JURNAL PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA
DIDIK
(Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah
Perkembangan Belajar Peserta Didik)
Yang
dibina oleh Bpk. Nur Widodo
Disusun
Oleh :
Dewi
Rosita (201210070311145)
Lintang
aisyah fatma nagari (201210070311159)
Yana
ismiarti (201210070311157)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
NOVEMBER
2012
A.
PENGERTIAN
PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial peserta didik adalah tingkatan jalinan
interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain,
hingga masyarakat secara luas. Sedangkan
perkembangan emosional adalah luapan perasaan ketiak anak berinteraksi dengan
orang lain. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa perkembangan social emosional tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain membahas perkembangan social
harus melibatkan emosional.
B.
TEORI PERKEMBANGAN
SOSIAL
Salah satu tokoh psikologi
perkembangan yang merumuskan teori perkembangan sosial peserta didik adalah
Erik Erison. Erik Erikson sangat terkenal dengan tulisaanya
di bidang psikologi anak. Dia mengembangkan teori yang disebut teori
perkembangan psikososial dimana ia membagi tahap-tahap perkembangan manusia
menjadi delapan tahapan.
C. PERKEMBANGAN SOSIAL (BAYI, KANAK-KANAK, REMAJA, DEWASA)
1. Perkembangan sosial pada masa bayi
Interaksi sosial dengan orang lain sudah
dimulai sejak masa bayi dengan cara yang sangat sederhana. Pada tahun pertama kehidupan, interaksi
sosial anak sangat terbatas, yang utama dengan ibu dan pengasuhnya. Interaksi
tersebut dilakukan dengan pandangan, pendengaran dan bau badan. Reaksi sosial terhadap orang dewasa
Beberapa perilaku lazim yang sering muncul
pada masa bayi antara lain:
1)
Imitasi (peniruan), yakni bayi senang sekali meniru tingkah laku atau sikap
orang-orang dewasa yang ada disekitarnya, misalnya menirukan orang tertawa,
tersenyum, tepuk tangan dan sebagainya.
2)
Shyness (perasaan malu),
yakni pada masa ini anak mudah sekali merasa alu atau takut terhadap
orang-orang yang belum dikenalnya. Akan tetapi sebaliknya anak menjadi tidak
mudah takut atau malu setelah dapat mengenal lebih terhadap orang tersebut.
3)
Dependency (ketergantungan),
yakni anak tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
4)
Acceptance or the authority, menerima kekuatan atau kekuasaan yang melebihi dirinya yang ada diluar
dirinya.
5)
Rivalry (persaingan dan
resistant behavior). Resistant behavior
bertujuan untuk menunjukkan kekuatan.
6)
Attention seeking (perhatian akan sesuatu). Pada masa ini timbul niat atau kemauan
anak untuk mengenal lebih lanjut atas apa yang dilihatnya, misalnya
bermain-main dengan jenggot anaknya.
7)
Cooperation behavior, manifestasi tingkah laku dapat diwujudkan dalam bentuk bermain
bersama-sama temannya, bergurau dengan temannya, tergaul dan ergabung dengan
teman-temannya.
b.
Implikasi pada pendidikan
Bayi membutuhkan perawatan dan pemberian kasih
sayang, lingkungan perlu memberikan rangsangan motorik yang kontinyu untuk
membantu perkembangan motorik. Pemaksaan
dan reaksi orang dewasa yang menolak dapat mengakibatkan kemunduran, anak akan
menjadi takut dan tidak bahagia.
2.
Perkembangan sosial pada masa prasekolah
Selama masa prasekolah,
banyak anak yang mulai mengadakan hubungan dekat dengan orang-orang non
keluarga. Pada saat anak menjelajahi
dunia prasekolah mereka mengalami serangkaian situasi sosial yang baru dan
bervariasi. Beberapa situasi baru
berhubungan dengan bermain.
Implikasi dalam Pendidikan
ü Sebagai pendidik perlu mengetahui bahwa
bermain adalah sarana belajar yang luar biasa ampuh bagi anak kecil.
ü Sebagai pendidik perlu mendorong anak
menggunakan inisiatifnya pada pengalaman sehari-hari.
ü Bila anak mengalami kesulitan bergabung dengan
teman-teman sebayanya pendidik harus memberi contoh bagaimana cara
berpartisipasi dan bergabung dalam kelompok.
3. Perkembangan sosial pada masa sekolah
Perkembangan sosial dan
kepribadian mulai dari usia pra sekolah
sampai akhir masa sekolah ditandai oleh meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak
mulai melepaskan diri dari keluarga dan makin mendekatkan diri pada orang-orang
disamping keluarga.
a.
Kegiatan Bermain
Dibanding dengan masa
sebelumnya anak pada usia sekolah ini mau tidak mau akan mengurangi waktu
bermain daripada masa sebelumnya. Bermain sangat penting bagi perkembangan
fisik, psikis dan sosial anak. Dengan bermain anak berinteraksi dengan teman
yang akan memberikan berbagai pengalaman berharga.
b.
Interaksi dengan anak-anak sebaya
Meluasnya lingkungan
sosial bagi anak menyebabkan anak menjumpai pengaruh-pengaruh yang ada diluar
pengawasan orang tua. Interaksi dengan teman sebaya merupakan permulaan
hubungan persahabatan. Persahabatan pada
awal masa sekolah pada umumnya terjadi atas dasar aktivitas bersama. Hubungan
persahabatan itu bersifat timbal balik dan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
(a)ada saling pengertian, (b) saling membantu, (c) saling percaya, (d) saling
menghargai dan menerima.
4.
Perkembangan sosial pada masa remaja
Pada usia remaja pergaulan
dan interaksi sosial dengan teman sebaya bertambah luas dan kompleks
dibandingkan denga masa-masa sebelumnya termasuk pergaulan dengan lawan
jenis. Pemuasan interlektual juga
didapatkan oleh remaja dalam kelompoknya dengan berdiskusi, berdebat untuk
memecahkan masalah.
Suatu penelitian
longitudinal yang dilakukan oleh Bronson, menyimpulkan adanya tiga pola
orientasi sosial, yaitu:
a. Withdrawal vs. Expansive
Anak yang tergolong withdrawal
adalah anak yang mempunyai kecenderungan menarik diri dalam kehidupan sosial,
sehingga dia lebih senang hidup menyendiri. Sebaliknya anak expansive suka menjelajah, mudah ergaul
dengan orang lain sehingga pergaulannya luas.
b. Reaxtive vs aplacidity
Anak yang reactive pada umumnya
memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingg mereka banyak kegiatan, sedangkan
anak yang aplacidity mempunyai sifat
acuh tak acuh bahkan tak peduli terhadap kegiatan sosial. Akibatnya mereka
terisolir dalam pergaulan sosial.
c. Passivity vs Dominant
Anak yang berorientasi passivity
sebenarnya banyak mengikuti kegiatan sosial namun mereka cukup puas sebagai
anggota kelompok saja, sebaliknya anak yang dominant
mempunyai kecenderungan menguasai dan mempengaruhi teman-temannya sehingga
memiliki motivasi yang tinggi untuk menjadi pemimpin
1)
Tujuan perkembangan Sosial Remaja
a)
Memperluas kontak sosial
Remaja tidak lagi memilih teman-teman berdasarkan kemudahanya, apakan
disekolah atau dilingkungan tetngga.
Remaja mulai menginginkan teman yang memiliki nilai-nilai yang sama,
yang dapat memahami, membuat rasa aman, mereka dapat mempercayakan masalah-masalah
dan membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orangtua.
b)
Mengembangakan identitas diri
Remaja dalam kehidupannya mulai ingin menjawab pertanyaan tentang dirinya, ”siapakah
saya?”
c)
Menyesuaikan dengan kematangan seksual
d)
Belajar menjadi orang dewasa
2) Sikap Sosial Remaja
Perkembangan sikap sosial remaja ada yang
disebut sikap konformitas dan sikap heteroseksual. Sikap konformitas merupakan
sikap ke arah penyamanan kelompok yang menekankan remaja dapat bersifat positif
dan negatif. Sikap konformitas yang
negatif seperti pengrusakan, mencuri dll.
Sedang konformitas positif misalnya menghabiskan sebagian waktu dengan
anggota lain yang melibatkan kegiatan sosial yang beik (Santrock,1997).Terkait
dengan hubungan heteroseksual ada beberapa tujuan yang dicapai yaitu;
a)
Remaja dapat berlajar berinteraksi dengan lawan jenis, dimana akan
mempermudah perkembangan sosial mereka terutama kehidupan keluarga.
b)
Remaja akan dapat melatih diri untuk menjadi mandiri, yaitu diperoleh
dengan berbagai kegiatan sosial.
c)
Remaja akan mendapatkan status tersendiri dalam kelompok,
d)
Remaja dapat belajar melakukan memilih teman.
3) Implikasi dalam Pendidikan
Pendidik harus membimbing remaja agar dapat
mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita, mencapai peran sosial pria dan wanita, menerima keadaan fisiknya
dan menggunakan tubuhnya secara efektif, mengharapkan dan mencapai perilaku
sosial yang bertanggungjawab, mempersiapkan karier ekonomi, mempersiapakn
perkawinan dan keluarga, memperoleh perangkat nilai, serta sistem etis sebagai
pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi
4) Keluarga dan Hubungan Sosial
Pola kehidupan keluarga
mengalami perubahan seiring meningkatnya usia seseorang. Pensiun yang berarti berkurangnya pendapatan,
kematian pasangan, keduanya juga mempengaruhi kehidupan dalam keluarga Penyesuaian dalam keluarga yang dianggap
penting dalam keluarga menurut Hurlock (1993:420) adalah :
a)
Hubungan dengan pasangan hidupnya
b)
Hubungan dengan anak
c)
Ketergantungan orang tua
d)
Hubungan dengan para cucu
D.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
1.
Keluarga
2. Kematangan
3. Status Sosial
Ekonomi.
4. Pendidikan.
5. Kapasitas Mental :
Emosi dan Intelegensi
TANYA JAWAB :
1. Penanya : fennalia Putri sabdana (201210070311172)
pertanyaan : pendidikan sosial bagi bayi contohnya?
jawab : sesuai dengan kebiasaan yang di ajarkan oleh ibunya.
1. Penanya : fennalia Putri sabdana (201210070311172)
pertanyaan : pendidikan sosial bagi bayi contohnya?
jawab : sesuai dengan kebiasaan yang di ajarkan oleh ibunya.
2. penanya : Diah
Ayu wulandari ( 201210070311158)
pertanyaan : bagaimana cara mengembangkan identitas diri pada anak yang sosialisasinya
kurang?
jawab : Sangat sulit karena orang yang sosialisasinya kurang akan sulit bergaul, sulit berinteraksi dengan orang lain, sehingga informasi yang di dapat kan kurang, akan tetapi hal tersebut adalah tergantung pada individu nya maisng-masing.
pertanyaan : bagaimana cara mengembangkan identitas diri pada anak yang sosialisasinya
kurang?
jawab : Sangat sulit karena orang yang sosialisasinya kurang akan sulit bergaul, sulit berinteraksi dengan orang lain, sehingga informasi yang di dapat kan kurang, akan tetapi hal tersebut adalah tergantung pada individu nya maisng-masing.
3. penanya : Nindi
Nazula Fajarini (201210070311170)
pertanyaan : bagaimana pendidikan nasional pada masa remaja dan usia lanjut?
jawab : cara pola pikir dan interaksi.
pertanyaan : bagaimana pendidikan nasional pada masa remaja dan usia lanjut?
jawab : cara pola pikir dan interaksi.
KESIMPULAN
Interaksi sosial dengan orang lain
sudah dimulai sejak masa bayi sampai akhir hayat. Beberapa perilaku yang muncul pada massa bayi
antara lain imitasi, shyness, pependancy,
acceptance, or authority, revalry, attention seeking dan coorperation behavior. Pada masa prasek dan yang menonjol adalah sikap simpatinya. Pada masa
remaja interaksi sosial dengan temaan sebaya bertambah luas dan kompleks.
Perkembangan sosial pada masa dewasa dibagi menjadi tiga, yaitu dewasa dini,
dewasa madya dan dewasa akhir.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial yaitu :
1.
Keluarga ; merupakan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan
sosialnya.
2.
Pematangan ; diperlukan agar dapat bersosialisasi dengan baik.
3.
Status Sosial Ekonomi ; kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi
sosial ekonomi dalam keluarga.
4.
Pendidikan ; merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.
5.
Emosi dan Intelegenci ; anak yang berkemampuan intelek tinggi akan
berkemampuan berbaha dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar