Minggu, 09 Desember 2012

ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK


ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik
Yang Dibina oleh Bapak DRS. NurWidodo, M.kes
                                                    





Nama Kelompok :
Melia Mega Sari (201210070311147)
Diah Ayu Wulandari (201210070311158)
Aris Widodo (201210070311165)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
NOVEMBER 2012
1.      IDENTITAS
Kelompok 4 : Ulfa Maulida Farid (132 )
                              Waqiatus Sholiha    (161)
                              Arga Satria                   (169)

2.      JUDUL
“ ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK ”

3.      RINGKASAN
     Perkembangan social peserta didik adalah tingkatan jalinan interaksi anak dengan orang lain, mulaidari orang tua, saudara, temanbermain, hingga masyarakat secaraluas.
     Teori perkembangan social.
Salah satu tokoh psikologi perkembangan yang merumuskan teori perkembangan sosial peserta didik adalah Erik Erison. Berikut ini teori perkembangan sosial menurut Erik Erikson yang tergambar pada tahap-tahap perkembangan anak sebagai berikut:
Umur
Fase Perkembangan
Perkembangan Perilaku
0 – 1
Trust vs Mistrust
Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa percaya diri kepada orang lain, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.
2 – 3
Autonomy vs Shame
Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa “nakalnya”.  Namun kenakalannya tidak dapat dicegah begitu saja, karena tahap ini anak sedang mengembangkan kemampuan motorik dan mental, sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untukmengembangkan motorik dan mental. Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting disekitarnya, misal orang tua atau guru.
4 – 5
Inisiative vs Guilt
Mereka banyak bertanya dalam segala hal, sehingga terkesan cerewet.  Mereka juga mengalami perngembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau fantasi.
6 – 11
Indusstry vs Inferiority
Mereka sudah bisa mengerjakan tugas-tugas sekolah dan termotivasi untuk belajar.  Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.
12 -18/20
Ego-identity vs Role on fusion
Tahap ini manusia ingin mencari identitas dirinya.  Anak yang sudah beranjak menjadi remaja mulai ingin tampil memegang peran-peran sosial di masyarakat.  Namun masih belum bisa mengatur dan memisahkan tugas dalam peran yang berbeda.
18/19 – 30
Intimacy vs Isolation
Memasuki tahap ini manusia sudah mulai siap menjalani hubungan intim dengan orang lain, membangun bahtera rumah tangga bersama calon pilihannya
31 – 60
Generation vs Stagnation
Tahap ini ditandai dengan munculnya kepedulian yang tulus terhadap sesama. Tahap ini terjadi saat seseorang telah memasuki usia dewasa
60 ke atas
Ego Integrity vs putus asa
Masa ini dimulai pada usia 60-an, masa dimana manusia mulai mengembangkan integritas dirinya.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial :
a.       Keluarga : merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya.
b.      Kematangan : Untuk dapat bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.
c.       Status Sosial Ekonomi : Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat.
d.      Pendidikan : merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.
e.       Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi.

4.      TANYA JAWAB
1.      Nindi Nazula (171)
Perkembangan sosial peserta didik tahap dewas dan manula ?
Jawab : Pada masa dewasa, perkembangan sosial sudah relatif tidak dapat direka
        
  seperti di konsep. Pada masa manula, ya berhubungan dengan manula.
2.      Fennalia Putri S. (172)
Pada interaksi sosial, salah satunya terjadi pada masa bayi, berikan contohnya, dan jelaskan pentingnya interaksi pada bayi tersebut ke depannya !
     Jawab : Contoh interaksi pada bayi yaitu interaksi antara bayi dengan ibunya bayi masih memiliki dunia sendiri. Pentingnya interaksi pada bayi, nanti jika bayi tersebut dewasa, bergantung pada didikannya sejak kecil (tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan).
3.      Diah Ayu Wulandari (158)
Bisa atau tidak peserta didik yang pendiam (kurang bersosialisasi) mengembangkan identitas dirinya ?
Jawab : Sulit, mungkin bisa dan mungkin saja tidak, karena memiliki tingkat kedewasaan yang berbeda.
Disanngah oleh : Henik Kurniawati (141)
Bisa, bergantung pada anak itu sendiri.
Disanggah oleh : Nindi Nazula (171)
Pendiam itu adalah identitas anak tersebut.

5.      KESIMPULAN
     Interaksi sosial dengan orang lain sudah dimulai sejak masa bayi sampai akhir hayat. Menurut Erik H. Erikson (1963), perkembangan social terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu :
1.Infanci(0-1tahun):TrustVSMistrust
2.Earlychildhood(1-3tahun):AutonomyVSShame,doubt
3.Preschoolage(3-6tahun):InisiativeVSGuilt
4.Schoolage(6-12tahun):IndustryVSInveriority
5.Adolescence(12-20tahun):IdentityVSIdentityconfusion
6.Youngadulthood(20-30tahun):IntimacyVSIsolation
7.adulthood(30-65tahun):GenerativyVSStagnation
8.Senescence(>65tahun):EgointegrityVSDespair
    
Beberapa perilaku yang muncul pada massa bayi antara lain imitasi, shyness, pependancy, acceptance, or authority, revalry, attention seeking dan coorperation behavior. Pada masa prasekdan yang menonjol adalah sikap simpatinya. Pada masa remaja interaksi sosial dengan temaan sebaya bertambah luas dan kompleks. Perkembangan sosial pada masa dewasa dibagi menjadi tiga, yaitu dewasa dini, dewasa madya dan dewasa akhir.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial yaitu :
1. Keluarga : merupakan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan  sosialnya.
2. Pematangan : diperlukan agar dapat bersosialisasi dengan baik.
3. Status Sosial Ekonomi : kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi dalam keluarga.
4.
Pendidikan : merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.
5.
Emosi dan Intelegenci : anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbaha dengan baik.

  










Tidak ada komentar:

Posting Komentar