kelak
di kemudian hari akan menjadi individu dewasa yang sehat.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengukuran perkembangan Motorik dan
Bagaimana pengaruh perkembangan motorik terhadap konsentrasi perkembangan
individu ?
2.
Apa hubungan
pengaplikasian Penjas terhadap perkembangan motorik ?
Tujuan
1. Mengerti akan pengukuran perkembangan motorik
2.
Mengerti
akan pengaruh perkembangan motorik terhadap konsentrasi perkembangan individu
3.
Mengerti dan
memahami hubungan pengaplikasian Penjas terhadap perkembangan motorik
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan Motorik dan Pengaruhnya
Perkembangan
motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan
individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap
konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai
berikut:
1.
Melalui
keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan
senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka,
melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
2.
Melalui
keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada
bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat
bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk
dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
3.
Melalui
perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak
sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
4.
Melalui
perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul
dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk
dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau
menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
Pendidikan
Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan untuk dalam
pendidikan sendiri Pendidikan jasmani tidak dapat dianggap sebagi suatu hal
yang tidak penting karena pada dasarnya seorang anak yang telah diajarkan
penjas memiliki perkembangan motorik yang lebih optimal karena mereka yang
mengenal penjas lebih mengerti akan bagimana cara mengolah tubuh dan
mengembangkan diri dengan Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam
upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih serta dapat
Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
Menurut dr.
Karel A.L. Staa, M.D olah raga memberi manfaat bagi perkembangan motorik anak.
Selain untuk perkembangan fisiknya, olahraga juga amat baik untuk perkembangan
otak serta psikologis anak.
Beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan perkembangan motorika anak ialah :
- Mengikutkan anak pada kelompok olahraga akan
meningkatkan kesehatan fisik, psikologis serta psikososialnya. Anak
menjadi senang mendapat stimulasi kreativitas yang baik untuk
perkembangannya.
- Memberikan keterampilan fisik yang dibutuhkan
anak untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa dipelajari dan dilatih
di masa-masa awal perkembangan dan tujuan pendidikan fisik untuk anak-anak
yang masih kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ketertarikan
fisik jangka panjang (CRI, 1997).
- Kegiatan olahraga di luar ruangan bisa menjadi
pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot (CRI,
1997)
Selain
berbagai kegiatan jasmani diatas ,ada hal lain yang dapat mempengaruhi
perkembangan motorik anak adalah gizi anak. Banyak penelitian yang menerangkan
tentang pengaruh gizi terhadap kecerdasan serta perkembangan motorik kasar.
Levitsky dan Strupp pada penelitiannya terhadap tikus mengungkapkan bahwa
kurang gizi menyebabkan functional isolationism ‘isolasi diri’ yaitu
mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi yang banyak (conserve energy)
dengan mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas, perilaku eksploratori,
perhatian, dan motivasi. Aplikasi teori ini kepada manusia adalah bahwa pada
keadaan kurang energi dan protein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis,
pasif, dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan kegiatan
eksplorasi lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja
dibandingkan dengan anak yang gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu
yang lebih lama. Model functional isolationism yang dilukiskan ini sama
dengan teori sebelumnya bahwa aspek-aspek essensial dan universal untuk
perkembangan kognitif ditekan oleh mekanisme penurunan aktivitas pada keadaan
kurang gizi.
Cara mengukur perkembangan motorik
Mengukur
perkembangan motorik ini dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Metode
produk merupakan pendekatan untuk mengukur gerak, hasil akhir, outcome, dan
gerak tersebut dianalisis. Contoh, seorang siswa melakukan keterampilan
melempar bola, maka hasil lemparan berupa jarak lemparan, cepat tidaknya
lemparan, serta akurat tidaknya lemparan. Hasil yang diraih siswa itu
dikategorikan sebagai produk keterampilan.
Metode proses merupakan pendekatan
yang berorientasi pada proses dan menekankan pada gerak itu sendiri. Ini
dimaksudkan sebagai pola gerak atau apa yang sering disebut dengan teknik.
Dengan sedikit perbuatan pada teknik gerak. Contoh,
seorang siswa melakukan keterampilan melempar bola, maka hasil lemparan berupa
jarak lemparan, cepat tidaknyalemparan, serta akurat tidaknya lemparan. Hasil
yang diraih siswa itu dikategorikan sebagai produk keterampilan. Contoh lainnya,
anak dengan tangan kanannya mengayun sambil bergerak ke depan dengan
melangkahkan kaki kanannya, atau performa sikap menangkap bola. Penelitian yang
menggunakan pendekatan yang berorientasi pada proses biasanya memfokuskan pada
performa teknik gerak. Seperti anak yang mengupayakan untuk menerima bola
secara akurat. Proses merupakan teknik yang digunakan untuk melakukan gerak.
Performa anak dalam menangkap bola, pendekatan yang berorientasi pada proses
menganalisis anak dalam mengontrol bola.
Terdapat empat macam faktor yang mendorong kelanjutan
perkembangan motor skills anak yang juga memungkinkan campur tangan
orang tua dan guru dalam mengarahkannya. Keempat faktor itu sebagai berikut:
a)
Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf. Pertumbuhan dan perkembangan
kemampuannya membuat intelegensi (kecerdasan) anak meningkat dan menibulkan
pola tingkah laku yang baru. Semakin baik perkembangan kemampuan sistem syaraf
seorang anak akan semakin baik dan beragam pula pola-pola tingkah laku yang
dimilikinya. Akan tetapi organ sitem syaraf ini lain dari yang lain, karena
apabila rusak tidak dapat diganti atau tumbuh lagi.
b)
Pertumbuhan otot-otot. Otot merupakan jaringan sel-sel yang dapat berubah
memanjang dan juga sekaligus merupakan unit atau kesatuan sel yang memiliki
daya mengkerut. Diantara fungsi-fungsi pokoknya adalah sebagai pengikat
organ-organ lainnya dan sebagai jaringan pembuluh yang mendistribusikan sari
makanan. Peningkatan tegangan otot anak dapat menimbulkan perubahan dan
peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaninya. Perubahan ini sangat
tampak dari anak yang sehat dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya
keterlibatan anak tersebut dalam permainan yang bermacam-macam atau dalam membuat
kerajinan tangan yang semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya dari masa ke
masa.
c)
Perkembangan dan pertumbuhan fungsi kelenjar endokrin. Kelenjar adalah alat
tubuh yang mengahasilkan cairan atau getah, seperti kelenjar keringat. Perubahan
fungsi dari kelenjar-kelenjar endokrin akan mengakibatkan berubahnya pola sikap
dan tingkah laku seorang remaja terhadap lawan jenisnya. Perubahan ini dapat
berupa seringnya bekerja sama dalam belajar atau beolah raga, perubahan pola
perilaku yang bermaksud menarik perhatian lawan jenis, berubahnya gaya
dandanan/penampilan dan lain-lain
d)
Perubahan struktur jasmani. Semakin meningkat usia anak maka akan semakin
menigkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi tubuh pada umumnya.
Perubahan jasmani ini akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan
dan kecakapan motor skills anak. Pengaruh perubahan fisik seorang siswa juga
tampak pada sikap dan perilakunya terhadap orang lain, karena perubahan fisik
itu sendiri mengubah konsep diri (self-concept) siswa tersebut.
Tujuan dan
fungsi pengukuran perkembangan motorik
Tujuan
pengukuran perkembangan motorik adalah mengkaji proses pentahapan kemampuan
gerak, apakah kemampuan gerak individu tersebut sudah sesuai dengan masanya. Fungsi
perkembangan motorik adalah penguasaan keterampilan yang tergambar dalam
kemampuan menyelesaikan tugas gerak tertentu. Kualitas gerak terlihat dari
seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas gerak yang diberikan dengan
tingkat keberhasilan tertentu.
BAB III
KESIMPULAN
- Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah
dikemukakan di atas maka dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa
dengan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ini,
peserta didik dapat mengembangkan diri dengan gerakan-olahraga sehingga
secara langsung maupun tidak langsung peserta telah mengembangkan gerak
motoriknya selain itu peserta juga mampu mempraktikkan teknik-teknik
dasar dalam olahraga dengan baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya
diri, kejujuran, keberanian, menghargai lawan, kerja keras, dan menerima
kekalahan serta dapat mengaplikasikan cara hidup yang sehat dan bersih. Perkembangan
(development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih
maju.
- Perkembangan fase remaja merupakan segmen
perkembangan individu yang sangat penting dan ditandai dengan matangnya
organ-organ fisik (seksual) sehingga individu tersebut bisa bereproduksi
dengan baik.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan yang
dikemukakan oleh para ahli dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu
aliran nativisme (menekankan pada kemampuan dalam diri anak, faktor
lingkungan kurang berpengaruh), aliran empirisme (perkembangan anak
bergantung pada lingkungan dan pembawaan tidak terlalu dipentingkan) dan aliran
konvergensi (baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama
memiliki peran penting).
- Semua individu khususnya remaja akan mengalami
perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek
intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
- Solusi bagi problem perkembangan dalam proses
pembelajaran siswa yaitu menyediakan bimbingan dan penyuluhan bagi
mahasiswa, meningkatkan kuantitas maupun kualitas pengajar dan sarana dan
administrasi pendidikan.
BAB IV
DAFTAR
PUSTAKA
Ali Mohammad, dkk. 2008. Psikologi Remaja :
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara
Rosmawati. 2009. Perkembangan
Peserta Didik. Pekanbaru : Universitas Riau
Drs Agung, Aspiras. 2007. semester
1-2, penerbit dan percetakan Pustaka Manggal,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar